24.Pencarian

25 1 0
                                    

Melihat wajah gadis itu yang merona, membuat Arga dengan lembut mengusap pipi gadis itu yang terlihat memerah lalu tampak pria itu yang kemudian menyisipkan rambut gadis itu dibelakang telinga sehingga gadis itu terlihat membatu karena di perlakukan seperti itu oleh pria di hadapannya

"Arga" panggil Lu Si dengan tatapan seriusnya itu hingga membuat tatapan mata pria itu tertuju pada gadis tersebut.

Melihat Arga yang menatapnya membuat Lu Si tersenyum lalu terlihat gadis itu pun dengan cepat mengambil alih ikat rambut yang ada di tangan pria tersebut, Arga yang sadar pun hanya dibuat terbengong dengan aksi Lu Si yang mengalihkan perhatiannya tadi itu hingga ikat rambut itu beralih kembali ke tangan gadis itu.

Terlihat wajah Arga yang tertekuk cemberut sehingga membuat Lu Si yang melihatnya pun hanya bisa tertawa oleh karena wajah pria itu yang terlihat lucu menurutnya

"sudah, jangan seperti itu lagi ya, lebih baik kau mencoba masakanku dulu oke, bagaimana menurutmu?" ucap Lu Si yang kemudian dibalas anggukan dari pria itu yang kini terlihat menatap hidangan yang ada di depannya tersebut.

Terlihat Arga yang mulai mencicipi masakan gadis itu, hingga tampak pria itu yang terlihat berhenti mengunyah makanannya itu sembari tatapan matanya tertuju sebentar ke arah gadis itu sehingga gadis itu sejenak terlihat ragu-ragu akan kemampuan masakannya ketika melihat raut wajah Arga itu

"apa kau tak suka?" tanya Lu Si dengan nada yang melemah hingga pria itu hanya bisa tertawa gemas di dalam hatinya ketika melihat dengan jelas raut wajah kecewa gadis tersebut

"kau yakin kau yang memasaknya?" tanya Arga sembari tersenyum

"iya aku yang memasaknya, kenapa?" tanya gadis itu

"asal kau tau masakanmu sangat asin" ucap Arga dengan nada mengejek ke arah Lu Si sedangkan Lu Si yang mendengar perkataan pria itu pun terlihat merona malu sembari menarik paksa mangkuk itu dan mencoba masakannya itu dan rupanya apa yang dikatakan pria itu tidak benar sehingga gadis itu terlihat kesal karena pria itu mempermainkannya

"kau berbohong padaku" ucap gadis itu sembari tertawa kesal sehingga Arga yang melihatnya pun malah ikut tertular tawa karena gadis itu terlihat lucu.

Melihat Arga yang ikut tertawa bahagia hanya karena hal kecil seperti itu entah mengapa membuat gadis itu berpikir jika sikap Arga padanya itu mulai menghangat tak seperti dulu yang selalu dingin padanya.

Hal itu tentu saja masih menjadi pertanyaan di dalam benak gadis tersebut, mengapa terkadang sikap pria itu padanya berubah-ubah tak jelas. Ingin sekali gadis itu bertanya pada Arga namun ia sudah tau jawaban pria itu karena saat ia bertanya pria itu hanya akan terdiam sembari menatapnya dengan tatapan kosong sehingga gadis itu selalu mengurungi niatnya untuk bertanya pada pria itu, entah apa yang sebenarnya terjadi namun ia bersyukur karena Arga yang kini makin dekat dengannya.

♤♤♤♤♤

Disisi lain terlihat dua orang pria yang terlihat terkujur lemah tak berdaya dengan perban yang menghias sekujur tubuh mereka itu, dan pastinya kalian tau jika mereka berdua adalah Azrel dan jendral Qianfan. Rupanya saat mereka dalam kondisi kritis tiba-tiba suatu keajaiban terjadi, mereka rupanya telah ditolong oleh para warga yang kebetulan sedang melewati jalan tersebut dan akhirnya mereka berdua pun dibawa menuju rumah tabib terdekat untuk mendapat pertolongan lanjut.

"Sial, kemanapun kau berada, aku takkan membiarkanmu berlari brengsek" ucap Azrel dengan emosi lalu meninju ke arah tembok untuk melampiaskan kekesalannya.

Mengingat perkataan Arga membuatnya sekujur tubuhnya bergetar hebat menahan tangis kala mengingat bahwa putri kesayangannya itu telah dibunuh oleh Arga dengan cara yang sangat kejam. Urat-urat di lehernya tercetak jelas kala ia menahan emosinya

"kau takkan bisa bersembunyi dariku bedebah" ucap Azrel dengan mata yang memerah karena terus menahan air matanya.

Sebagai seorang pria, ia harus mempertahankan harga dirinya, mana boleh seorang pria menangis, itu merupakan suatu hal yang paling memalukan bagi seorang Azrel.
Lalu terlihat pria itu yang kini telah berdiri sambil berjalan pelan dengan nafas terengah-engah menahan sakit akibat luka tusukan yang diberi oleh Arga tersebut. Terlihat Azrel yang merogoh saku jubahnya lalu melemparkan sekatong besar yang berisi emas itu yang kemudian jatuh berserakan dilantai yang tentu saja langsung diambil oleh tabib dan orang yang menolongnya itu dan tanpa mengucapkan terimakasih, ia meninggalkan tempat itu yang kemudian diikuti oleh Jendral Qianfan

"Qianfan"

"ya yang mulia" ucap jendral

"segera kumpulkan seluruh prajurit yang ada lalu tugaskan mereka untuk menggeledah seluruh rumah yang ada, carilah Arga, dan jangan kembali hingga kalian menemukannya" ucap Azrel dengan tatapan mata yang tajam

"kau salah mencari gara-gara denganku Arga, kau takkan kubiarkan lepas kali ini" batin Azrel dengan mata yang memerah menahan emosi

dan satu lagi, bagi yang menyembunyikan Arga dirumahnya, bunuh dia, tebas lehernya dan bawa kehadapanku, aku ingin melihat siapa yang telah menyembunyikannya" ucap Azrel dengan senyum keji yang tercetak jelas diwajahnya itu

"pergilah" usir Azrel

"baik yang mulia" ucap Jendral sembari menjalankan tugas yang telah diberi oleh Azrel. Terlihat jendral muda itu yang tengah sibuk mengumpulkan seluruh prajurit-prajurit yang ada untuk melakukan pencarian besar-besaran.

Terlihat kini di depan istana yang luas itu, berjejer seluruh pasukan prajurit dengan perlengkapan yang lengkap yang di temani dengan pedang disamping baju prajurit mereka itu yang terlihat mulai berjalan meninggalkan istana untuk melakukan tugas mereka.

Para warga yang melihat sejumlah besar prajurit yang membawa senjata lengkap pun berlari ketakutan menuju rumah mereka ketika melihat rumah mereka tengah di geledah, tepatnya rumah mereka digeledah habis-habisan oleh prajurit tersebut hingga mereka pun hanya bisa terdiam takala melihat barang-barang berharga mereka yang kini telah berserakan dilantai. Hanya air mata saja yang bisa menjelaskan keadaan kacau tersebut, namun dari sekian banyaknya orang disana, tak ada seorang pun yang berani menghentikan para prajurit itu karena mereka masih sayang dengan nyawa mereka.

"Tunggu, apa yang kalian lakukan dengan rumahku brengsek" ucap seorang anak lelaki remaja kepada para prajurit yang bertuhuh besar itu

"keluar dari rumahku brengsek, kau tuli" ucap anak tersebut dengan berteriak keras pada sekumpulan prajurit yang dari tadi menghiraukan perkatan anak tersebut, namun semuanya berakhir tak kala pedang dingin tersebut menebas leher anak malang itu

"berisik" ucap salah satu dari prajurit tersebut

"anakku" teriak seorang wanita paruh baya dengan air mata yang memenuhi wajah keriputnya, tangannya tersebut terlihat merengkuh badan lemas putranya yang telah tiada, matanya menatap nanar ke arah kepala putranya yang kini berada di sampingnya

"ini yang akan terjadi jika kalian mengganggu tugas kami" ucap prajurit yang tadinya membunuh anak tersebut dengan tersenyum keji sembari meninggalkan rumah itu.

10 September 2023
wah setelah sekian lama akhirnya aku update juga, dan entah kenapa tiba-tiba jadi kangen Arga makanya aku mutusin buat ngelanjut cerita ini sampai ending,dan buat kalian yang masih baca cerita ini terimakasih ya

Cold Blooded Killer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang