CHAPTER 38

15.6K 1.1K 4
                                    

Lucian yang tengah fokus dalam sesi sparing dengan Kaelen. Tiba-tiba menghentikan aktivitasnya saat ia mendengar seseorang memanggil namanya. Ia mengernyitkan keningnya. Ketika salah satu anak buahnya berlari mendekat dengan terburu-buru.

"Ada apa denganmu?" Lucian bertanya heran, matanya memandang anak buahnya dengan tatapan tajam.

Anak buahnya menghentikan langkahnya di depan Lucian. Napasnya tersengal-sengal mencoba menghirup udaranya di sekitarnya. "Y-ya-yang Mu-- liah," ucapnya dengan napas yang terputus-putus.

Lucian mendengar kata-kata itu dan hanya bisa memutar bola matanya dengan malas. Ia mengangkat alisnya dan berkacak pinggang. Menatap anak buahnya dengan ekspresi datar.

"Putri dari Yang Mulia Grand Duke telah pulih," sambungnya.

Lucian mendengar kabar pulihnya Sera.Tiba-tiba terdiam dengan mata yang terpaku menatap anak buahnya. Entah mengapa, ada rasa lega yang menyelinap di hatinya setelah mendengar kabar baik tersebut dari wanita itu.

Pada saat peristiwa mengerikan di Hutan Eldermyst terjadi seminggu yang lalu. Sera tiba-tiba terjatuh pingsan.

Hal itu membuatnya merasa sangat cemas dan panik. Dia tak tahu apa yang harus dilakukan. Namun, di tengah kepanikannya.

Grand Duke Ravenscorft dengan tiba-tiba muncul dan mengambil alih Sera darinya. Dia langsung membawa putri itu pergi ke mansionnya tanpa sepatah kata pun.

Kejadian itu meninggalkan Lucian dalam kebingungan dan kekhawatiran. Karena tak bisa berbuat banyak. Setiap kali Lucian berusaha untuk berkunjung dan memastikan keadaan Sera.

Grand Duke Ravenscorft selalu melarangnya dengan tegas. Bahkan Dia sampai mengeluarkan larangan. Di mana semua orang dilarang keras berkunjung ke mansionnya hingga sebulan ke depan.

Larangan itu berlaku tidak hanya bagi orang-orang bangsawan saja. Tetapi berlaku juga bagi anggota keluarga kekaisaran sendiri. Sebenarnya ia merasa tak terima saat mendengar larangan tersebut. Namun, Grand Duke Ravenscorft tetap bersikeras dan mempertahankan larangannya.

Meski ia pun sampai mengeluarkan perintahnya sebagai Putra Mahkota. Tapi tetap saja Grand Duke Ravencsorft tidak bisa memberikan ijin untuknya. Sialnya, mau tidak mau, ia harus menuruti perintah Grand Duke untuk tidak datang ke mansion itu.

Namun, meski ia tak bisa datang kesana. Bukan berarti ia tak memiliki cara lain untuk mendapatkan kabar tentang Sera. Dengan sengaja, ia memerintahkan anak buahnya untuk memantau keadaan wanita itu.

"Saat ini bagaimana keadaannya?" Tanyanya dengan cepat.

"Saat ini, Putri sulung Grand Duke sudah mulai melakukan aktivitasnya seperti biasa. Namun, Grand duke tetap melarang putrinya untuk keluar dari mansion." Lucian mengangguk kecil saat mendengar kabar tersebut.

"Terima kasih atas informasinya."

Seketika Lucian menoleh ke belakang. Menatap Kaelen yang berdiri setia di belakangnya. "Kau siapkan kereta kuda, kita akan pergi ke mansion Grand Duke Ravenscorft. Jangan lupa siapkan juga buah tangan untuk putrinya."

Kaelen terperangah mendengar perintah ini. Namun, saat Lucian hendak berbalik pergi untuk bersiap. Tiba-tiba Kaelen memberhentikannya.

"Yang Mulia, tapi setahu saya. Grand Duke Ravenscorft tetap melarang siapapun untuk berkunjung. Jadi bagaimana jika kita hanya mengirimkan saja, buah tangan dan sebuah surat untuk putrinya." Ujar Kaelen dengan hati-hati.

Lucian seketika menatap datar Kaelen. "Kau pikir aku peduli? Siapkan sekarang juga atau aku sendiri yang akan pergi kesana."

"Tapi, yang mulia,"

The Conqueror of Blades and HeartsWhere stories live. Discover now