Bab 2- Selamat tinggal

14.3K 1.3K 59
                                    

Hari sudah menjelang pagi, Naruto beristirahat sejenak di dekat air terjun lembah kematian. Dia berharap agar langit berpihak padanya untuk mempertemukan dirinya dengan si Raven.

Bagaimanapun Naruto tidak tahu banyak tentang dimana Sasuke sekarang tinggal, hanya ini satu-satunya tempat yang dia ketahui, ada juga markas orochimaru tapi pasti di sana sudah kosong sejak pertemuan mereka terakhir kali.

Berbekal dari apa yang dia dapatkan dari orang-orang yang suka bergosip, mereka berkata bahwa kelompok Sasuke sering Berpindah-pindah tempat, mereka tidak menetap di satu lokasi saja. Inilah yang membuat mereka sulit untuk dideteksi keberadaanya.

“Sial, sebenarnya dia dimana sih?” Naruto baru saja ingin mengomel ketika tiba-tiba dia mulai merasakan keberadaan orang lain tidak jauh dari tempatnya, yah bagaimanapun juga dia Ninja tipe Sensor ingat.

“Sasuke!!!” Dia berteriak kemudian bergegas menuju ke arah cakra tersebut.

Kemudian pemuda dengan segudang masalah dalam hidupnya itu pun berdiri tepat di atas patung batu pendahulunya. Menatap naruto dengan tatapan, menantang, meremehkan, dan sial di mata naruto sudah berupa ejekan untuknya.

“Teme!!!!” Lagi, Naruto berteriak didepan Sasuke.

“Yo, Ushuratonkachi!”

*Usuratonkachi
(ウ ス ラ ト ン カ チ, Bodoh / Idiot)

“...Sasuke!!!” Naruto  berteriak, dia melompat kebawah air terjun mengejar Sasuke, dia melempar kunai miliknya dan itu mudah di tangkis oleh si raven.

“Naruto!!!” Sasuke berbalik, berlari kearah Naruto, kemudian mereka terlibat pertarungan.

Mereka saling menyerang, Chidori dan Rasengan saling beradu. Sasuke tidak tahu apa yang terjadi pada Naruto, si bodoh ini tampak sedikit  berbeda. Tadinya dia sedang bersama dengan anggota timnya, Karin berkata bahwa dia merasakan jenis chakra yang kuat.

Sasuke hanya ingin mengeceknya saja, tapi dia tidak sangka dia  akan bertemu dengan Naruto. Wajahnya tampak lelah tadi, seperti sudah melakukan perjalanan  jauh. untuk apa? Mencari dirinya? Seperti para shinobi yang sudah dia habisi belum lama ini?

Tidak mungkin!

Meskipun mereka memiliki kesamaan dalam hal bertahan hidup tanpa keluarga, Sasuke tahu jelas bahwa dirinya dan Naruto ditakdirkan berjalan di jalan yang berbeda.

Naruto selalu seperti matahari yang akan selalu menolong makhluk hidup, berjalan di jalan terang yang pastinya akan menjamin hidupnya di masa depan.  Berbeda dengan dirinya yang hanya bisa berjalan di kegelapan dengan dendam dan kebencian.

“Apa yang kau lakukan disini, bodoh?” Sasuke bertanya disela pertarungan mereka, kali ini kunai mereka yang saling  beradu. Dia ingin tahu apa tujuan si kuning duren ini.

“Aku disini untuk menghentikan mu!” Jawab Naruto, dengan mata yang sudah berubah merah menahan emosinya.

Sasuke kemudian tiba-tiba tertawa keras tepat di depan wajah Naruto, “Tidak usah peduli kan aku, pecundang!”

“Kau temanku! Ini tugasku... ”

“Aku tahu tujuanmu Naruto, Kau sama seperti mereka. Menginginkan kematianku... tapi, mari kita lihat siapa yang akan mati hari ini,” Sasuke tersenyum menantang Naruto.

Melihat tatapan Sasuke membuat hati Naruto sakit, kenapa Sasuke menjadi seperti Ini? Apa yang sudah dia lalui selama tiga tahun belakangan ini? Apa yang sudah dia lewatkan sehingga orang di depannya ini sedikit berbeda.

KELAHIRAN KEMBALI UNTUK MENGIKAT MATAHARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang