62. Graduation

80 11 0
                                    




"Hey...bagaimana kabarmu, nak?"

"Papa...." Namjoon mendengus lega mendengar suara sang ayah.

"Baik Pa...aku baru sembuh dari flu" Ia terkekeh pelan.

"Ahh....kamu pasti begadang terus ya?" Sang ayah berucap lirih di ujung sambungan.

"Pengen buru-buru beres kuliahnya, Paaa...." Ia mengerang.

Kekehan kecil terdengar. "Papa ngerti, Joonie..."
"Nih...biar kamu tambah semangat Papa bocorin sesuatu ya..."

"Seokjin, Pa?" Namjoon menegakkan duduknya, memasang telinga baik-baik bersiap mendengar kabar yang terlalu lama tak ia dengar.

"Huum..." Beliau bergumam tegas.
"Papa baru dapet kabar dari dokter Min"

"Jinnie sudah sehat, Joonie..."
"Sekarang dia masih terus jalanin terapi"

"And He did great..." Beliau mendengus tersenyum.



"........"




"Joonie?"

"Hiks.....Papa....."
"Aku kangen Seokjin, Pa...." Namjoon mengusap air matanya cepat.

"Papa ngerti, nak...." Hela napas terdengar sebelum kalimat itu terucap pelan.

"Sabar ya..."

"Kamu fokus sama kesehatan dan kuliah kamu, okay..."

"Aku ga boleh titip salam ato ngasi apa gitu ke Seokjin, Pa?"

"Seokjin masih sayang aku ga ya?" Bibirnya mengerucut.

Sang ayah terbahak di seberang sambungan.
"Pantes Jinnie pernah bilang kalo kamu itu ngegemesin"

"Papa ga boleh ketemu Jinnie sejak dia pindah rumah sakit, nak....maaf"
"Papa cuma dapet update dari dokter dan terapisnya"

"Inget janji Papa, Joonie..."
"Segera setelah Jinnie keluar, kamu orang pertama yang Papa kabarin..."

"Jinnie semangat buat sembuh demi kamu, nak..."
"Dia nurutin semua apa nasehat dokter dan terapisnya"

"Awal dia disana memang agak mengkhawatirkan..."
"Kondisinya terus menurun..."

"Dia kesepian ga ada kamu"

"Tapi itu udah berlalu..."
"Kamu juga semangat ya, Joonie..."

"Eh....udah jangan nangis lagi..." Sang ayah terbahak mendengar isak pelan putera semata wayangnya.

"Pa......"
"Makasi banyak ya..." Suara sengau itu berucap pelan.

"Tetep semangat ya, Joonie..."

"Pasti, Pa.....pasti...." Ia kembali mengusap air matanya.

"Pa...."
"Sejak kapan Papa manggil Seokjin Jinnie ya?"

"Oh? O ya?"
"Papa ga sadar...."

"Mungkin karena Jinnie ngegemesin juga kaya kamu, Joonie..."

Keduanya pun tertawa.

.

.

.

"Hobaaa!" Pemuda bertubuh besar itu berlari bak seekor anak anjing yang kegirangan kemudian memeluk singkat tubuh rampingnya.

"Congrats bro!"


"Cieee......yang jadi backup dancer artis tenaarrr!" Jackson melompat memeluk mereka berdua.

"Sssstt....eh ampun yah lo bedua!"
"Malu ah..."  Hoseok bergantian memukul bahu kedua sahabatnya.

"Lah kok malu....kalo gw jadi lo sih udah gw sebar kali kartu nama gw"

"Bragging di Instagram" Jackson memasang kacamata transparan merahnya dan terbahak sombong.

"Bukan itu jirrr...."

"Itu spanduk gambar muka gw ga usah dibawa-bawa napa!" Hoseok menutup muka malu melirik kain lebar yang masih digenggam masing-masing di tangan Jackson dan Namjoon.

"Oh!" Mereka terbahak keras.

"Gapapa sih, Hob. Namanya juga temen seneng sahabatnya bakal jadi orang sukses!" Namjoon melebarkan spanduk itu agar gambar wajahnya terpampang jelas.

"Eh.....kurang ajar....gw iket di pohon lo ya bedua!" Direbutnya kain itu lalu dilipat asal dan dilempar ke dalam tong sampah.

"Lo ga siap-siap wisudaan besok?"
"Meni pedi kek...cukur rambut gitu Nam...udah kaya goldie gw liat-liat"

"Iya mau....kan bentar lagi gw pulang..." Namjoon tersenyum lebar.

"Liat deh ni anak...." Jackson mengacak rambut sang sahabat kasar.

"Cengar cengir terus dari bangun tidur"

"Serem ga lo!" Ia mengerutkan dahi pada Hoseok yang terbahak geli.


"Akhirnya ya, Nam...." Tawanya memudar menjadi senyuman lega.
"Lo udah ngurus berkas-berkas buat di rumah sakit sana?"

"Udah" Namjoon menjawab dengan antusias.

"Gw boleh lanjut program profesi disana"

"Sambil nyari Seokjin....hehe...." Pipinya bersemu saat kalimat yang membuat Hoseok dan Jackson tertawa geli itu meluncur.


"Hhhhhh.....susah emang kalo orang lagi mabok cinta kaya gini"

"Pindah-pindah kewarganegaraan juga udah kaya pindah asrama" Jackson menaikkan sebelah alisnya dan terkekeh.

"Gw bakal doain yang terbaik buat lo, Nam..." Hoseok memiringkan kepalanya, tersenyum menatap sang sahabat yang akhirnya bisa bernapas lega.


"Thanks Hob, Jack....."

My Happy PillTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang