EXTRA PART III (Spesial Mario)

36K 2.4K 181
                                    

Happy Reading

~•~

"Mario, apakah kamu benar-benar menyerah mengejar Reane?"

"Mario! Apakah kamu tidak mendengarkanku?! Aku tahu kamu hanya berpura-pura tidur!"

Pria itu merasa kepalanya sangat pusing hingga telinganya berdegung. Ia membuka matanya dan langsung diserang cahaya matahari yang cerah. Menyesuaikan penglihatannya, ia menatap langit biru menjulang di atasnya penuh kebingungan.

Di mana dirinya? Bukankah dia sudah mati setelah jantungnya di ambil ....

"Mario! Jangan permainkan aku! Aku tahu kamu masih mengejar Reane! Lalu kenapa kamu berpura-pura peduli padaku!"

Mendengar suara marah yang dikenal itu, Mario baru sadar ada seseorang di dekatnya. Dia terbangun setengah bersandar dan menatap lebar Vishaa yang berwajah kesal. Namun yang membuatnya salah fokus adalah saat ini dia menggunakan seragam SMA, begitu pun Vishaa. Dan mereka sedang berada di rooftop sekolah.

Mario semakin bingung. Jantungnya berdegup kencang seolah akan keluar dari tenggorokannya di detik berikutnya. Dia memegang dadanya tanpa sadar.

Detak jantung ini nyata, dia masih hidup. Rasa sakit di kepalanya pun sangat nyata.

Vishaa melihat wajah pucatnya dan menjadi sedikit cemas. "Mario ...? Apakah kamu baik-baik saja?"

Nafas Mario memburu saat dia menduga hal yang sangat mustahil di hidupnya. Pupilnya gemetar menyusut dan perlahan memerah.

Apakah dirinya ... hidup kembali? Bagaimana keadaannya?

Melihat dia masih linglung penuh kebingungan, Vishaa mendengus. "Apakah kamu begitu plin-plan? Aku sudah mengejarmu begitu lama! Dan sekarang kamu memanggilku ke sini hanya untuk mempermainkanku! Jangan lupa bahwa aku belum memaafkanmu atas perkataanmu yang menyakitkan itu. Jika bukan karena aku melihat dengan mataku sendiri saat Reane memohon kepadamu dan kemudian ditolak, aku benar-benar tidak akan datang ke sini!"

"Memohon kepadaku?" gumamnya serak dipenuhi keterkejutan.

"Ya! Sekarang aku tahu bahwa ternyata dia sudah menikah. Sejak kalian putus, Reane tidak pernah datang ke sekolah lagi seolah benar-benar menghilang. Sekarang aku mulai percaya padamu sejak penolakan itu, apakah kamu benar-benar berniat mengejarku?"

Di tengah ocehannya, Mario merasa telinganya semakin berdengung. Dia berkeringat saat memikirkan banyak kemungkinana.

Tanpa ragu, dia berlari secepat kilat meninggalkan Vishaa yang menjerit marah. Dia benar-benar seperti orang gila, berlari seperti robot tanpa lelah, melewati orang seolah mereka hanya udara, lalu memasuki kendaraan umum tanpa membayar, seluruh pikirannya sama sangat kacau dan berantakan.

Dia tidak tahu di mana rumah Reane, tempat gadis itu tinggal sekarang.

Langit semakin redup, matahari tenggelam meninggalkan kegelapan.

Seluruh orang itu terengah-engah, rambutnya berantakan. Langit yang mulai menangis membasahi seragamnya yang sudah basah oleh keringat. Dia berjalan terhuyung di tengah hujan yang mulai menderas.

Malam itu benar-benar gelap, seperti pikiran dan suasana hatinya. Tapi kakinya melangkah ke tempat di mana dia sering bertemu dengan gadisnya, gadis yang dia cintai bahkan setelah dengan rela mengorbankan hidupnya. Di berjalan ke sama seolah mengikuti naluri hatinya.

Benar saja ... ia melihat seseorang yang duduk menangis di bawah hujan sendirian. Suara itu ... ia mengenalnya. Sangat mengenalnya sampai menyebar ke seluruh pikirannya.

Dependency ✓ [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang