47. Blurred Vision

93 12 3
                                    




"Heh!"

"Bengong aja!"

Jackson dan Hoseok berbarengan mendorong Namjoon yang tengah berdiri menyandar tertunduk pada pohon besar di tengah taman kampus.

"Aaah....guys!"
"Contact lens gw jatoh kan!" Namjoon mengerjapkan mata singkat saat lembar tipis itu menghilang dari jari tengahnya.

"Oh!" Hoseok terbengong kemudian terbahak.
"Sorry....sorry....gw ga tau lo lagi masang mata palsu lo"

"Kurang ajar lo, Hob!" Namjoon mendorong tubuh yang masih tergelak bersama dengan sahabatnya.

"Yaudah sih masih ada satu lagi kan"
"Keren tuh mata lo belang sebelah" Jackson ikut tertawa mengejek.

Tak menjawab, Namjoon hanya menonjok lengan sang sahabat lalu membungkuk mencari-cari lensa kontaknya yang menghilang diantara rerumputan.

"Besok jangan ga dateng lo ya!"

"Seokjin udah ngebatalin tugas kelompoknya tuh demi bisa keluar sama lo" Hoseok melahap roti isinya.

"O ya?" Namjoon menoleh dengan senyum lebarnya.
"Seokjin bolos ngerjain tugas buat gw?"

Hoseok mengangguk-angguk lalu menarik kembali rotinya yang beberapa detik lalu direbut oleh Jackson.


Senyum berdimple itu masih menghias wajahnya bahkan saat kedua sahabatnya telah kembali ke kelas masing-masing.

Namjoon berlutut di atas rerumputan yang dipijaknya, sesekali ia merangkak dengan jemari yang masih berusaha menemukan benda tipis  yang tak ia temukan dimana-mana.

"Jangan-jangan keinjek si Jack lagi..." Batinnya mengutuk.

"Ah...yaudahlah...."
"Ga enak banget rasanya" Ia mengerjapkan kedua matanya tak nyaman.

"Oh?" Namjoon memicing, memperjelas penglihatan buramnya ke ujung pojok taman.

Di balik sebuah pohon besar, pasangan mahasiswa dan mahasiswi terlihat sedikit bersitegang walau sang perempuan tersenyum-senyum melipat kedua tangan di dadanya.


"Ah....ga mungkin sih...." Namjoon menggeleng cepat dan berlari kecil menuju kelasnya.



"What do You mean 30 bucks for one?!" Bisik kesal dengan dahi berkerut itu meluncur dari bibir Seokjin.

"Hey....I gave You free samples didn't I?!" Amber terkekeh pelan.
"It's good, right?" Ia mengejek mendekatkan wajahnya.

"Damnit, Amber!"

"I really need it tonight...." Suara dan tangannya mulai gemetar.

Dengus iba terlontar dari bibir si perempuan.

"Come on....I'm not doing this shits for charity"
"I need more money for my college, Jin..."

"40 bucks for two....take it or leave it" Ia melambai-lambaikan sebuah plastik kecil berbentuk beruang di samping kepalanya.

Berdecak kesal, Seokjin merogoh tasnya lalu mengeluarkan sejumlah uang dari dompet.

Senyum sang perempuan melebar.

"Never take'em with alcohol, okay..."

"You know where to find Me" Ia mengedip dan berlalu meninggalkan Seokjin yang telah memasukkan plastik bergambar lucu itu ke dalam tasnya.







"Namjoonieeeee!"

"Ah! Jangan lari-lari sayang...nanti jatuh!" Namjoon tertawa menangkap tubuh ramping sang kekasih yang menuruni tangga dan melompat ke pelukannya.

"Seneng banget akhirnya bisa keluar bareng kamuuuu...." Seokjin mengeratkan pelukannya.

Desah napas lega berhembus keras dari bibir yang mengecupi puncak kepalanya. Namjoon memejamkan mata menghirup aroma maskulin lembut yang terasa lama sekali tak ia jumpai.


"Ayooo....aku lapaarrr...."

"Sayang...sini bentar..." Namjoon menarik jemari lentik yang menggenggam erat tangannya.

"Kamu sehat?" Ia menangkup kedua pipinya.

Seokjin mengangguk dengan bibir mengerucut terhimpit telapak tangan besar sang kekasih.

Namjoon terkekeh gemas lalu mengecupnya.




Lagi-lagi senyum lebar berdimple itu terus mengembang di wajahnya yang tengah berfokus pada jalan lengang di hadapan.

Sesekali Namjoon menoleh singkat, hanya untuk melihat mata sang kekasih berbinar menikmati lampu-lampu malam yang menghias pertokoan di sisi jalan.

Perut yang telah kenyang oleh masakan Italia, bungkusan-bungkusan juga tas kertas yang teronggok di bangku belakang mobil, permen kapas yang digenggam erat sang kekasih sambil sesekali dicubit dan ditempelkan pada bibir yang mengerucut serius seiring kekehan jahilnya.




"Sampe besok malem ya..." Bisik rendah itu mengalun di telinga Seokjin setelah mereka melepas pagutan singkat di depan kamarnya.

"Sampe besok...." Ibu jari itu mengusap lembut bibir sang kekasih. Menatapnya sayu sambil membenarkan letak kacamata sang pemuda.


Mendengus tersenyum, Namjoon menundukkan kepala singkat sebelum berbalik turun menuju kamarnya.


Menutup hari indahnya tengah malam itu.

My Happy PillWhere stories live. Discover now