CHAPTER 14: BAGAIMANAPUN, BADAI HARUS DIHADAPI

1K 126 16
                                    

Ariana menghentikan mobilnya persis didepan pagar. Secara otomatis pagar rumah terbuka dan pemilik mobil menginjak pedal gas perlahan dan mobil memasuki pelataran parkir dengan sempurna.

"Yuk turun"

Ariana menoleh pada manusia yang belum bergeming disamping nya. Rebecca yang ditoel oleh Ariana menoleh dengan wajah tak santai.

"Kamu kenapa?", tanya Ariana dengan wajah tak paham. Kenapa manusia ini berwajah tegang sekali?

"Aku ga enak kalo ga bawa apa-apa kak. Ntar your mom mikir yang ga baik sama aku"

Ariana kali ini tak bisa menyembunyikan tawanya. Ia menggigit bibirnya sendiri agar tak terlalu membuat adiknya sebal.

"Kak, aku serius....", keluh Rebecca dengan wajah memelas.

Ariana mengangguk setelah beberapa saat mengatupkan mulut rapat-rapat agar tak menambah kekesalan Rebecca.

"Everything will be okay. My mom isn't psychopath"

"Aku ga lagi becandaa kak"

"Becky, please lah"

"Gimana kalo dia ngelemparin aku amplop uang dan nyuruh menghilang dari pandangannya?"

Ariana menggigit bibirnya bengek. "Kamu kenapa bisa kepikiran itu?"

"Iya siapa tau dia ga sempat dulu ngelakuin itu ke Mama trus sekarang mau balesin ke aku", ucap Rebecca makin khawatir. Sangat mungkin sekali prediksinya akan terjadi. Yakann, woii?

"My mom wouldn't do that. Kamu pikir dia ibu-ibu kebanyakan? Let me tell you, ketika ditinggalin daddy, my mom bahkan ga sedrama yang kamu bayangin, tau ga kenapa?"

"Kenapa?", tanya Rebecca penasaran. Ah pantaskah dia penasaran akan gosip ini sekarang??

"She loves my dad, but not an idiot"

"Kak!!"

"What?"

"Kok ngomong nya gituu?"

"Emang iya kok. My mom knows that your mom wanna be daddy's mistress and yaa she give it to her. Baik kan dia?", ucap Ariana dengan sengaja memasang wajah bangga.

Btw, dia bangga soal apa? Soal keluarga nya yang hancur karena pelakor? Bukan main mental manusia ini, wir.

"Excuse me, aku gatau harus kagum apa miris ngeliat prestasi mama kakak", balas Rebecca dengan wajah sungguh-sungguh prihatin.

Ariana mendesis dan mencebikkan bibir. "Yaudahlah apapun itu, my mom ga sejahat yang kamu bayangkan. Ayo turun"

"Iiih kak tunggu dulu. Aku harus bilang apa ke your mom?"

"Apapun itu asal tidak soal menikahi aku. Kalo mau ngomong begitu, kita harusnya bawa ambulance"

"Ariana, please!"

Ariana tak menghiraukan Rebecca yang uring-uringan dan membuka seatbelt nya lalu membuka pintu mobil. Ia tersenyum saat seseorang baru saja masuk dari gerbang rumah. Julia melambaikan tangan pada putri semata wayangnya.

---

Rebecca tersenyum kikuk sembari merapikan kemejanya saat menyaksikan Ariana berlari ke dalam pelukan wanita paruh baya hampir berusia 60-an mungkin. Tapi kecantikannya tampak masih di usia 40-an.

Sekarang ia tau darimana kecantikan Ariana berasal. Sudut bibirnya terangkat meski kini agak salah tingkah saat dua orang yang baru saja saling menyapa dengan manis itu menoleh padanya.

Rebecca menunduk sekilas dan tersenyum pada Julia dan Ariana yang kini berjalan ke arahnya. Tuhan, tolonginn!!

"Mom, this is Rebecca, my little sister", ucap Ariana dengan suara yang sengaja dilembutkan. Tampaknya ia sangat menikmati mengusili Rebecca.

THESIS 2: CAN LOVE BE THE ANSWER?Where stories live. Discover now