18.MUSUH

116 34 2
                                    

Membenci bukan jalan terbaik untuk membalas luka yang telah kita rasakan, tetapi dengan keikhlasan kita bisa lapang menerima semua ujian

"Jenshaka adventara"

HAPPY READING

*****

Setelah beberapa hari jea terserang demam.kondisinya sudah lebih baik sekarang.namun belum ada tanda-tanda jika jea akan membuka matanya.

"Sayang...jea anak mama,jea kapan bangun nak."Hana mengusap lembut rambut putrinya itu.

"Kenapa jea jadi gini,ayo buka mata kamu nak"Hana terus memandangi wajah polos anaknya.

"Kak"panggil seseorang membuat Hana menoleh ke arah nya.

"Kak Hana istirahat dulu aja,Andra liat kak Hana jagain Liya terus,kak Hana juga harus istirahat"ucap Andra

"Gapapa dek.ini udah kewajiban kakak buat rawat jea,kak Hana gak mau ngulangin kesalahan yang sama lagi kayak dulu dek."lirih Hana sembari menatap jea dengan mata sendu.

"Kak.."

"Jen,jen-sha,ma-aafin aku"terdengar suara jea yang mengigau dan terus menyebut nama lelaki.

"Jea,sayang,ini mama nak"Hana mengusap puncak kepala jea.

Perlahan kedua mata jea mulai terbuka.jea menatap langit-langit kamar nya dan penglihatan nya pun masih kabur.

"Jea...kamu bangun sayang,mama telpon dokter ya"Hana segera mengambil ponsel miliknya itu.

"M-mah"lirih jea

"Iya sayang,jea mau apa hm"tanya Hana

Jea menggelengkan kepalanya pelan.

"Jea mau ketemu jensha"sahut jea

"ngapain si Lo mikirin orang yang sama sekali gak mikirin perasaan lo"sambung Andra kesal.

Jea menatap om nya itu dengan tatapan yang sulit diartikan.entah kenapa Andra masih saja ikut campur masalah nya dengan jensha.

"Sst...Andra"ucap Hana

"Inget Li,dia itu cuma bisanya nyakitin Lo,dia gak mikirin perasaan Lo sama sekali,dan mas aga juga udah minta dia buat jauhin Lo"sahut Andra

"P-papah"jea sedikit bingung bagaimana bisa Dirga mengetahui hubungan nya dengan jensha.

"Maksud om.jensha kesini kan"jea membangkitkan tubuhnya perlahan.

"Iya"

"Terus,om usir?"tanya jea

"Jea.. tenang dulu sayang"ucap Hana

SUNDAY जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें