13. Path

122 13 1
                                    




"Sepi ga sih?"

"Ha?"
Ken membulatkan mata menatap Seokjin yang tiba-tiba bersuara sambil menopang dagu mengamati para siswa juniornya yang tengah berolah raga di lapangan berseberangan dengan tempat mereka duduk.

"Sepi......"


"Ken......"

"Kok gw kangen Namjoon ya?"


"Hah?!" Kedua mata itu semakin membulat dengan kepala yang mendekat.

"Biasa aja suara lo!" Seokjin terkekeh menepuk bahunya pelan.

"Lo......"
"Jangan bilang lo suka sama si botak!"

"Nggaaaaa......bukan kangen yang kaya gitu ngaco!" Seokjin tertawa kecil.

"Tu anak nurut banget ya kalo kita kerjain..."

"Udah setaon dia ga disini, Ken....."

"Inget ga waktu Eungka suka nyuru dia beliin sarapan?"
"Besokannya dia malah bawa bekal dua kotak"

"Sengaja biar jatah makan siangnya ga abis" Ia terkekeh pelan.


"Jin.......ya ampuunnn...."
"Udah donggg jangan nyalahin diri lo terus"

"Sedih tau liat lo kaya gini....." Ken merangkul bahunya erat.

"Haha.....iya ya...." Seokjin mengerjapkan matanya.
"Eungka sama Youngjae kemana sih?"

"Belakangan ini tu anak bedua jarang banget keliatan"

"Kemaren sih pada clubbing"
"Ampe pagi kali...."
"Gw ngantuk ga ada lo....jadi gw balik duluan"

Seokjin mendengus tersenyum.
"Sorry.....gw diwajibin banget ikut bimbel sama bokap..."

"Bentar lagi kita ujian kelulusan soalnya"

"Gw......"

"Pengen jadi orang baik...."
"Lulus sekolah....kuliah....kerja yang bener..."

Ken menatapnya kemudian tersenyum.
"Wow......" Ia menggeleng singkat.

"Good luck ya buat kita semua"
"Semoga kita lulus bareng-bareng"

"Bisa kuliah di Universitas yang sama"

"Maen bareng lagi...."


"Good luck....." Seokjin tersenyum menunduk.

"Nam....gw ngabulin permintaan terakhir lo nih....."

"Cuma ini yang bisa gw lakuin buat minta maaf sama lo...."

.

.

.

"Jin.....dimana?"

"Eungka?"
"Kok suara lo teler gitu sih?"

"Lo dimana?"
Seokjin berjalan keluar dari perpustakaan untuk menjawab panggilan sang sahabat.

"Jin....ke toilet dong....sekarang...."

"Eun? Lo kenapa?"
"Bentar....gw jalan kesana sekarang"
Ia bergegas membereskan buku-bukunya kemudian berlari menuju satu lantai di bawahnya.



"Eungka?" Pintu toilet terbuka lebar. Tidak ada siapapun disana.

"Eun? Lo dimana?"

"J-Jin....." Suara bergetar terdengar dari bilik terujung.

"Heh....lo kenapa?"
"Eun......"

Pemuda bertubuh kurus itu duduk memeluk lututnya di atas kloset tertutup. Kedua bahu yang menyempit itu bergetar hebat.
Senyumnya mengembang melihat Seokjin.

"Jin.....gw keabisan"
"Minta punya lo plis...." Ia menarik-narik tas selempangnya memohon.

"Ga ada, Eun!"

"Gw udah lama berenti" Seokjin menarik kembali tasnya.

"Lo......"
"Nagih?"


"Plis.....Jin...."
"Ambil punya bokap lo lagi...plis..." Suaranya bergetar dengan air mata yang mulai mengalir di pipinya.

Berkali-kali Seokjin menelan ludah dengan bola mata membulat ngeri.

"S-sorry.....sorry banget Eun....."
"Sorry...." Seokjin keluar dan berlari meninggalkannya.


"Ken...."
"Ken ke lantai 12 sekarang...."
"Parah Ken....Eungka parah...." Ia memutus sambungan tanpa menunggu jawaban.





"Jin.....Eungka dimana?!" Youngjae menangkap tubuh Seokjin yang bertabrakan dengannya di tikungan koridor.

"D-di toilet...." Masih dengan mata membulat kaget, Seokjin menjawab terbata.

"Jae.....Eungka...."

"Ketagihan....gw tau, Jin"

"Gw ga bisa ngapa-ngapain lagi buat nyegah dia..." Ia membuka telapak tangannya, seperempat butir tablet kembali digenggamnya erat.

"Jae....jangan!" Seokjin berusaha memanggilnya kembali.

"Ga bisa, Jin...."
"Gw ga tega liat dia kaya gitu"

"Gw ga tega......" Ia berusaha tersenyum, berbalik dan lari meninggalkannya.


"Jin!"
"Kenapa? Kok Jae lari-lari gitu?"

Tak menjawab, Seokjin menarik pergelangan tangan Ken mengejar sahabatnya.





"Ssssshh.....lo tenang ya...."
"Gw bakal lakuin apa aja biar lo ga menderita kaya gini..."

Dua pasang mata pemuda yang baru tiba itu menatap iba sang sahabat yang tengah menangis dan mengerang dalam dekapan Youngjae.


"Eungka udah gapapa guys...."

"Ga usah khawatir" Ia tersenyum sedih sambil mengusap-usap kepala sang sahabat yang basah oleh keringat.

My Happy PillWhere stories live. Discover now