21. Where It All Started

123 18 1
                                    




"Jackson Wang, Kim Namjoon, Jung Hoseok please report to Residence Hall Director's office"

Suara menggema di speaker universitas itu berulang ditujukan pada ketiga mahasiswa yang tengah berjalan tertunduk menuju kantor direktur asrama di luar gedung kampusnya.




"Sudah cukup bersenang-senangnya?" Pria paruh baya itu berucap tenang dengan tubuh gempal bersandar pada bangku kebesarannya.

Tak menjawab, ketiga pemuda itu makin menundukkan kepalanya.


"Saya dengar dari asisten asrama..."
"Kalian benar-benar membuat keributan akhir minggu kemarin"

"Beruntung polisi tidak datang untuk mengamankan kalian"

Namjoon memejamkan matanya erat.
"Maaf.....Saya minta maaf, Pak..." Ucapnya lirih.

"Kalian adalah tiga dari mahasiswa berprestasi di universitas ini"
"Jangan hanya karena kenakalan kalian, kalian terpaksa harus keluar dari sini"

Hoseok membulatkan mata dan menegakkan kepalanya. "J-jangan....Saya mohon jangan Pak"

"Ini ide Saya, Pak...." Jackson menghentikan ucapan Hoseok.
"Guess I get too excited...." Ia menunduk.

"Ini salah Saya dan Jackson, Pak..."
"Jung Hoseok hanya menuruti keinginan gila kami di akhir acara..." Namjoon menegakkan tubuhnya.

"Jika ada yang harus menanggung semuanya, tolong jangan libatkan Hoseok"

Sang makeup artist dadakan itu menoleh pada sahabatnya. Tersenyum kecil masih dengan raut wajah ketakutan dan khawatir.



"Sanksi telah Saya serahkan pada asisten asrama..."
"Agar kalian mengerti....kesalahan ini tidak boleh terulang kembali"

"Terutama jika sudah mengorbankan kesehatan mental seorang mahasiswa yang baru saja bergabung dengan kalian"

Ketiganya saling bertukar pandang bingung.


"Kalian boleh pergi...kecuali..."
"Kim Namjoon....Saya perlu bicara berdua saja dengan Anda..."

.

.

.

"Eungka! Buka pintunya!"
"Eungka!"

BUGH BUGH BUGH

"Eungka plis....buka pintunya" Youngjae terus menggebrak-gebrak pintu kamar mandi sang pemuda.

"Minggir, Jae..."

"Gw dobrak aja..." Seokjin mendorong pemuda itu dan mulai menendangi pintu kamar mandinya sekuat tenaga.

"Eungka.....jawab gw plis!" Ken ikut membantu Seokjin.


BRAK


"Ngga.....ngga....plis.....jangan gini...." Youngjae berlari meraih tubuh kurus yang telah tergolek lemah di lantai kamar mandinya.

"Eungka?"

"Hey...bangun bangsat!" Air matanya jatuh mengalir membasahi pipi.

"Eungka!" Tubuh tak bernyawa itu terus diguncangnya.


"Jae....udah Jae.....udah...." Seokjin dan Ken menarik sang pemuda yang masih memeluknya erat.

"Jae...udah...." Suaranya mulai pecah.

"Eungka udah ga ada Jae..."

"Eungka udah ga ada....." Air matanya tumpah tak tertahan.

"Ngga....." Youngjae mengerang.
"Eungka lagi tidur.....Eungka tidur, Jin...."

"Kenapa lo biarin dia beli obat di orang laen, Jin!?"

"Kenapa lo ga mau bantuin Eungka....." Tangisan Youngjae semakin keras.

Ken membuang muka. Seokjin hanya menatapnya pilu dengan air mata yang tak juga berhenti.

"Bangun Eun!" Youngjae kembali mengguncang tubuh lemas itu.



"EUNGKA!!"

Seokjin bangun terduduk, membelalak dengan tubuh bergetar dan basah oleh keringat.
Detak jantungnya yang terlalu cepat membuat dada dan kepalanya sakit.

Ia meremat dadanya dan bangun terhuyung menyambar tasnya hingga terjatuh, merangkak dengan napas tersengal meraih botol oranye lalu membuka tutupnya dengan tangan bergetar hebat.


"Jin?"
Langkah pelan itu berhenti di ambang pintu kamarnya. Tatapan kosong dengan raut wajah yang sama sekali tak ia kenal itu membuat Namjoon tak mampu bergerak.

"Jin...lo ngapain?!" Ia menatapnya dengan kedua mata membulat tegang.

"J-Jin.........g-gw ga mau ada aneh-aneh lagi di asrama ini ya....."

Gelas berisi air itu jatuh dan tumpah membasahi karpet setelah Seokjin meminumnya.

"Jin!"

Namjoon berlari dan berlutut menatap ngeri sang pemuda yang telah menelan sebutir tablet kecil dari dalam botol plastik yang kini terguling dengan isinya yang berantakan.

"Antidepressant?"

"Jin?......."

"Jin lo kenapa?!"


Seolah baru tersadar akan kehadirannya, Seokjin tersentak dan menoleh perlahan.

"Botak......" Ia mulai merangkak mendekat.

"Botaaak......" Tangisnya seketika pecah.

Namjoon menarik Seokjin yang terisak keras dan mendekapnya erat.

My Happy PillМесто, где живут истории. Откройте их для себя