CHAPTER 76

4.7K 619 9
                                    

Saat itu juga Sera membelakkan kedua bola matanya dengan sempurna. Sementara, orang-orang itu mulai melancarkan serangan-serangan kepada Lucian secara bersamaan. Dengan satu tangan Lucian yang masih memegang tangan Sera tanpa berniat melepaskannya sama sekali.

Meski untuk sekedar menangkis serangan tersebut. Tapi Lucian seolah tidak mengalami kesulitan dalam mengayunkan pedangnya untuk menangkis serangan-serangan yang datang bertubi-tubi dari orang-orang tersebut.

Bahkan Lucian mampu menangkis setiap serangan dengan gesit walau hanya menggunakan satu tangan. Justru gerakannya dalam menyerang dan menangkis jauh lebih cepat dan lincah. Terkadang Lucian pun mengalihkan genggaman tangannya pada Pinggang Sera.

Lalu dengan cepat menarik Sera ke dalam pelukannya. Saat orang-orang itu hampir saja menyerang Sera dari arah belakang. Sera yang melihat kepiawaian Lucian dalam mengontrol situasi yang mendesak tak jarang dibuat terkesima. Tapi meski begitu tak jarang juga Sera menggerakan salah satu kakinya ke belakang untuk membantu Lucian. Saat orang-orang itu berniat menyerang ke arahnya tanpa di ketahui oleh Luciam.

Sementara Zephyr yang sedari tadi mengamati. Seketika menggeram dengan raut wajah frustasi serta salah satu tangan yang terkepal dengan erat. Saat melihat ketidakmampuan anak buahnya dalam menyerang pria yang merupakan pemilik Pedang Soulforge Eternity tersebut.

Lantas Zephyr yang melihat itu kembali menggeram kesal. Kemudian tanpa ragu dengan satu gerakan tangannya Zephyr menciptakan sebuah lingkaran sihir di hadapannya dengan energi yang sangat kuat.

"Kau sendiri yang memilih mati melindungi wanita itu." Gumam Zephyr dengan menyunggingkan senyum miring.

Lantas segerombolan monster gloomhounds tiba-tiba muncul dari dalam lingkaran tersebut. Makhluk-makhluk tersebut tampak menyeramkan dengan langkah yang cepat dan ganas saat mereka berlari menuju Lucian. Sementara Sera yang tak sengaja melihat gloomhounds yang keluar dari sebuah lingkaran sihir itu. Sontak melebarkan kedua bola matanya dengan sempurna.

"Lucian, lepaskan tanganmu." Ujar Sera dengan cemas. "Para monster itu berlari kemari." Sambungnya.

"Tidak." Sahut Lucian dengan cepat seraya terus mengayunkan pedangnya tanpa henti.

"Lucian lepaskan! kau tak akan bisa menangani mereka hanya dengan menggunakan satu tangan!" Hardik Sera semakin cemas.

"Mereka mengincarmu. Aku tak bisa melepaskanmu." Balas Lucian dengan tetap fokus menangkis serangan tersebut.

Bagaimana mungkin dia melepaskannya. Padahal jelas-jelas orang-orang ini mengincar gadis ini. Dia tak tahu apa yang mereka incar dari Sera. Tapi, dia tak akan membiarkannya meskipun dia harus terluka.

"Lucian monster itu semakin mendekat. Lebih baik kau lepaskan aku." Cecar Sera dengan degup jantung yang mulai menggila.

Ia terus berusaha keras untuk membujuk Lucian agar melepaskan pegangan pada pinggangnya. Kekhawatirannya semakin menjadi saat kawanan monster yang semakin mendekat ke arah mereka.

Sayangnya, Lucian seperti tidak mau mendengarkannya. Justru yang dilakukan pria itu sebaliknya. Lucian justru semakin menarik pinggang Sera untuk lebih dekat ke arahnya. Sambil terus mengayunkan pedangnya dengan kecepatan yang luar biasa.

Sementara Zephyr yang menyaksikan kepanikan yang terpancar dari raut wajah Sera. Kemudian terkekeh pelan seolah menikmati kegelisahan yang terpancar dari wanita tersebut.

Jantung Sera terus berdetak dengan cepat. Ketika sekawanan gloomhounds semakin mendekat dengan cepat. Begitu jarak mereka semakin dekat tanpa ragu ia pun mendorong tubuh Lucian dengan kuat. Hingga membuat tangan Lucian yang melingkar di pinggangnya terlepas.

The Conqueror of Blades and HeartsWhere stories live. Discover now