CHAPTER 7: UJUNG YANG TAK SELESAI

1K 146 54
                                    

---

Buat yang ribut buat update, cepatan vote kelen ya. Awas aja lu pada kagak vote, semoga hari kalian selalu senin.

-Author baik hati

---

Mobil Chiko memasuki pekarangan rumah mewah keluarga nya. Ia tersenyum sekilas saat mobil mereka berhenti di depan rumah.

"Yuk", ajaknya pada gadis yang duduk di kursi penumpang. Rebecca tentu saja.

"Serius gapapa? Gue belum sempat beli apa-apa. Gue udah nyuruh lo berhenti dulu tadi, lo malah gamau!", ucap Rebecca agak sebal.

"Gapapa anjir. Lagian kalo berhenti beli sesuatu takut kejebak macet makan siang Ca"

"Ya, ga harus jauh-jauh. Beli apapun di jalan juga bisa. Sebentar pun lo gamau berhenti", ucap Rebecca masih bersungut.

Pasalnya ia akan bertemu Mami Chiko. Setidaknya ia harus membawa buah tangan.

"Yaudah sih ribet banget, bawa diri aja cukup. Mami bukan orang kolot begitu ke calon mantu", jawab Chiko asal. Ia membuka seatbelt nya.

Rebecca menoleh pada laki-laki di samping nya sinis. Sedangkan yang ditatap hanya tersenyum sembari mengedipkan mata.

"Kenapa sih sayang?", goda Chiko.

"Ngomong sekali lagi gue geplak juga lo", balas Rebecca memasang wajah sangar. Ia menjangkau tas nya dan membuka pintu mobil.

Chiko terbahak dan ikut keluar dari mobil.

"Lo serius gamau jadi menantu Mami?"

"Lo punya adek?"

"Hah? Apasih pertanyaan lo?"

"Ya terus gimana gue bisa jadi menantu Mami kalo dia ga punya anak cowok"

"Eh Rebecca anjing!", semprot Chiko tak terima.

Rebecca mengibaskan tangan meninggalkan Chiko sambil tertawa jahil. Gadis itu menunduk santun saat maid rumah membuka pintu untuknya.

"Hallo, Ca. Long time no see. Makin cakep aja?", sapa Diana, sekretaris pribadi Mami Chiko. Ah, lebih ke tangan kanan mungkin.

Wanita yang berusia sekitar 35 tahun itu menyambut Rebecca di ruang tamu. Ia memeluk Rebecca hangat. Bagaimanapun, ia sudah mengenal Rebecca sejak anak itu SMA.

"Haii, Kak", jawab Rebecca tersenyum sekilas. "Ada Mami?"

"Ada, lagi rapat sebentar di ruang kerja. Duduk dulu aja, saya kabarin sebentar"

Rebecca mengangguk dan memilih duduk di sofa ruang tamu. Ia tersenyum saat perhatian nya tertuju pada foto masa kecil Chiko.

Laki-laki itu anak satu-satunya jadi setiap detik pertimbuhan bocah itu selalu ter-capture lensa.

"See? Gue emang cakep dari lahir", ucap Chiko yang sedari tadi ternyata memperhatikan Rebecca yang tak berhenti senyum saat menatap foto berukuran besar di ruang tamu.

Rebecca menoleh dan mengatupkan senyumnya. "Emang boleh sepede itu?"

"Boleh lah", ucap Chiko sembari meletakkan dua paperbag di atas meja. Ia mendudukkan diri di seberang Rebecca.

"What is that?"

"Buah tangan buat Mami"

"Hah?"

"Memikat hati mertua pake tas mahal, gimana?", ucap Chiko mengedipkan mata.

Senyum Rebecca mengembang saat mengintip isi paperbag yang terletak diatas meja.

"Sumpah? Thank you banget lo nyiapin ini. Gue sampe uring-uringan gatau mau bawain apa", keluh Rebecca.

THESIS 2: CAN LOVE BE THE ANSWER?Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin