1. Nerds

651 20 4
                                    




"Heh, botak!"

"Uhuukkk...."
"Eungka! Apaan si tiba-tiba"

"Gw ampe keselek" Youngjae memukul lengan Eunkwang saat pemuda itu tiba-tiba berteriak dari tempatnya duduk.

"Hahahahahaha.....itu liat si kutu buku dateng" Ia terbahak dan menunjuk ke arah berlawanan kemudian mengibaskan tangannya memanggil.

"Sini lo!"

"Heh! Beliin gw sarapan dong, botak" Eunkwang berdiri saat pemuda berkacamata dengan buku-buku tebal di pelukannya itu datang mendekat dengan polosnya.

Youngjae yang melihatnya hanya terkekeh geli.

"G-gw....ga bawa duit...." Ia menunduk menghindari tatapan sang pemuda yang lebih pendek darinya.

"Boong banget orang tajir kaya lo ga bawa duit"


"Eungka....buset dah pagi-pagi udah malak anak orang aja"
Suara itu membuatnya melongokkan kepala ke belakang tubuh pemuda yang masih tertunduk di hadapannya.

"Ken, Jin!"
"Lapar ni gw belom sarapan"

"Beliin gw sarapan, botak!" Tatapannya kembali pada sang pemuda.

"Gw...gw ga pernah bawa duit..." Ia memberanikan diri melirik sang pemuda yang masih menatapnya dengan raut wajah kesal. Kacamatanya yang melorot didorong pelan oleh jari telunjuk.

Pura-pura berdecak kesal, Eunkwang membalikkan badan menghadap kedua sahabatnya yang baru datang di parkiran sekolah tempat mereka biasa berkumpul.

"Jin....diapain enaknya ni si botak?"

"I-ini....makan bekal gw deh..." Pemuda itu sontak memotong ucapan Eunkwang, dikeluarkannya kotak plastik dari tasnya terburu-buru. Buku-buku di tangannya pun terjatuh.

"Nah gitu dong nurut..." Eunkwang tertawa mengambil kotak berisi makanan dari tangannya kasar. Bergeser untuk kembali duduk di sebelah Youngjae yang ikut mencomot isi dari kotak bekal yang telah dibukanya.

Pemuda berkacamata itu lebih memilih untuk menuruti perintah mereka ketimbang harus menanggung entah resiko apa yang akan mereka berikan nantinya. Seperti yang sering terjadi pada beberapa siswa sebelumnya.

Ia berjongkok kikuk memunguti buku-bukunya yang berserakan kemudian segera pergi meninggalkan mereka.




"Kim Namjoon!"

Panggilan itu membuat bahu sang pemuda berjengit.
Langkahnya terhenti.

Ia menoleh dengan hati-hati, sadar bahwa suara yang menyerukan namanya adalah Kim Seokjin, pemuda yang sering disebut-sebut adalah ketua dari keempat siswa populer juga sedikit bermasalah di sekolahnya.

"Buku catetan lo ketinggalan ni"

Ia memutar tubuhnya pelan, Seokjin tengah berdiri tegap dengan kedua tangan terselip di saku celana, menyeringai dan mengetuk ngetukkan ujung sepatu di sisi buku tebal miliknya.

Namjoon berjalan cepat kemudian membungkuk untuk mengambil buku yang tergeletak di bawah kaki sang pemuda.

Ketiga sahabatnya terbahak menatap Seokjin dengan senyum puas melirik ke arah pemuda yang masih membungkuk di bawahnya.

Namjoon segera mengambil bukunya kemudian berbalik dan berjalan cepat sambil membetulkan kacamatanya. Menunduk dan berusaha menghiraukan suara-suara tawa juga ejekan di belakangnya.

 Menunduk dan berusaha menghiraukan suara-suara tawa juga ejekan di belakangnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





"Kok ga makan?" Sapa seorang siswa bertubuh mungil pada sang pemuda yang duduk membaca buku dengan sebotol air mineral di atas meja.

Namjoon mendongak, mendorong kacamatanya dan tersenyum.

"Ngga Jim....pagi-pagi gw udah ngasi bekal gw ke Eunkwang" Ia mendengus pelan.

"Loh? Kenapa dikasih?"
"Ahh.....mereka malak lo lagi ya?"

Park Jimin, teman sekelas Namjoon yang selalu mengikutinya kemana-mana itu kemudian duduk berseberangan dengannya di meja kantin.

Bisa dibilang ia adalah satu-satunya sahabat Namjoon di Bangtan Highschool.

Namjoon hanya mengangguk dan meneguk air mineralnya.

"Nih....makan bareng gw aja ya..." Jimin membuka kotak bekal yang ia bawa lalu mendorongnya ke tengah meja agar mereka bisa menikmatinya bersama.

"Ng-ngga....ga usah Jim.....nanti lo ga kenyang" Namjoon mendorong kotak bekal itu kembali ke depan sang pemuda.

"Emang lo ga lapar, Nam?"
"Lo pasti ga bawa uang kan buat beli makanan?"

Belum sempat pertanyaannya dijawab, Jimin kembali mendorong kotak bekal itu, menyendok dan menyuap isinya kemudian menyerahkan sendoknya pada Namjoon dengan bola mata membulat.

"Enak loh...."

"Beneran gapapa Jim?" Namjoon melirik ragu, bibir tebalnya dijilat singkat setelah menelan ludah.

Nasi campur daging sapi buatan ibunda sang sahabat memang sangat enak. Beberapa kali ia mampir ke rumahnya untuk mengerjakan tugas atau bermain, beberapa kali itu pula Namjoon merasakan lezatnya masakan sang ibu.

"Mmmm.....emang ga pernah salah deh masakan nyokap lo, Jim.. " Namjoon tersenyum dengan pipi membulat berisi makanan.

"Lagi, Nam....makan yang banyak..." Jimin tertawa menatap sahabatnya.



"Liatin apaan lo? Serius banget" Ken menepuk ringan bahu lebar Seokjin kemudian duduk di sampingnya.

"Eh....kaget gw" Seokjin memalingkan wajahnya.

"Ntar jadi kan kita maen di rumahnya Eunkwang?"

"Jadilahh....."
"Bolos aja jam pelajaran terakhir"

"Sip....ketemuan di parkiran biasa ya"

Seokjin menyeruput colanya hingga habis kemudian kembali melayangkan tatapannya pada dua siswa yang masih asyik makan dari satu kotak bekal yang sama di seberangnya.

My Happy PillWhere stories live. Discover now