CHAPTER 43

13.3K 998 18
                                    

Malam itu dalam keheningan gemerlap. Sebuah pesta dihelat dengan kemewahan yang memikat. Cahaya lampu kristal memantulkan kilauan warna-warni di seluruh ruangan.

Para pemuda dan pemudi berkumpul. Membaur dalam suasana kegembiraan dan tawa. Mereka berbincang-bincang dengan penuh semangat. Menciptakan harmoni dari suara-suara ceria dan musik yang mengalun lembut.

Namun, seketika seluruh seluruh tamu yang hadir dalam pesta tersebut. Secara serentak mengalihkan seluruh perhatian mereka. Mereka berbalik dan menatap dengan kagum pada dua sosok yang baru saja melangkah bersama-sama memasuki pesta tersebut.

"Wah, bukankah itu Lady Ravenscorft."

"Dia yang kemarin menjadi perbincangan hangat di kalangan kelas atas bukan?"

"Benar, karena Pedang serta kekuatan yang dia miliki."

"Ku dengar katanya pedang itu merupakan peninggalan yang dimaksud oleh Baginda kaisar saat itu."

"Bukankah benda itu berhasil dibawa oleh Putra Mahkota? lalu kenapa Lady Ravenscorft bisa memilikinya?"

"Dari rumor yang beredar di kalangan bangsawan kelas atas. Sebenarnya benda itu berhasil dibawa oleh Lady Ravenscorft. Tapi Lady meminta kekaisaran untuk merahasiakannya."

"Wah, jadi selama ini kekaisaran mengumumkan berita palsu?"

"Tunggu sebentar, siapa pria yang menjadi partner Lady Ravenscorft kali ini?"

"Aku pikir, Lady Ravenscorft akan datang bersama Yang Mulia Grand Duke Ravenscorft."

"Bukankah pria yang menjadi partner Lady Sera kali ini sangat tampan."

"Betul, aku sampai tak bisa mengalihkan pandanganku saat melihatnya."

Sera dan Ardan dengan santai berjalan memasuki pesta tersebut. Kedua orang itu seketika menjadi pusat perhatian para tamu dalam pesta tersebut. Sekilas Sera melirik ke arah Ardan yang dengan santai berjalan di sampingnya. Seolah tak terganggu dengan para bisikan orang-orang yang membicarakan tentangnya.

"Kau terpesona, Nona?" Goda Ardan dengan pandangan lurus ke depan.

"Cih, kau terlalu percaya diri." Elak Sera dengan pandangan yang kemudian beralih.

"Kau terlalu banyak berdalih. Padahal aku tahu kau terpesona."

Sera seketika mendelik tajam pada Ardan. Sedangkan Ardan hanya tersenyum tipis sambil sesekali matanya melirik ke arah gadis di sampingnya.

Sera sontak memutarkan kedua bola matanya dengan malas. Tapi jika yang dikatakan Ardan barusan. Ya, dirinya memang sempat terpesona untuk sesaat. Ingat hanya sesaat. Pikirannya kembali terlempar pada beberapa saat yang lalu.

*****

Raven seketika mengerutkan keningnya begitu mendengar perkataan Willem. Pria itu mengatakan bahwa partner putri sulungnya adalah pria berambut panjang itu. Sontak Raven langsung memijat pangkal hidung.

"Aku tak mengerti kenapa dia menginginkan pria itu menjadi partnernya. Apa tidak ada orang lain selain pria itu?" ucap Raven dengan nada heran.

Willem sontak mengangkat kepalanya. Pandangannya bertemu dengan tuannya yang sedang memijit tulang hidungnya. "Yang Mulia, sebenarnya Yang Mulia Putra Mahkota mengajukan diri untuk menjadi partner Nona kali ini." ujarnya dengan nada rendah.

Seketika Raven langsung menatap Willem tajam. Dia bilang putra mahkota mengajukan diri untuk menjadi partner putrinya kali ini.

"Tidak." sahut Raven dengan cepat dan tegas. "Aku tidak akan mengijinkannya. Lebih baik dengan pria berambut panjang itu ketimbang dengan Putra Mahkota." tambahnya.

The Conqueror of Blades and HeartsWhere stories live. Discover now