CHAPTER 82

4.1K 507 39
                                    

Sementara di Kuil Sacra Arcanum, Archiepiscoups berjalan dengan langkah pasti. Dia memimpin jalan dengan karisma dan otoritas yang tercermin dari setiap gerakan langkahnya. Sera yang berjalan di belakangnya pun terus-menerus memperhatikan setiap detail kuil yang dijelaskan oleh Archiepiscoups.

Sedangkan Ardan yang berjalan di samping Sera hanya menatap sekilas bangunan kuil tanpa terlalu memperhatikan detailnya. Dia tak begitu tertarik pada struktur fisik kuil ini.

Lantas Archiepiscoups membalikkan badannya. Membuat langkah Sera dan Ardan seketika terhenti. "Saya harap anda dapat memahami penjelasan yang saya berikan tadi. Karena kontruksi bagian dalam Kuil Sacra memang lebih sedikit rumit jika dibandingkan dengan bagian luar." Ucap Archiepiscoups dengan ramah.

Seketika Sera tersenyum tipis. "Terima kasih atas penjelasannya, Tuan Archiepiscoups."

Archiepiscoups menganggukkan kepalanya pelan. "Ada satu ruangan yang akan saya tunjukan pada anda. Mari ikut saya ke sebelah sini." Timpal Archiepiscoups sambil kembali memimpin jalan menuju lorong lain.

Saat mereka melangkah masuk ke salah satu lorong dalam kuil tersebut. Pandangan Sera seketika melayang ke sekeliling lorong tersebut. Setiap inci ruangannya diselimuti oleh ukiran-ukiran rumit yang menghiasi lengkungan-lengkungan di antara pilar-pilar, membentuk motif yang begitu indah dan unik yang membedakannya dari lorong-lorong lain di sekitarnya.

 Setiap inci ruangannya diselimuti oleh ukiran-ukiran rumit yang menghiasi lengkungan-lengkungan di antara pilar-pilar, membentuk motif yang begitu indah dan unik yang membedakannya dari lorong-lorong lain di sekitarnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ini adalah ruangan khusus untuk menyimpan benda suci yang akan digunakan dalam Upacara nanti." Jelas Archiepiscoups dengan ramah.

"Benda suci?" Ucap Sera dengan rasa heran yang terpancar dari wajahnya.

"Benar, Lady. Benda suci itu bukan hanya Pedang Anda dan Yang Mulia Putra Mahkota. Tetapi ada artefak lain yang telah kami pilih sebagai persembahan utama dalam upacara kali ini." Jawab Archiepiscoups dengan kelembutan.

Sera yang mendengar itu hanya menganggukkan kepalanya pelan. "Dan mulai besok Pedang anda dan Yang Mulia Putra Mahkota akan di simpan dalam ruangan ini hingga menjelang upacara Resonansi Sacrosanct." Sambung Archiepiscoups.

"Ya?" Ucap Sera dengan terkejut.

Sementara Ardan yang mendengar itu seketika menatap datar Archiepiscoups. "Tidak." Ucap Ardan dengan tegas.

Hal itu sontak membuat Sera dan Archiepiscoups mengalihkan pandangannya pada Ardan. "Pedang Wrath of the Ancients tak bisa di tinggal sembarangan begitu saja oleh pemiliknya." Sambung Ardan dengan datar yang seketika membuat Archiepiscoups terdiam.

Sesaat Sera yang tadinya terdiam pun kemudian menolehkan kepalanya pada Archiepiscoups. "Tuan Archiepiscoups kalau boleh saya tahu mengapa Pedang saya dan Yang Mulia Putra Mahkota di simpan dalam ruangan ini?"

"Karena kedua Pedang tersebut perlu menyatukan energi masing-masing sebelum upacara Resonansi Sacrosanct di mulai. Hal itu bertujuan untuk memperoleh berkat dari Dewa melalui kedua Pedang tersebut" Jawab Archiepiscoups dengan sopan.

The Conqueror of Blades and HeartsWhere stories live. Discover now