17. Cinta/Dendam?

65 13 22
                                    

Hai guys, sebelum membaca jangan lupa klik follow dan votenya ya and hari ini spesial banget loh karena today is my birthday🥳🎂

🎂🎂🎂

Langit yang tadinya berwarna biru kini perlahan mulai berubah menjadi berwarna orange dengan matahari yang nampak mulai terbenam lalu tampak seorang pria baru saja kembali ke rumahnya. Angin yang berhembus kencang terlihat menerba rambut pria itu yang saat itu terlihat melepas dan tak lupa menyembunyikan topengnya itu.

Lalu terlihat tangannya terus mengetuk pintu namun tak ada sahutan sama sekali dari dalam rumah sehingga pria itu pun langsung saja membuka pintu rumah itu yang ternyata tak terkunci sehingga pria itu pun langsung masuk ke dalam rumah sembari memanggil neneknya tersebut

"nenek" panggil pria itu yakni Arga namun tak ada jawaban sama sekali dari sang nenek

"mungkin sudah tidur" batin Arga sembari kakinya melangkah menuju kamar sang nenek namun seketika tubuh pria itu terlihat menegang dengan wajah yang mengeras saat melihat sang nenek yang telah terbujur kaku di lantai dengan kondisi yang sangat mengenaskan dengan kepala yang terpisah dari tubuhnya.

Melihat sang nenek yang telah kehilangan nyawanya apalagi sang nenek yang selama ini menjadi sosok yang selalu menyemangatinya itu kini telah tiada sontak membuat Arga langsung saja kehilangan tenaganya dan merasa lemas sehingga pria itu langsung saja jatuh berlutut dihadapan mayat sang nenek yang berlumuran darah.

Mata Arga terlihat memerah karena marah dan tangan pria itu terlihat mengepal, air matanya terus saja mengalir di wajahnya itu karena masih tak percaya dengan apa yang terjadi saat itu. Tangan pria itu mengambil tangan sang nenek sembari mencium tangan itu dengan air mata yang terus mengalir saat melihat kondisi tubuh sang nenek yang tak utuh lagi sehingga membuat pria itu sakit hati karena kehilangan sosok berharga dan berjasa didalam hidupnya

"nenek mengapa kau harus seperti ini, mengapa kau meninggalkanku sendirian? aku takut sendirian" ucap Arga seolah berharap sang nenek bisa kembali bersamanya dan mereka bisa tertawa seperti dulu lagi namun sekarang berbeda karena ia tak lagi memiliki siapa-siapa disampingnya sehingga membuat pria itu memejamkan matanya erat sembari terisak begitu keras dan tak mempedulikan orang yang mendengarnya.

Tangan Arga berulang kali terlihat memukul lantai melampiaskan amarahnya lalu memeluk tubuh sang nenek yang terbujur kaku dan berlumuran darah yang mungkin akan menjadi pelukan terakhirnya bersama sang nenek. Pria itu kini tampak frustasi ketika harus menghadapi lagi kenyataan pahit dimana ia harus kehilangan orang-orang yang disayanginya.

Mengapa takdir begitu kejam padanya? tak hanya mengambil orang tuanya namun sang nenek pun yang hanya ia miliki satu-satunya kini juga telah tiada dan meninggalkannya sendirian dan lagi-lagi ia harus meninggalkan gadis yang selama ini ia cintai karena suatu fakta yang mengejutkannya dimana ayah gadis itulah dalang kematian kedua orang tuanya, sepertinya ia tak memiliki harapan lagi untuk bersama gadis itu.

"Tuhan, apa lagi yang akan kau ambil dariku?? aku sudah tak memiliki siapa-siapa lagi di sisiku, semuanya telah lenyap tak tersisa" teriak Arga frustasi sembari terus saja menangis tanpa henti sembari menarik rambutnya kasar lalu tangisan pria itu terhenti ketika menyadari secarik surat yang tertera nama Azrel di samping tubuh sang neneknya sehingga ia pun segera mengambil surat itu dan membukanya.

Surat itu yang berisi: dimana kau menyembunyikan putriku? bukan kah sebelumnya sudah kubilang jauhi putriku, inilah yang akan terjadi karena kau tak pernah mau mendengarkanku dan bagaimana dengan kejutannya Arga?.

Saat membaca surat itu sontak membuat Arga seketika sangat marah apalagi saat mengetahui jika lagi-lagi pembunuh neneknya merupakan orang yang sama membunuh orang tuanya sehingga membuat pria itu sangat marah dan langsung merobek surat itu sembari berkata tajam

Cold Blooded Killer Where stories live. Discover now