TC 12 -Narkoba 🌱

62 8 0
                                    

The long day will start now.” Hyun Ra menyeringai menatap pantulan dirinya di cermin.

“Aku pergi, jaga diri kalian girl's. Byee!” Fairy, Avanza, Kurva, bahkan Oliara menganga melihat penampilan Hyun Ra pagi ini. Semuanya melotot, bahkan Oliara yang baru bangun mengerjapkan matanya berkali-kali.

“Itu, Hyun Ra?” Avanza bertanya lirih.

“HYUN RA! SENAPAN BENERAN?!” Kurva turun dari ranjangnya yang di atas sekali, secara meloncat. Buru-buru membuka pintu untuk melihat Hyun Ra yang telah pergi.

Tidak mampu menjawab, seperkian detik seisi kamar speechless.

“Hyun Ra pasti udah gila,” ucap Fairy sembari menggelengkan kepalanya.

“Aku yakin, semalam dia nangis. Dan sekarang ...?” Oliara berdecak kagum.

Hyun Ra tersenyum lebar, berjalan dengan menegakkan bahunya penuh percaya diri. Undakan tangga ia turuni, tiap pasang mata yang dilewatinya cukup terbelalak semua.

Dari ujung kepala, hingga ujung kaki semuanya serba hitam. Rok dan jaket kulit yang tampak berkilauan di bawah sinar matahari, pasmina hitam, serta kaca mata hitam yang bertengger apik di batang hidungnya yang mancung. Sepatu bootnya bergema disetiap langkah. Senapan tersandar di bahunya. Hyun Ra berjalan anggun, dengan sesekali melambaikan tangan, menyapa orang yang kemungkinan dikenalinya.

“Assalamualaikum!” Hyun Ra berdiri menunggu pintu dibukakan.

“Waalaikumussalam, warohma-tullahi ... wabarokatuh.” Terang melongo ketika membuka pintu, akhir pekannya baru dimulai, sudah dikejutkan saja.

“Kak, Hyun Ra?” Hyun Ra menyengir, ia langsung melepaskan kacamata hitamnya.

“Terang, annyeong!”  Hyun Ra melambaikan tangan, menyapa.

Annyeong.” Lambai tangan Terang, balas menyapa.

“Kak ...,” Hyun Ra tersenyum, lantas memutarkan badannya.

“Gimana?” Terang mengangguk, mengangkat dua jempolnya.

“DAEBAK! MIRIP MAFIA-MAFIA DI DRAKOR.” Hyun Ra terkekeh mendengar itu.

“Gus Arayyannya ada?” tanya Hyun Ra.

Terang mengangguk lagi, “Ada, ayo masuk kak,” ucapnya mempersilakan.

“Bang, ada Kak Hyun Ra nyariin nih.” Terang memanggil abangnya, setiba di ruang makan. Bukan hanya Gus Arayyan, Gus Arzian yang juga sedang sarapan bersama ikut menoleh.

“UHUK-UHUK!” Gus Arzian melotot, ia langsung berdiri, menyampingkan rasa sakit hidungnya karena tersedak.

“TURUNIN SENJATA KAMU!” Hyun Ra berjengkit kaget mendengar teriakan itu, ia langsung menghempaskan senapan yang dipegangnya, dan mengangkat kedua tangan ke atas.

“Ini palsu, beneran gak bohong.” Hyun Ra berkata meyakinkan.

Gus Arzian menyipitkan matanya, cepat mengambil senapan yang tergeletak di lantai.

The ChosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang