21. Hidupmu Sempurna

38 12 19
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Mobil hitam Candra berhenti di rumah pinggir jalan bernomor 64. Pemuda itu membuka gerbang cokelat kecil setelah melepas sandal. Menekan bel sambil berucap, "Assalamualaikum."

Matanya melihat ke pintu yang bagian atasnya terdapat kaca. Ketika melihat ada seorang pria gembul dengan kaca mata dari sana, barulah Candra tersenyum.

"Walaikumsalam."

Ia mencium tangan Budi ketika pintu sudah dibuka."Kamu sudah besar ya, Le," ujar Budi sembari menepuk punggung Candra bangga.

Budi ini merupakan kakak tingkat mamanya di kuliah dulu dan mereka terus berhubungan untuk bisnis. Bahkan, saking seringnya berhubungan seperti sudah saudara sendiri. Karena itu Budi memanggil Candra dengan sebutan Tole, yang dianggap seperti keponakan sendiri.

"Hehehe, iya Om."

"Sudah berapa lama kita gak ketemu ya?"

"Terakhir lebaran sebelum COVID," jawab Candra.

"Lama juga, itu kamu masih SMA. Sekarang udah kuliah, wih tambah gagah," puji Budi memijat tangan Candra yang kini sedikit berotot.

"Akhir-akhir ini sering latihan panjat, jadi kebentuk otot tangannya."

"Bagus, masih muda, harus banyak pengalaman." Budi tersenyum lalu mengangguk. "Jadi gimana? Katanya kamu buat produk."

"Om sudah liat belum?"

"Sudah, Mamamu yang kirim gambar tadi."

"Berarti langsung aku bawa masuk, nih?"

"Iyalah, Le. Ayo bawa masuk, Om bantu," kekeh Budi yang kemudian merangkul Candra menuju mobil untuk mengambil barang. Mereka berdua membawa kardus-kardus berisi produk itu ke dalam. Ada lima kardus yang tiap kardusnya berisi dua puluh produk.

Candra menceritakan asal muasal produk itu tercipta, bahkan Budi menunjukkan ketertarikan pada sosok Cinta yang merupakan sang pemilik ide. Seorang pebisnis, memang selalu bisa mengetahui bibit cerdas dalam diri orang lain walau hanya lewat cerita.

Kata Budi, tidak semua orang memiliki kesempatan seperti Candra. Meskipun memiliki ide kreatif, tetapi tidak memiliki keberanian untuk maju dan koneksi, ide itu akan sia-sia. Adapun banyak orang yang sudah berusaha, tetapi masih belum dilirik. Koneksi itu penting, maka dari itu saat muda gunakan waktu untuk membangun relasi sebanyak-banyaknya. Karena kesempatan itu bisa datang dari mana saja, junior, senior, teman, atau pun orang yang dikenal pada suatu forum.

Malam itu Candra mendapatkan banyak petuah dalam berbisnis. Pesan paling utama yang Budi sampaikan adalah kejujuran. Karena saat pemimpin sudah memegang itu, semua tanggung jawab, kewibawaan, dan keadilan akan berjalan semestinya.

Maka dari itu, Candra akan menjalankan bisnis ini. Ada atau tidak ada Cinta sekalipun.

Mudah dipikirkan, sulit dilakukan.

Shooting Star | Chenle [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang