CHAPTER 8: BADAI YANG BERLALU LALANG

1.2K 133 69
                                    

-

Hallooow semuanya. Happy Weekend dan selamat overthinking atas semua hal. Kita hidup baru sekali, jadi wajar jika ada banyak kesalahan dan tidak sesuai timeline. Tapi taukah kamu bahwa hidup yang tidak sempurna ini adalah skenario terbaik yang Tuhan berikan pada kita?

Jangan lupa nikmatin hari ini. Hari yang buruk bukan berarti hidup yang buruk kan? Semuanya mungkin saja terjadi, tapi jangan lupa tetap cintai dirinya sendiri yaaa:).

-Author sok baik

-----------









---
"Did you enjoy his hand? Better than me, huh?", Bisik Ariana pelan.

Hanya terdengar diantara mereka berdua.

Meski hanya bisikan, rupanya tidak berlaku begitu bagi Rebecca. Ucapan Ariana barusan bagai petir baginya. Gadis itu mengepalkan tinju menahan kekesalan.

Ariana mundur selangkah dan duduk di tepian ranjang. Ia menampilkan senyum lebarnya. Mata tajamnya tak lepas dari Rebecca. Ia tampak menikmati menghakimi adiknya sendiri.

Sementara Rebecca hanya diam ditatap begitu. Ia terlanjur nge-freeze ditatar begitu oleh sang kakak.

Chiko yang menyadari perubahan atmosfer diantara mereka berjalan menghampiri keduanya. Ia berdiri menghadap diantara Rebecca dan Ariana agar tatapan saling bunuh itu terputus.

"Lebih baik kakak keluar dari sini sekarang. Bicaralah lain kali dengan Aca", ucap Chiko dingin.

Ia tak tau sama sekali apa yang baru saja dibisikkan Ariana pada sahabatnya, tapi Chiko dapat menyadari bahwa itu bukan hal baik saat Rebecca kini mengepalkan tinjunya dengan kuat.

Ariana tersenyum sinis. Ia berdiri kembali dan menyilangkan kedua tangan di dada. Wajah sombong yang jarang ia perlihatkan, kini mulai tampak dengan smirk khasnya.

"Why? Apa kedatangan kita ngeganggu aktivitas kalian?", Tanya Ariana mendelik curiga. Ia menatap tajam pada Chiko.

"Yes, kedatangan kalian ngebuat kita harus menghentikan kegiatan yang seru banget. We would appreciate if you would leave my room", kini Rebecca yang menjawab.

Gadis itu menarik Chiko agar berdiri sejajar dengannya. Kini pandangan nya kembali bertemu dengan Ariana. Ia punya cukup waktu mengendalikan diri, dan kini tatapan tajam milik kakaknya itu juga dibalas dengan tatapan dingin miliknya.

"Oh really? I'm sorry but we need to talk. Aku yakin ini jauh lebih penting dari kegiatan kalian", Jawab Ariana menatap Rebecca tajam.

Yang ditatap juga tak kalah dingin membalas tatapan Ariana. Ia menggertakkan geraham saat tatapan mata Ariana bicara dan menghakimi nya dengan sangat jelas.

"Kalo mereka ga pergi kita yang pergi yuk", ucap Chiko. Ia merangkul bahu Rebecca sekaligus menenangkan Rebecca.

Sudut bibir Rebecca terangkat saat ide gila muncul di benaknya. Ia menoleh pada Chiko yang kini merangkulnya.

"Beneran mau yang tadi ngga?", Tanya gadis itu yang dihadiahi tatapan tak mengerti oleh Chiko.

Rebecca tersenyum sesaat dan merapatkan tubuhnya pada Chiko. Gadis itu berjinjit dan sedetik kemudian ia mendaratkan bibirnya di bibir Chiko.

Aksi gila yang baru saja Rebecca lakukan itu membuat semua orang disana kaget. Zainal  membulatkan mata melihat adegan tak seharusnya.

Sedangkan Ariana diam membeku di tempat dengan tatapan tak percaya. Dari sekian dominannya tatapan sinis yang sedari tadi ia tampilkan, kini segelintir perasaan terluka membayang dalam bola matanya.

THESIS 2: CAN LOVE BE THE ANSWER?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang