8. Lo Siapanya?

57 15 42
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Mobil Candra terparkir di halaman kafe di depan kampusnya. Alasan kenapa mereka kemari karena tempat ini juga menjual makanan berat dan ramah di kantong mahasiswa.

Begitu mereka masuk, Cinta bisa melihat seorang gadis di belakang kasir itu melebarkan mata. Bahkan ada senyuman bahagia di sana. Setengah kebingungan, ia mencari sumber kebahagiaan gadis itu yang ternyata tertuju pada pemuda di belakangnya.

Candra memang terlihat begitu mencolok dengan kacamata hitamnya. Kemeja hitam yang kontras dengan kulit putihnya membuat pemuda itu terlihat lebih tampan. Mungkin bisa Cinta katakan berkali-kali lipat tampannya, karena memakai apa pun pemuda itu tetap tampan.

Mengabaikan reaksi itu, Cinta mendekat, ia membaca menu di depannya.

"Can, kamu mau makan apa?" tanya Cinta.

"Samain aja," ujar Candra di belakang gadis itu.

"Minumnya?"

"Samain."

"Ok." Cinta mengangguk lalu berkata, "Mi goreng telur dua  sama es jeruknya dua." Setelah mengatakan itu Cinta merogoh dompet di tasnya, tetapi belum sempat mengeluarkan di matanya sudah terpampang kartu debit.

"Pakai ini aja," kata Candra.

"Aku mau bayar sendiri."

"Nanti aja kalau kita menang lomba, lo bisa traktir gue."

"Ok," balas Cinta tak mau memperpanjang.

Candra maju ke depan, ia memencet pin pada mesin di depannya. Setelah pembayaran selesai pemuda itu berlalu, memilih tempat yang nyaman. Cinta yang belum beranjak, menunggu struk dan nomor meja.

"Lo anak Mepu juga, kan?" tanya si kasir tiba-tiba.

"Iya," jawab Cinta.

"Tadi itu Candra, kan?" tanya gadis itu kembali antusias, memang sedari tadi gadis itu sudah terlihat bahagia, apalagi ketika Candra maju tadi. Mata gadis itu tak berhenti menatap Candra sambil tersenyum. "Tapi ... lo siapanya?"

Mendapatkan pertanyaan itu, Cinta tentu saja terkejut. Rasanya dirinya sedang diintrogasi oleh gadis yang ia ketahui tertarik dengan Candra.

"Aku temennya," jawab Cinta cepat.

Gadis di depannya memincingkan mata, memberikan ekspresi tak percaya.

"Beneran?"

Cinta mengangguk pasti.

"Tapi lo barusan masuk base, liat." Gadis itu menunjukkan ponselnya, memperlihatkan base kampus Merah Putih yang sedang membicarakan Candra yang membukakan pintu mobil. Dari pakaian, jelas itu bajunya. 

"Itu aku."

"Gue juga tau. Yang gue tanyain, lo beneran cuma temen sama dia?"

"Iya, bener, kok," jawab Cinta sambil tersenyum tipis.

Shooting Star | Chenle [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang