26.Hukuman Mati

32 1 0
                                    

Terlihat pria itu yang mulai mengerjap-ngerjapkan kedua matanya. Perlahan mata pria itu terbuka sepenuhnya.

Gelap. Satu kata yang menggambarkan kondisi yang saat ini dialami oleh pria tersebut. Hanya ada beberapa obor yang menerangi dibagian titik posisi tertentu. Bau anyir darah sangat menyengat yang tentu saja sangat mengganggu bagi siapa saja yang berada disana, namun itu tidak berlaku bagi Arga.

Pria itu memandangi tangannya yang telah dirantai itu yang telah di gantung ke atas tiang yang berada di dekatnya yang membuat dia mau tak mau harus menahan bobot berat tubuhnya yang perlahan mulai melemas. Tak ada tenaga lagi, kakinya tak sanggup berdiri dikarenakan sepanjang perjalanan itu mereka menyeretnya dengan keras sehingga membuat luka yang cukup parah pada pria tersebut. Darah terus mengalir dari tangannya yang sedari tadi mencoba dengan sekuat tenaga untuk tidak ambruk begitu saja.

Wajah yang dulunya tanpa noda kini berubah menjadi luka goresan yang sengaja dibuat oleh Azrel. Tangan Arga terlihat mengepal tak kala menyadari kehadiran Azrel.

Tampak Azrel yang menatap puas ke arah Arga yang terlihat tak berdaya, lalu berkata

"tidak ayah, tidak anak, ternyata sama-sama lemah" ucap Azrel dengan nada remeh menatap Arga yang tak bisa berbuat apa-apa.

Tampak kedua tangan Arga yang mengepal mendengar perkataan Azrel. Melihat tangan Arga yang mengepal membuat pria itu tertawa lalu berkata

"kenapa? kau tak terima aku berkata seperti itu?" kata Azrel

"pukul aku jika kau bisa" ucap Azrel lagi sembari menepuk pipinya sendiri mencoba menantang Arga yang masih dalam kondisi dirantai

"brengsek, dasar iblis bedebah" teriak Arga menggelegar memenuhi ruang bawah tanah tersebut

"kau tau Arga, sedari dulu aku sangat memimpikan momen ini, aku akan mencabik-cabikmu sama seperti yang dulu aku lakukan terhadap ayahmu" ucap Azrel dengan sorotan mata tajam membunuh

"takkan kubiarkan kau lepas lagi, kalian itu tidak pantas merasalan kebahagiaan" ucap Azrel sembari mengepalkan tangannya ketika mengingat kenangan pahit yang merasuk dalam dirinya

"jika saja perjodohan itu tidak terjadi maka tak akan pernah terjadi seperti ini, jika saja ibumu memilihku pasti ini semua tidak mungkin terjadi" ucap Azrel

"ibumu malah memilih meninggalkanku dan hidup bersama ayahmu haha, seandainya saja aku mempunyai kekuasaan yang cukup waktu itu untuk merebut ibumu dari ayahmu" ucap Azrel dengan tatapan sendu

"kau tau apa yang aku lakukan Arga, aku membunuh mereka, tidak, lebih tepatnya membunuh orang yang telah mencuri orang yang kucintai" ucap Azrel sembari tertawa.

Mendengar itu membuat Arga naik pitam hingga terlihat wajahnya yang mengeras lalu kejadian tak terduga pun terjadi. Azrel menatap tajam ke arah Arga yang rupanya membuang ludah pada wajahnya itu

"kau memang tak pantas hidup bahagia brengsek" ucap Arga sembari tertawa sini

"iblis keji sepertimu hanya pantas hidup berbahagia di neraka" lanjut Arga dengan tatapan nyalang.

Mendengar itu membuat iblis dalam diri Azrel pun membrontak sehingga dengan marah langsung meninju perut Arga hingga mulut pria itu mengucurkan darah segar. Belum puas dengan itu semua, Azrel terlihat kembali dengan seember berisi air garam yang mana ia berencana untuk menuangkan ke atas tubuh Arga yang sudah penuh dengan luka tersebut.

Kalian tau kan apa yang terjadi selanjutnya.

Dengan mata yang kehausan akan darah itu, ia menuangkan seember air garam ke tubuh pria malang tersebut sehingga terdengar suara teriakan Arga yang menggema di sana

Cold Blooded Killer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang