Bab 51|| Konoha

3.9K 482 38
                                    

Naruto menatap pemandangan didepannya, masih tetap berpikir  kalau bisa saja  Gama Bunta salah lokasi untuk mendarat, karena usianya juga sudah tua.

Tapi kalau di pikir-pikir lagi, atmosfer di sekitar dan udara yang di rasakan Naruto memang adalah khas desanya.

Naruto melirik katak tua hijau yang sedang berdiri di bahunya, menatap katak tua itu untuk memastikan lokasi mereka. Tapi wajah Fukasaku sama sekali tidak ada yamg berubah.

“Sial, kakek katak tua hijau kecil Katakan padaku kalau pikiranku sedang salah mengira bahwa ini adalah Konoha...”

“Bocah nakal, ini memang konoha. Lihat disana,” Fukasaku menunjuk ke arah monumen para hokage.

Naruto mengikuti pandanganya, dia memang melihat pahatan Ara hokage tapi bukan itu yang menarik perhatiannya.

Matanya semakin memicing, “Sialan! Mau apa orang tidak bertanggungjawab itu disini?”

Sasuke sedang berdiri dengan wajah khas yang tidak dapat dengan mudah Naruto mengerti, dan tatapannya jelas hanya tertuju padanya.

“Teme-Baka! Jika tidak ingin membantu pergi sana...”

“Kau bicara apa Naruto?” Fukasaku merespon sambil melirik Naruto.

“T-tidak ada...”

Naruto membuang pandangannya dari Sasuke yang ada di atas monumen hokage, sedang berdiri dengan pedangnya menatap ke arahnya.

Dasar gila, orang itu kabur setelah membuat pengakuan dan baru muncul sekarang saat konoha sedang dalam keadaan genting begini.

“Hei, kau yang namanya Naruto? Bocah kuning murid pak tua mesum?”

Naruto menatap seorang pria dengan pakaian aneh dan bertindak di hampir semua bagian kepalanya, “Apa kau Nagato? Penampilanmu seperti bandit, pantas saja Petapa genit tidak memakai namamu.”

“Ketahuilah buku itu terbit jauh sebelum kau ada jadi, orang tua pasti mencuri namamu dari buku pertama pak tua itu... Dan ingat aku lebih tua darimu, paling tidak kau harus memangil aku paman.”

Naruto melotot pada Yahiko, “ Ku rasa kau gila, kenapa ingin melawan anak kecil sepertiku?”

Nagato memperhatikan Naruto dari mata Pain Yahiko, napasnya tidak konsisten, Konan menghela napasnya melihat kondisi temannya yang sudah semakin kurus begitu.

Seperti tinggal tulang berbalutkan kulit kerempeng.

“Anak itu benar, kau seharusnya tidak melawan anak kecil yang usianya mungkin terpaut 18 tahun darimu.”

“Diam Konan, urus saja pak tua itu...”

Kemudian, Nagato mulai melancarkan serangannya, begitupun juga dengan Naruto. Mereka bertarung, sampai pada titik dimana Naruto baru menyadari apa gunanya elemen alam yang belum lama ini dia pelajari.

“Hehehe, sekarang aku mengerti kenapa berlebihan itu tidak baik. Serap saja bunshin ku dan kau akan menjadi katak lalu meledak tinggal nama...”

Shima, katak tua ungu istirnya Fukasaku menghela napas di atas kepala Gama Bunta, “Nak, kau terlalu berlebihan...”

“Nenek katak, tapi itu hasil ajaran dari suamimu...”

“Ayo, berhenti bermain-main. Aku sudah bosan bermain dengan anak kecil... Bansho Tenin!”

Tubuh Naruto menjadi kaku dan tiba-tiba saja dia tertarik mendekat ke arah Yahiko, ibunya terlempar ke tanah dan beberapa kali Naruto merasakan batang besi yang di tusuk pada tubuhnya.

KELAHIRAN KEMBALI UNTUK MENGIKAT MATAHARIOù les histoires vivent. Découvrez maintenant