20. Belum Dianggap

38 10 29
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Candra duduk bersila di lantai putih, tangannya yang bertumpu pada lutut menopang kepala. Wajahnya kusut, menatap kesal dua orang yang berinteraksi tak jauh dari dirinya duduk.

Siapa lagi jika bukan Ardi dan Cinta yang sedang mengantre untuk mendaftar lomba. Ardi menyuruhnya untuk tetap diam di sini, sementara pemuda itu menemani Cinta.

Ardi beralasan ingin mencari informasi karena panitia di sana merupakan kenalan pemuda itu. Sehingga keduanya sepakat menyuruh Candra tidak ikut agar tidak terlalu ramai.

Sepertinya rasa cemburunya sudah membeludak. Sulit untuk mendapatkan yang satu ini di saat kehidupannya selalu terpenuhi tanpa diminta. Ia harus berusaha ekstra.

Di sela-sela menatap kedua orang itu jengkel, ponsel Candra berdering. Ketika ia mengeluarkan dari saku terlihat sang mama meneleponnya.

"Assalamualaikum, Ma, kenapa?"

"Walaikumsalam, ini loh ... Mama kan iseng ngasih tau produk kamu ke Om Budi. Kamu tau, kan? Yang punya banyak pusat oleh-oleh di Bali."

"Iya tau."

"Nah Om Budi tertarik sama produkmu. Nanti malam kamu anter ke rumah ibunya di Suwandak, soalnya besok Om Budi berangkat ke Bali, seratus bungkus ada, kan?" tanya mamanya.

"Ada kayaknya."

"Bagus, bagus, itu nanti dijual di toko paling ramai, buat tes ombak. Kalau seratus itu laku, kamu diminta kirim lagi seribu. Ini peluang bagus, Can. Gak semua orang bisa dapat kesempatan ini. Kamu diskusikan sama Cinta biar cepat jalan usahanya."

Candra menghela napas panjang. "Ok, aku diskusikan nanti sama Cinta."

"Kok kamu kayak gak semangat gitu? Ini kabar gembira loh! Mana semangat jiwa bisnismu?” tanya Mamanya yang heran sedari sang anak menjawab seperti tak antusias.

"Aku semangat kok, seneng juga. Aku cuma lagi kesel," jawab Candra datar.

"Kesel kenapa?"

"Liat Cinta sama Ardi, mereka asik banget ngobrol berdua."

"Oh ... hahahaha! Dasar anak muda! Cemburu ini ceritanya? Hahahaha."

Mendengar tawa mamanya, suasana hati Candra kian memburuk. Ia mendengkus, mematikan panggilan itu sepihak meski tahu nanti ia akan dimarahi karena tidak sopan.

Lama menunggu, akhirnya Cinta dan Ardi mendekat padanya. Ikut duduk bersila di depan Candra.

"Akhirnya kita jadi salah satu peserta," kata Cinta antusias. "Aku harap kita bisa menang."

Shooting Star | Chenle [TAMAT]Where stories live. Discover now