12. Ancaman

90 20 4
                                    

Jangan lupa votenya ya dan follow akun author juga

happy reading

Saat melihat kondisi Arga yang terlihat terluka parah membuat hati Lu Si pun sangat hancur, gadis itu pun terlihat masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini. Pria yang selama ini selalu gencar mendekatinya, yang membuatnya selalu tersenyum saat kehadiran pria itu disampingnya kini malah terlihat lemah tak berdaya bahkan tubuh pria itu dipenuhi oleh luka-luka yang sangat mengerikan akibat siksaan itu.

Tangan gadis itu terlihat gemetar saat akan mengusap wajah Arga yang terdapat luka goresan yang cukup panjang sehingga hal itu tentu saja merusak wajah tampannya itu, Lu Si yang tak mengetahui bahwa ayahnya pun turut ikut campur tangan dalam penyiksaan Arga pun berpikir bahwa itu semua hanyalah ulah dari algojo brengsek itu.

Bulu mata lentik gadis itu terlihat berair karena gadis itu sekarang sedang menahan air matanya agar tak terjatuh lalu tatapan gadis itu beralih pada kedua tangan dan kaki pria itu yang terlihat di rantai sehingga menimbulkan luka memar, merasa tak tahan akhirnya membuat Lu Si segera mengobrak abrik isi ruangan itu hingga berantakan hanya untuk mencari kunci untuk membuka rantai tersebut.

Namun tak di dapatinya kunci itu dimana-mana sehingga membuat gadis cantik itu merasa frustasi sambil memegang dagunya tanda berpikir lalu tiba-tiba tanpa sengaja matanya itu menangkap kunci itu yang ternyata berada di genggaman tangan besar algojo itu yang terlihat masih pingsan sehingga dengan cepat gadis itu langsung segera mengambil kunci itu dan segera membuka rantai itu dari tangan dan juga kaki pria itu sehingga Arga pun langsung terjatuh lemas dalam pelukan gadis itu

"Arga" ucap Lu Si lembut sembari mengelus pipi pria itu berharap pria itu akan segera terbangun, air mata gadis itu pun terus menetes hingga mengenai wajah pria itu

"Arga bangunlah, maafkan aku. Ini semua terjadi karenaku" ucap Lu Si sembari terisak saat menatap wajah Arga yang semakin pucat

"bertahanlah Arga, aku akan kembali" ucap Lu Si sembari mengelus pipi pria itu lalu segera beranjak mencari kotak obat-obatan dan tak lama kemudian gadis itu kembali dengan membawa sebuah kotak kecil yang di dalam berisi obat-obatan lalu dengan perlahan gadis itu mulai membasuh terlebih dahulu luka Arga yang masih terlihat mengeluarkan banyak darah lalu setelah itu ia pun mulai mengoles obat itu dengan berhati-hati karena tak ingin menyakiti pria itu, mata gadis itu menatap nanar ke arah luka-luka pria itu sembari tangannya terus mengolesi obat itu berharap semoga luka-luka itu bisa segera sembuh

"maaf, maaf, maafkan aku" ucap Lu Si berkali-kali sambil tangannya terus mengobati pria itu lalu gadis itu pun tampak membalut tubuh pria itu menggunakan perban sehingga terlihat seperti ia sedang memeluk pria itu kemudian jemari Lu Si pun terlihat kembali mengoleskan obat di luka goresan yang terdapat di wajah pria itu.

Tanpa di ketahui oleh Lu Si, rupanya pengawal tadi yang dipukul hingga pingsan itu rupanya telah sadar dan langsung memberitahu pada raja jika Lu Si telah berhasil kabur dari paviliunnya sehingga mendengar itu raja pun langsung murka dan langsung memukul pengawal itu lalu kemudian raja pun bergegas menuju penjara bawah tanah dimana Lu Si dan Arga berada.

Sesampainya disana terlihat raja yang terkejut melihat keadaan disana yang terlihat kacau lalu pandangannya beralih ke arah algojo andalannya itu yang terkapar lemah tak berdaya di lantai dengan bekas luka cambukkan di tubuh pria itu.

Rupanya Lu Si tak menyadari keberadaan sang ayah yang berada di belakangnya sedangkan gadis itu sendiri terlihat sibuk mengobati Arga sehingga raja pun terlihat tak suka saat melihat kedekatan sang putri kesayangannya itu bersama Arga sehingga raja pun langsung membentak gadis itu kasar

"APA YANG KAU LAKUKAN?" bentak sang raja sehingga membuat Lu Si pun terperanjat kaget saat mendengar bentakan ayahnya dan refleks melihat kebelakang dimana terlihat sang ayah yang sudah berdiri dibelakangnya dengan raut wajah marah

"a..ya..h" ucap Lu Si terbata-bata karena takut melihat kemarahan ayahnya itu

"kembali sekarang juga ke paviliunmu Lu Si" ucap raja dengan nada perintah namun tentunya langsung ditolak tegas oleh gadis tersebut

"tidak, sampai kapanpun aku tidak akan meninggalkannya, dia seperti ini karenaku" ucap Lu Si

"baiklah jika itu kemauanmu tapi jangan salahkanku jika saja aku membunuh langsung pria itu beserta keluarganya di depan matamu, kau tau jika ayah tak pernah berbohong mengenai ucapan ayah sendirikan?" ucap raja sehingga membuat Lu Si mengepalkan tangannya menahan amarah saat mendengar ucapan sang ayah yang mengancamnya.

Terlihat Lu Si yang masih belum beranjak dari tempatnya, gadis itu tampak masih enggan untuk melepaskan pelukannya pada Arga namun ia tak ingin egois dengan hanya memikirkan perasaanya saja

"baiklah aku akan kembali tapi aku mempunyai satu syarat saja" ucap Lu Si

"aku ingin ayah melepaskannya" lanjut Lu Si sembari menatap mata ayahnya dan memohon untuk melepaskan pria tak bersalah itu

"baiklah, ayah akan menuruti permintaanmu tapi jangan pernah berdekatan dengannya lagi karena ayah tak suka melihatmu bersama pria miskin itu" ucap raja sembari menatap ke Arah Arga

"mengapa ayah tega berkata seperti itu?" ucap Lu Si tak percaya saat mendengar ucapan penghinaan yang keluar dari mulut ayah tercintanya itu, tampak gadis itu yang tak menyangka dengan sang ayah yang menghina Arga

"karena kau adalah seorang putri mahkota yang sebentar lagi akan dinobatkan dan seorang putri tentunya tak pantas bersama seorang pria gelandangan sepertinya, apa kata orang di luar sana saat mengetahuinya, yang ada malah kamu yang akan ditertawakan oleh rakyatmu sendiri" ucap sang raja

"dan karena kedekatanmu dengan pria sampah itu membuatmu menjadi membangkang dengan perkataan ayahmu sendiri, kau membuat ayah sangat kecewa padamu, rupanya pria itu sangat berdampak buruk bagimu putriku dan karena itu ayah sudah memutuskan akan secepatnya menjodohkanmu dengan pangeran William, dia yang terbaik bagimu" ucap sang raja membuat Lu Si menatap ayahnya tak percaya, mata gadis itu terlihat memerah menahan tangisnya saat mendengar ucapan ayahnya itu

"ayah kau bercandakan?" ucap Lu Si sembari tertawa kecil namun ketika melihat ekspresi sang ayah yang terlihat serius membuat gadis itu tak lagi bisa menahan tangisnya dan barang di sekitarnyapun dijadikan pelampiasannya

Prang

tampak gadis itu yang terlihat menjambak kasar rambutnya sendiri karna frustasi sekaligus kecewa dengan keputusan sang ayah

"aku, aku tak akan ingin dijodohkan olehnya, aku tak ingin terus hidup bersama dengan orang yang tidak pernah kucintai, sampai kapanpun aku tak akan pernah bersama pria itu" ucap Lu Si sembari tangannya yang tanpa sadar terus bertaut dengan tangan Arga sehingga membuat raja pun tak suka melihat kedekatan mereka

"keputusan ayah sudah bulat, kau akan tetap dijodohkan dengan pangeran William" ucap sang raja namun dengan cepat dibantah oleh gadis itu

"itu tidak akan pernah terjadi" ucap Lu Si sembari tersenyum sinis sehingga membuat sang raja pun menjadi marah dan segera pergi meninggalkan Lu Si sendirian yang sedang menangis.

Tanpa disadari oleh gadis itu rupanya Arga telah sadar sedari tadi dan diam-diam terus mendengar percakapan mereka itu dan tampak pria itu tersenyun bahagia saat mengetahui gadis pujaan hatinya ternyata tak menaruh hati pada pangeran William. Rupanya walaupun disakiti secara fisik maupun mental oleh ayah sang gadis namun pria itu masih tetap menaruh harapan untuk medekati sang gadis pujaan hatinya.

11 Desember 2021

Jangan lupa votenya

Cold Blooded Killer Where stories live. Discover now