6. Just A Friend To You

Mulai dari awal
                                    

Perlahan kepala Irina menoleh, ia mencari keberadaan para wartawan ketika ia keluar dari mobil Al. Jika Al tidak ingin bersandiwara, baiklah, maka ia sendiri yang akan menyudahi permainan yang ia mulai tanpa meminta untuk kedua kalinya pada Al. Ia menegakkan kepalanya, melihat ada seseorang yang bersembunyi di seberang jalan dengan kamera melingkar di lehernya. Tak lama pula, Al keluar dari mobil dengan kacamata hitam melindungi mata cokelatnya.

Al mencoba menarik tangannya, namun Irina menyentakkan tangan Al sehingga pria itu menatapnya bingung. Wajah Irina sudah menatap Al dengan tajam, beberapa orang yang lewat menatap mereka. Irna mengambil napas dalam-dalam, ia tidak cocok menjadi artis dengan skenario dadakan yang akan ia lakukan. Cukup berjalan di panggung dengan pakaian dari brand ternama atau photo shoot menjadi bagian di hidupnya, akting? Terima kasih.

“Lepas! Kamu sendiri yang bilang, kalau aku tidak lebih baik dari wanita-wanita kamu terdahulu. Jadi lebih baik kita over!”

Dahi Al berkerut mendengar ucapan Irina, mata perempuan itu berkedip memberikannya kode. Entah apa yang ada di benak Irina sehingga ingin membuat keributan di saat perutnya sedang kosong.

What did you say?” tanya Al dengan wajah bingung.

Over! Go away from me.” Ujar Irina dengan tangannya yang mengusir Al dari wajahnya, ia menatap Al dengan jijik.

“You said, you love me, Irina.”

Irina ingin tertawa saat itu juga ketika mendengar ucapan Al, akting Al benar-benar diluar dugaannya. “I saw you with her! Enough, Alexander, just leave me.

Tatapan Irina begitu memohon menatap Al, ia ingin Al membiarkannya pergi. Namun siapa sangka, bahkan drama yang sedang Irina mulai hancur seketika. Di luar dari ekspektasinya yang mengharapkan kemudahan keluar dari hubungan yang tidak baik ini, dan nyatanya sekarang ia berada dalam dekapan Al.

Pria itu memeluknya dengan erat, mata Irina terbelalak kaget merasakan hangatnya pelukkan yang Al berikan kepadanya. Tangan Al membelai rambutnya dan menenggelamkan kepalanya di lekuk lehernya, hingga kedua tangan Al berhenti mendekap lebih erat tubuhnya. Sebuah pelukan yang sangat merindukan begitu Irina rasakan, bahkan kedua tangan Irina terasa kaku tak mampu membalas dekapan Al.

________________
Why you gotta hug me
Like that every time you see me?
________________

“Harusnya kamu biarin aku pergi, bukan malah meluk aku, Al.” Bisik Irina dengan lirih.

“Kamu tahu, Ir, kalau aku tidak akan membiarkan kamu pergi tanpa aku sekali pun.” Balas Al dengan lembut.

Tiba-tiba hati Irina terasa menghangat, ia membalas pelukkan Al dengan lebih erat. Merasakan kehangatan yang sudah lama tak ia rasakan dari tubuh Al, pria yang mampu membuat dunianya lebih berwarna dibadingkan hari sebelumnya.

_________________
Why you always making me laugh
Swear you're catching feelings
_________________

“Aku tidak ingin karena hubungan palsu kita, kamu dan Sandra semakin sulit.” Lagi Irina menjelaskan rasa takutnya.

“Tenang, dia tahu kalau kita hanya bersandiwara.”

Irina tersenyum miris mendengar ucapan Al, ia berusaha untuk membuat semua lebih mudah. Memudahkan Al menjalani hubungan dengan Sandra, dan tentu saja memudahkannya lepas dari hidup Al yang selalu membuatnya bergantung pada pria yang memiliki kharisma mematikan. Seperti sekarang, rasanya berat untuk melepas Al dari dekapannya.

🍜🍝🍝🍝🍝🍝🍜
_

___________
I loved you from the start
So it breaks my heart
____________

Reis [Re-write]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang