Bab 42||Serangga Besar

3.6K 438 62
                                    

Sasuke masih setia memperhatikan tidur Naruto, ternyata memang tidak ada yang berubah. Naruto tidak bisa diam dengan tenang, melihat ini membuat Sasuke mengingat kembali ucapan Sai sore tadi.

Pemuda itu terus bergerak tidak bisa diam, sesekali mengatakan hal yang random tentang ramen. Sasuke ingin tertawa ketika melihat tingkahnya, jadi dia juga ikut berbaring di belakang Naruto.

Tidak di sangka Naruto bergerak lagi, dia berbalik sehingga mereka saling berhadapan, dan secara tiba-tiba memeluk dirinya seperti layaknya guling.

Kepalanya dengan pas berada di dada Sasuke. Itu terus bergerak seperti mencari kenyamanan, dan di susul dengan dengkuran lembut dari Naruto. Bibir Sasuke terangkat membentuk sebuah senyuman, dan tangannya juga ikut memeluk Naruto.

Tangan miliknya berada tepat di kepala kuningnya, dan Sasuke mengelus Surai pirang itu dengan lembut : “Apa kau memeluk si muka pucat seperti ini?”

Aku tidak suka...

Membayangkannya saja membuat wajah Sasuke jadi hijau dan tangannya terkepal. Pemuda pengganti berkulit pucat itu memiliki wajah yang penuh dengan tipu muslihat, gaya pakaiannya feminim seperti seorang gadis, dan tampaknya agak mirip Kakashi yang suka membaca buku mesum.

Pria itu berbahaya!

Bisa saja orang itu mencari kesempatan dalam kesempitan ketika Naruto tidur, belum lagi Naruto tidur seperti babi gemuk yang tidak akan terganggu. Sasuke menghela napasnya dan kembali menatap wajah Naruto.

Cup!

Bibirnya menyentuh kening Naruto, kemudian matanya ikut terpejam. Di satu sisi, Naruto yang merasa begitu nyaman memeluk guling yang empuk dan nyaman, rasanya sudah begitu lama dia tidak merasa seperti ini.

Teme, aku rindu...” Tampaknya Naruto mengatakan itu di luar kesadarannya. Ya memang Naruto sedang tidur.

Tidurlah, aku disini” Sasuke memeluk Naruto sepanjang malam dan kadang mengelus kepalanya juga dan sesekali memberinya ciuman.

Ketika pagi tiba, Naruto bangun dengan linglung dan duduk di kasur sambil menatap kearah jendela. Suara kicauan burung terdengar dan membuatnya bangkit menuju jendela dan menatap pemandangan pagi.

Kemudian, Naruto menyentuh bibirnya dia merasakan ada yang aneh. Bibirnya seperti agak bengkak, alisnya mengernyit dan bertanya pada dirinya sendiri;

“Apakah ada serangga yang masuk dan menggigit bibirku kemarin? Sudahlah, lain kali aku harus ingat untuk menutup jendela.”

Sasuke yang diam-diam memperhatikan Naruto dari jarak yang tidak jauh, hanya bisa menghela napasnya. Naruto benar-benar masih tidak berubah, dia masih seperti dulu tidur seperti babi gemuk dan juga...

Masih tidak pekah...

Jadi, kapan dia menyadari perasaannya? Tidak mungkin karena sesuatu masa depan akan berubah! Sasuke tidak bisa membayangkan itu, bagaimana jika Naruto tidak menyukainya lagi?

Naruto  bahkan tidak bisa membedakan mana yang bekas gigitan serangga dengan sesuatu yang bengkak karena seseorang memakan bibirnya sampai puas setelah tiga tahun hanya bisa merindu.

Sasuke  benar-benar hampir kehilangan kendali kemarin setelah Naruto mengigau menyebut Hinata, Sasuke akan terus melakukan itu membungkam dan menyiksa bibir Naruto setiap kali dia mendengar nama orang lain.

Seperti Sakura-Chan...

Nenek Tsunade...

Ero-sanin...

Guru Kakashi...

Guru Iruka....

Entah apa yang dimimpikan oleh Naruto sampai-sampai menyebut banyak nama.

KELAHIRAN KEMBALI UNTUK MENGIKAT MATAHARI ☑️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora