32. Liam

12 1 0
                                    

Keesokan harinya, terlihat Lu Si yang terlihat sangat cantik dengan mengenakan gaun berwarna putih yang dipadukan dengan biru dan merah. Rambutnya yang biasa dibiarkan tergerai itu, kini terlihat dikepang menjadi dua bagian dengan hiasan yang terpampang dia atas kepalanya. Kecantikan gadis itu semakin terpancar jelas kala ia tersenyum manis ke arah para pengawal yang bertugas menjaga istana tersebut.

 Kecantikan gadis itu semakin terpancar jelas kala ia tersenyum manis ke arah para pengawal yang bertugas menjaga istana tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gadis itu tampak terlihat buru-buru dengan membawa tas kecil dan juga sebuah gulungan kertas yang berada di genggaman tangannya. Gadis itu pun terlihat dihalangi oleh para pengawal yang diberi tugas berjaga-jaga itu

"anda mau kemana putri? apa anda sudah mendapat ijin dari yang mulia?" tanya pengawal itu yang dibalas anggukan sehingga mau tak mau mereka pun akhirnya membuka akses pintu keluar untuk Lu Si.

Lu Si yang melihat itu pun akhirnya tersenyum senang lalu dengan cepat bergegas ke suatu tempat. Setelah beberapa jam berlalu, Lu Si pun telah sampai di suatu bangunan berukuran besar dan mewah itu lalu gadis itu pun dengan cepat melangkah masuk namun sebelum itu terjadi, langkahnya dicegat oleh seorang wanita dengan makeup yang menor yang menatapnya rendah sembari melihat penampilan gadis itu dari atas hingga bawah.

Mata wanita itu tampak menatap rendah ke arah Lu Si karena melihat penampilannya yang sederhana tersebut lalu dengan pandangan sinisnya ia pun mencoba mengusir Lu Si dengan menarik tangannya kasar untuk mengeluarkan gadis itu namun hal itu tidak terjadi karena Lu Si sama sekali tidak mau beranjak dari tempatnya sehingga wanita menor itu pun berkata dengan sinis

"apa yang dilakukan oleh gelandangan sepertimu di tempat ini? kau ingin mencuri ya?" ucap wanita tersebut dengan bibir merah tebal yang menyeringai.

Mendengar ucapan itu membuat kedua mata Lu Si membelalaktak karuan kala mendengar penghinaan yang disampaikan oleh pelayan yang menggunakan pakaian dan juga rok yang sangat ketat tersebut, yang dengan sengaja membuka kedua kancing bajunya itu, entah apa yang ingin dipamerkannya tersebut. Mendengar ucapan tersebut tentu tak membuat Lu Si diam saja karena mereka menjadi bahan pertontonan pengunjung lainnya. Tangan gadis itu mengepal dan berikutnya hal yang tak terduga pun akhirnya terjadi

PLAK

"Jaga mulutmu yang kotor tersebut, jangan berani-beraninya seseorang rendahan sepertimu berani menghinaku" ucap Lu Si dengan tatapan tajamnya membuat pelayan yang tadi menghinanya seketika menjadi gemetar ketakutan

"kau tau siapa yang telah kau hina ini?" tanya Lu Si dengan tatapan tajam menusuk pelayan itu

"aku Putri Lu Si" ucap Lu Si dengan nada yang dibuat keras agar pelayan tersebut mendengarnya.

Mendengar itu membuat pelayan itu terkejut dan gemetar ketakutan dan langsung bersimpuh kebawah untuk memeluk kaki Lu Si memohon pengampunan

"maafkan aku yang mulia putri, aku tidak tau" ucapnya sembari menangis sesenggukkan karena ketakutan jika nyawanya melayang, mengingat kekejaman dari Raja Azrel yang tak lain ayah dari Lu Si sendiri.

Cold Blooded Killer Where stories live. Discover now