23. Friendzone atau HTS?

35 9 28
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


***

Hujan turun di pertengahan bulan September 2020 pada siang hari. Terpaksa semua mahasiswa harus diam lebih lama di kampus untuk menunggu hujan mereda.

Cinta dan Candra duduk bersila di dekat tangga menuju lantai 4. Satu-satunya tempat yang terdapat stop kontak di luar kelas.

Sambil merenggut, Cinta menopang kepala dengan tangan bertumpu pada paha. Sementara Candra mengisi daya ponsel sambil berkirim pesan pada seseorang.

Kebosanan yang dirasakan Cinta masuk ke dalam radar Candra karena helaan napas gadis itu.

"Bosen banget nunggu hujan?" tanya Candra sejenak mengabaikan ponselnya.

Cinta mengangguk.

"Coba sambil ngerjain jokian, kan lumayan tuh."

"Gak ada jokian hari ini."

"Tumben."

"Sengaja aku off, aku mau rehat bentar."

"Bagus, keputusan paling bijak untuk sekarang." Candra mengacungkan jempol seraya tersenyum. Niatnya ingin mengundang senyum gadis itu juga, tetapi Cinta masih belum mau tersenyum. "Lo tau Ranu Regulo?"

"Gak tau kenapa?"

"Itu salah satu danau yang indah di Lumajang. Kalau gue ajak ke sana mau?"

Cinta berpikir cukup lama, gadis itu harus mempertimbangkan semuanya dengan baik.

"Mau yuk, kapan lagi lo ke sana. Sebelum lo full kerja, healing dulu sebentar."

"Itu berapa jam?"

"Dua hari, kita camp di sana, nanti gue ajak Hendery sama kakak perempuannya buat nemenin lo. Gimana? Sabtu besok deh."

"Kamu kalau buat rencana langsung instan gitu ya? Gak mikir yang lain."

"Karena gue pengen nunjukin Regulo sama lo. Sabtu Minggu, Cin ... ayolah. Izin kerja dulu," hasut Candra berusaha.

"Kamu lagi berusaha ngebuat aku break the rules,  ya?" tebak Cinta menunjuk curiga.

"Enggak, ini cuma healing. Sebelum UTS dan kita bakal diteter lebih banyak tugas. Kita harus membuat otak menjadi fresh biar gampang ilmunya buat masuk."

"Alasan."

Candra menyatukan tangannya. "Please ... mau ya."

"Apa, sih?" Cinta mengalihkan wajah tak kuat melihat wajah memelas Candra yang dibuat-buat.

Namun, pemuda itu masih berusaha. ia menggeser diri agar wajahnya dilihat oleh Cinta.

"Ayolah ...."

Cinta mendorong waja Candra agar menjauh. "Jangan gitu ih, Can, malu diliat yang lain."

Shooting Star | Chenle [TAMAT]Where stories live. Discover now