00.prolog

615 77 54
                                    

Pemuda berjaket hitam itu meremat surat hasil pemeriksaannya, mata memerah siap menumpahkan air matanya.

Langit mendadak mendung, seolah menjadi saksi betapa terpuruknya seorang Xabirru Aliedzar Naveen.

"Kenapa harus sekarang?"lirihnya.

"Diantara banyak orang kenapa harus aku?"lirih nya lagi, dia semakin meremat kertas yang dia genggam.

Kenapa takdir begitu mempermainkannya? Tak bisakah, sekali saja takdir berpihak kepadanya.

Perkataan dokter Gilang terngiang-ngiang dipikirannya, dia divonis penyakit gagal jantung dan sekarang hidupnya hanya bisa diperkirakan sekitar 3 bulan.

"Xabirru!"

Xabirru menoleh kebelakang ketika mendengar suara yang tidak asing ditelinga nya.

Plak

Xabirru memegang pipinya yang baru saja ditampar oleh gadis didepannya, gadis itu bernama Arabella Aghnia Lysandra.

Arabella berdecih,sorot matanya berubah tajam,"Lo yang bikin Dikta masuk kerumah sakit kan?"tuduh Arabella tanpa sebab.

"Lo jahat banget xa, gue nggak nyangka Lo berani nyakitin cowo gue"ucap arabella.

"Maksud Lo apaan bel? datang-datang nampar gua dan sekarang Lo nuduh gua."

Arabella menarik kerah baju xabirru,"penjahat mana mungkin ngaku atas kesalahannya! xabirru gue kecewa sama Lo!"

"Dikta koma dan itu semua gara-gara Lo xabirru! lebih baik Lo mati aja!"

Xabirru melepaskan tangan arabella dikerah baju nya,"tenang aja bel, gua memang bentar lagi mati"ucap xabirru sambil tersenyum.

"Gue tunggu itu"

******

"Daddy, bintang itu cantik ya? Dia yang paling kecil, tapi sinar nya yang paling terang"ucap Xabirru dengan tangan yang menunjuk kearah bintang tersebut.

"Kelak kalo birru udah nggak ada, Daddy jangan sedih ya"lirih Xabirru.

Ghastan menatap sendu putra bungsunya. Ditariknya Xabirru dengan lembut kedalam pelukannya, "Daddy ada disini buat kamu, ingat nak ... kalo ada penyakit, pasti ada obatnya."

Xabirru [TERBIT]Where stories live. Discover now