8. Friend

126 12 0
                                    




Pemuda itu berjongkok di tengah halaman, berpindah-pindah memunguti sampah kemudian mengumpulkannya ke dalam plastik hitam besar di samping tubuhnya.

Sesekali membuka kacamata dan mengusap dahinya yang berkeringat.

"Nam....."
"Minum dulu......panas ya..." Jimin membungkuk menyerahkan sebotol air mineral dingin.

"Thanks Jim...." Diraihnya botol itu dan diteguknya hingga separuh.

"Lo kenapa sih Nam akhir-akhir ini?" Jimin menarik lengan seragamnya dan mengajaknya duduk.
"Ketiduran seharian, lupa bawa tugas presentasi...."

"Kalo bokap lo tau gimana?"


"Bokap pasti tau sih....wali kelas mau nelpon bokap ntar sore...."
"Hari ini bokap meeting jadi ga bisa diganggu...."

"Hhhhh......" Ia menghela napas panjang.

"Gw juga bingung kenapa tiba-tiba gw dirundung kesialan kaya gini, Jim...." Ia mengeluarkan handuk kecil dari saku celana, mengusap dahi dan tengkuknya yang masih berkeringat.

"Nam.....ini pasti ulah gengnya Seokjin kan?" Jimin melayangkan pandangannya ke lapangan basket di seberang mereka.

Namjoon menoleh pada sang sahabat. "Masa sih?"



"Nam......gw mau ngaku....." Bibirnya mengerucut seiring kepalanya yang tertunduk.

"Gw.......liat lo mapah Seokjin waktu dia mabuk pagi itu..."

"Dan........gw laporin Seokjin ke wali kelas...." Jimin melirik pelan.

"Terus?" Namjoon semakin merendahkan kepalanya mendekat.

"Ga tau.....kali aja Seokjin dipanggil trus dihukum"
"Trus dia dendam sama lo, Nam...." Tatap matanya seolah memohon untuk dipercaya.

Tak menjawab, Namjoon mengalihkan perhatiannya pada para siswa yang berlarian di tengah lapangan.

Bahu lebar itu membelakanginya dengan kaus basket tak berlengan bertuliskan inisial namanya di punggung.
Sesaat kemudian pemuda itu berbalik, berlari pelan menggiring bola basket di tangannya.

Kedua mata mereka saling bertatapan.

"Hey!" Seokjin melambaikan satu tangannya.
"Maen dulu sini! Jangan mungutin sampah mulu!" Ia tertawa ringan.

Namjoon mendengus tersenyum dan mengangkat telapak tangannya, menggeleng mengisyaratkan kata tidak.

"Okaayyyy.....heh!" Seokjin berteriak ketika bolanya direbut oleh Youngjae dan diberikan pada Eunkwang sambil terbahak.


"Ga mungkin dia, Jim....."

"Lagian kapan dia pernah buka-buka tas gw...." Senyum tipisnya masih terulas di bibir.

"Gw aja yang lupa kali...." Ia berdiri dan kembali mengumpulkan sampah-sampah di halaman sekolahnya.

.

.

.

"Joonie......sini duduk"
"Papa mau bicara..."

Memejamkan mata singkat dan menghela napas panjang. Namjoon yang baru saja tiba di rumah meletakkan tas juga buku-bukunya di sofa kemudian duduk menghadap sang ayah.

"Wali kelas aku telpon ya Pa?" Ia melirik dengan kepala sedikit tertunduk.

Mendengus tersenyum, sang ayah mengangguk pelan.
"Kamu kenapa?"

"Cerita dong sama Papa...."

"Maafin aku, Pa...."
"Aku bener-bener lupa sama tugas presentasi aku...."

"Bukan cuma itu Joonie...."
"Kamu terlambat masuk kelas, ketiduran seharian dan sekarang kamu ga bawa tugas"

"Kamu bukan seperti anak yang Papa kenal..."

"Pa......iya aku terlambat masuk kelas pas malam itu kita dinner...."
"Aku nganter temen yang sakit pulang, Pa...."

"Terus.....ketiduran itu kan aku udah jelasin..."

"Masalah tugas.....mungkin jatoh pas aku turun dari mobil..." Kepalanya semakin tertunduk. Kacamata yang merosot itu didorongnya.

"Tunggu" Sang ayah menegakkan kepalanya.
"Kamu nganter temen kamu yang sakit?"

"Bukannya Jimin yang anter?"


DEG

"A-aku Pa....makanya aku telat"
"Papa kata siapa Jimin yang anter?" Namjoon menatap sang ayah dengan mata membulat.

"Wali kelas kamu"

"Katanya Jimin liat....siapa tuh namanya....duduk di bawah pohon, kayanya mabuk"

"Terus dia anterin pulang"

"Soal kamu telat, katanya kamu ketinggalan buku pelajaran, jadi harus balik lagi"
"Padahal sopir Papa laporan kalo kamu udah sampe di sekolah jam biasanya"

"Seokjin.....namanya Seokjin...."

"Dia.....ga enak badan waktu itu Pa...." Pikirannya kembali mengingat serangkaian kesialan yang terjadi belakangan ini.

"Seokjin teman kamu?" Sang ayah menyandarkan tubuhnya di sofa.

"I-iya Pa....."

"Seokjin temen aku...."

My Happy PillWhere stories live. Discover now