Apa cerita sebenarnya?

6.8K 114 0
                                    

Pukul 9 malam seharusnya Nichol sudah berada di rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pukul 9 malam seharusnya Nichol sudah berada di rumah. Tapi sejak 10 menit yang lalu tiba-tiba kedatangan tamu yang tak diundang. Tentu saja Nichol ingin menampar wanita tak tau diri itu. Menatapnya tajam seperti singa yang melihat umpan didepannya.

"Ada perlu apa anda malam-malam datang ke kantor? Apa mau ngomong ke orang-orang kalo anda itu KEKASIH pak Wisnu yang saya tau itu ayah kandung saya tapi kenyataannya dia adalah orang lain? " Nada penuh penegasan dan emosional. Andin hanya menatap jemarinya di diatas pangkuan.

Jantungnya berdetak lebih kencang, ternyata bocah laki-laki itu benar-benar dididik seperti orang yang ia cintai.

Andin mencoba menatapnya, "Sebelum nya saya minta maaf nak, pasti kamu amat terkejut dengan kejadian waktu itu"

Nichol mengepal tangannya, menyalurkan emosi.

"Apa keperluan anda datang kemari! " Tegas namun masih bisa pelan karena Nichol tau adab, Andin lebih tua 15 tahun darinya.

"Ibu hanya mau minta maaf ke kamu nak, mau bagaimana pun kamu tetap menantu ibu dan ibu.. "

"STOP PANGGIL DIRI LO IBU, ANJING! " Muak? Pasti. Siapa yang tidak kecewa melihat kelakuan wanita murahan ini? Kalian masih mengingat kan kejadian malam itu?.

"Gw udah mau tau ga liat lo, liat Wisnu juga! Anjing emang. Kenapa muka lo begitu? Takut lo? Gw udah anggap lo baik, tapi ternyata.. HaAHAH.. " tawa Nichol membuat Andin merinding. Emosi Nichol jelas terbaca di raut wajahnya.

"Saya tau saya salah, saya khilaf nak tapi ini semua ada alasannya" Andin menitikan air matanya lalu ia mengusap cepat.

"Biarin saya jelasin semuanya nak, Nichol pasti akan paham begitu juga Jeje"

Nichol diam, moodnya hancur. Ia sama sekali tidak ingin menjawab apapun. Dia hanya menatap penuh amarah, kekecewaan juga kesedihan mendalam mengapa drama orang tua mereka serumit ini.

"2 tahun sebelum kamu lahir, perusahan ini ingin membeli ladang di kampung kami.Ladang yang jadi sumber mata pencaharian penduduk di desa tiba-tiba diusik karena perusahaan ayah kamu memaksa mengambil alih" Andin menarik nafas.

"Waktu itu pak sanjaya masih menjadi direktur utama perusahaan ini, orang yang sangat tegas tapi ia juga sama sekali tidak memikirkan warga desa. Lahan yang luas di beli secara paksa dan diancam jika tidak mau dibeli ke perusahaan. Waktu itu bapak saya memiliki ladang paling luas di antara penduduk lain"

Nichol lihat dari sorot matanya tidak terlihat kebohongan, ia sedikit mempercayai apa yang Andin katakan.

"Ibu saya meninggal, saya hanya tinggal bersama ayah saya dengan merawat sayur-sayuran yang kami tanam di ladang. Penghasilan yang cukup juga membuat saya bisa merawat diri dan belum kepikiran menikah. Ayah saya menolak keras karena cuma lahan inilah yang kami punya. Seluruh ladang di tempat kami sudah di jual ke pak sanjaya kecuali saya "

NICHOLASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang