CHAPTER 24: LOVING CAN HURT

871 82 18
                                    

Suara denting piring dan sendok dari dua manusia yang kini fokus menyantap makanan memenuhi ruangan. Clara sesekali mencuri pandang pada Erena yang hanya diam sejak sambungan telponnya dengan Rebecca terputus.

"Rebecca orangnya gimana sih kak?", suara pelan Clara terdengar memecah kesunyian.

"Hmm?"

"Temen lo yang barusan, Rebecca, right?"

Erena mengangguk. "Weekend mau ketemu dia ngga?", ucapnya sambil tersenyum.

"Kenapa gue harus ketemu dia?"

"She's my best friend, akan menyenangkan kalo kalian saling kenal"

"Dia keliatan baik", ucap Clara lirih sembari mengunyah makanannya.

"Tau darimana?"

"Akun Instagram lo"

"Lo stalking gue yaa?"

"Yeuu, gausah kepedean"

"Ngaku aja, Araaa", goda Erena mencolek lengan Clara gemas.

"Gue stalking lo ketika diatas pesawat kesini, dan bertanya-tanya kenapa gue bisa-bisanya ga kontakan sama lo selama lima tahun", jawab Clara ngeles.

Padahal yang sebenarnya terjadi adalah ia tiap tahun nge-stalking akun Erena. Hanya saja ia cukup segan mengontak Erena lebih dulu karena dulu ia berpikir Erena marah padanya.

Erena meletakkan sendoknya ke atas piring. Memang benar ia menghindari kontak dengan Clara selama ini. Demi Bunda.

Hanya karena bulan lalu Katherine sendiri yang menelepon Lia dan meminta izin untuk memulangkan Clara demi kebaikan gadis itu. Demi kebaikan anak mereka.

Erena menatap Clara dan tersenyum. "Iya ya?"

"Mama seolah berusaha menghilangkan ingatan gue soal lo dan gue belum benar-benar mengerti saat itu dan gue juga heran kenapa lo ga sekalipun berusaha ngontak gue", ucap Clara lirih. Ingatannya mulai melayang ke masa lalu.

"Gue sibuk sekolah dan kesulitan untuk selalu kontakan sama lo", jawab Erena mencoba mencari alasan.

Erena berusaha tersenyum. Clara masih kecil saat kejadian itu. Meskipun Erena sendiri juga masih belum dewasa saat itu. Kejadian yang menghancurkan hubungan baik Bunda dan Katherine. Dua sahabat baik yang ternyata berbagi suami.

Ceritanya sangat panjang dan berbelit tapi singkatnya, ayah Erena dan ayah Clara adalah orang yang sama. Erena yakin sepenuhnya bahwa Clara tidak tahu menahu soal fakta itu.

"Lo ga ngebantah soal mama yang berusaha ngejauhin kita?", tanya Clara penuh selidik.

"Mama ga mungkin ngelakuin itu, mungkin cuma perasaan lo aja", jelas Erena. Ia melanjutkan makan tanpa bicara lagi.

"Kak Audy bilang sesuatu yang sulit gue percaya"

Erena menghentikan kunyahannya. Ia mulai berpikir keras apa hal yang Audy katakan. Di sisi lain ia berdoa agar tak soal yang satu itu.

Clara memperhatikan gerak gerik Erena dengan seksama. Apa ucapan kak Audy bener? Erena sudah tau kenyataannya?

"Lo tau ga hal aneh apa yang kak Audy katakan?", pancing Clara.

Erena mengusap tengkuknya tak nyaman.
"Gue gatau"

"Ayah lo adalah cinta pertama mama. Tapi sayangnya kayak cinta pertama kebanyakan, hubungan mereka ga berhasil. Akhirnya ayah lo nikahnya sama Bunda, which is my mom's best friend. But, entah kenapa Mama ataupun Bunda ga pernah memikirkan perasaan ayah lo dan malah memutuskan untuk tinggal di lingkungan yang sama. We are a good neighbors for some time as long as you and me know, until i born. Everyone was happy tapi tidak ada yang namanya rahasia abadi, Mama mungkin terlalu sesak dan ga bisa nahan semuanya, dan akhirnya dia jujur sama Papa dan Bunda bahwa anak itu adalah anaknya ayah lo. Hari itu juga rumah tangga mereka berantakan. Rupanya ayah lo adalah pihak yang egois karena ternyata Mama sudah berniat menggugurkan gue ketika kesalahan itu terjadi tapi ayah ngelarang. Tapi bagi gue, semua orang sama aja pengkhianatnya. Gue hasil dari pengkhianatan itu..."

THESIS 2: CAN LOVE BE THE ANSWER?Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz