EPILOG

737 62 2
                                    

Di sebuah kamar yang cukup luas sesosok makhluk cantik sedang berdiri di depan sebuah kaca besar yang terpasang di sana, tubuhnya yang terlihat sangat berisi dan wajahnya yang terlihat cantik juga bersinar akhir akhir ini, ternyata efek dari senyuman benar benar hebat.

“Kau sedang apa?” tanya sosok Tinggi yang menghampirinya sambil menggandeng dua anak yang memiliki wajah yang sama.

Sosok cantik yang bernama gulf itu tersenyum, membalik badannya dan mendapati suami dan kedua putranya yang sangat tampan dengan setelan tuxedo yang mereka kenakan.

2 tahun berlalu dan kini gulf hidup di dalam dunia yang dulu selalu menjadi impian di setiap tidurnya.

Mew berjalan mendekati gulf dan mencium keningnya.

“ Aku mencintaimu” Bisik mew di telinga gulf.

“Aku lebih mencintaimu”

Kata kata cinta adalah kata wajib yang akan di ucapkan mew setiap harinya, setiap pertama kali dia membuka mata, saat tatapan mereka tak sengaja bertemu dan saat malam saat mereka bersiap untuk berlayar ke alam mimpi.

“ daddy endong” Ucap alex yang kini sedang menarik narik celana bahan yang di kenakan mew.

Mew meraih tubuh alex dan mengangkatnya, alex tersenyum begitu juga mew.

“pawat mau mommy gendong? “ Tanya gulf yang langsung di angguki oleh pawat.

Alex tertawa, mencoba meraih sang adik mew yang menyadari hal itu langsung mendekatkan alex ke arah pawat, dengan segera alex mencium Pipi pawat.

“ phii tayang pawat” Ucapnya.

Gulf tersenyum, 2 tahun ini bukan waktu yang mudah untuk pawat, keadaan jantungnya yang lemah dan tidak stabil membuat pawat harus keluar masuk rumah sakit untuk menjalani pengobatan, beruntung alex adalah anak yang baik, dia bahkan tak pernah merasa cemburu jika kedua orang tuanya begitu memperhatikan pawat, bahkan terkadang alex ikut menjaga sang adik jika gulf atau mew sedang berada di ruangan lain.

Gulf sangat mengingat di saat usia mereka 1 tahun, saat alex dan pawat sedang bermain di ruang tamu, pawat sempat merasakan sakit di dadanya saat itu mew sedang berada di kantor dan gulf sedang berada di kamar mereka di lantai 2.

Alex yang melihat pawat menangis sambil memegang dadanya segera merangkak dan menaiki tangga, dia bahkan sempat terjatuh dari tangga tapi dia tak menangis dan begitu sampai di atas, dia berdiri mencoba menyeimbangkan tubuhnya dan mulai berjalan perlahan, dengan langkah yang belum tegas alex berjalan mendekati kamar gulf.

Dia mengetuk pintu dan saat gulf melihat alex sudah ada di depan kamarnya sambil berdiri gulf hampir saja menangis, karena tak menyangka dengan perkembangan putranya.

“ Au.. Auu. Paw....paw” alex bergumam sambil menunjuk ke arah bawah, gulf yang sedikit mengerti maksud alex langsung menggendong alex dan berlari ke bawah.

Hati gulf menjerit melihat putranya yang sedang menangis sambil memegang dadanya.

Itu bukan hal pertama yang di lakukan alex untuk pawat, karena dia benar benar ikut menjaga sang adik seperti kedua orang tuanya.

“ Sudah ayo kita berangkat nanti kita terlambat” Kata mew menyadarkan gulf.

“ Ayo”

Mereka berdua berjalan beriringan dengan masing masing menggendong putra mereka, tapi satu hal yang tak pernah lupa yaitu genggaman tangan mew pada gulf yang tak pernah terlepas selama mereka berjalan.

Karena mew sudah tau arti dari sebuah kehilangan dan gulf yang tak mau lagi terpuruk dalam pelarian.

🌻☀️🌻

RAINBOW AFTER A RAINSTROM (MEWGULF)~ENDWhere stories live. Discover now