Bab 18- Memeluk

6.8K 728 24
                                    

Kiba duduk sendiri di kedai dango, ditemani oleh Akamaru di sampingnya. Dia masih terdiam menatap kasihan pada isi dompetnya yang hampir tidak tersisa, dia tidak menyangka Naruto makan terlalu banyak.

Padahal itu tabungan hasil menjalankan misi minggu kemarin.  Awalnya Naruto hanya memiliki tiga dango, kemudian di tambah oleh Ini dan Shikamaru. Kiba berpikir kalau dango itu sudah di bayar tapi ternyata belum.

Kiba di tinggalkan sendiri di kedai dango, sementara temannya yang lain  langsung pergi. Ino-Shika-Cho bertemu dengan guru azuma tas di depan kedai dango. Setelah itu, Sasuke langsung menyeret Naruto pergi.

Jadi semua yang sudah mereka makan, di tanggung oleh dompet Kiba. Akamaru menatap kasihan pada tuannya... Guk!

Akamaru, dimasa depan ingatkan aku untuk lebih dulu pergi dari pada mereka. ”

Guk!

Sementara Kiba masih meratapi isi dompetnya, Naruto kembali berurusan dengan Sasuke. Genggaman  Sasuke pada tangannya sangat kuat, dia lagi-lagi di paksa untuk ikut dengan anak laki-laki satu ini.

Naruto belum puas dengan kebebasannya selama dua hari ini, dia sudah di buat repot oleh Sasuke satu. Minggu sebelumnya.  Dia berpikir Sasuke sudah tidak mencari dirinya setelah dua hari tidak muncul.

Itulah kenapa setiap pagi Naruto pasti akan meninggalkan huniannya, sebelum Sasuke muncul membuat keributan di jendela kamarnya. Sikap Sasuke itu membuatnya bingung, dikatakan aneh memang iya, dan  kepalanya tidak bisa bekerja.

Dia tidak bisa memahami Sasuke yang sekarang. Bibir Naruto cemberut, dia berulang kali mengutuk Sasuke di dalam hatinya, “Dasar bokong ayam, balok es, Baka-teme mendokusai

“Jangan mengumpat padaku, Dobe...” Sasuke melirik Naruto sambil berjalan, bagaimana Sasuke tahu itu karena dia merasakan lehernya seperti tercekik.

Naruto melotot, matanya membulat dan menggertakkan giginya, dia kesal. Apakah Sasuke bisa membaca pikirannya sehingga anak itu tahu bahwa dirinya sejak tadi sudah banyak mengatai dirinya.

Tidak adil!

Dan  kenapa juga dia lagi-lagi menjadi anak baik dan penurut pada Sasuke. Dia tidak bisa membantah dan memberontak ketika Sasuke terus saja menggenggam tangannya dengan erat dan membawanya ke tempat latihan pribadi Sasuke.

“Kenapa kau membawa aku kemari?” Naruto misu-misu dan menatap sekitar.

“Duduk manis dan tunggu aku selesai latihan,” Sasuke menepuk-nepuk puncak kepala Naruto dan membuat bocah itu cemberut.

Sasuke merasa gemes sehingga menyentil bibir Naruto, “Jangan cemberut begitu, jelek tahu. ”

“Apa kau bilang!” tatapan tajam dengan alis mengkerut bersamaan dengan pipi yang menggembung milik Naruto diterima oleh Sasuke.

“Apa kau sedang marah? Hmn...” Senyum yang menyebalkan dimata Naruto muncul di bibir Sasuke.

“Bukan urusanmu, Teme-baka!” Nada bicara Naruto meninggi, dia marah pada Sasuke.

“Utututu... Imut,”  Sasuke benar-benar gemes sehingga tidak bisa menahan tangannya untuk mencubit Pipi Naruto.

“Arght!!! Kau benar-benar menyebalkan!”

Naruto menjadi ngambek, sehingga dia mulai menjaga jarak dengan Sasuke dan membuang mukanya ke arah lain. Dia tidak ingin melihat wajah Sasuke,  dia kesal juga marah tapi sepertinya itu tidak berefek pada Sasuke.

Itu terbukti sebab sekarang ini Sasuke yang sering berwajah datar, irit bicara, wajah kaku yang menyebalkan, dengan model rambut bokong ayam, yang tidak pernah tertawa itu  sekarang sedang tertawa terbahak-bahak!

KELAHIRAN KEMBALI UNTUK MENGIKAT MATAHARIDove le storie prendono vita. Scoprilo ora