TC 06 -Acuh Tapi Ricuh 🌱

133 24 0
                                    

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِكَ

Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi 'Ala Diinik

Artinya: Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu." (HR. Ahmad dan at Tirmidzi)

The Chosen update, temenin ngabuburit. 🥰 Jgn lupa bintang nya, drop komen juga. 🦋

•••

Jaket Gojek dengan motor Aerox. Abang yang menjaga gerbang pun menggeleng heran, melihatnya.

"Punten, ada keperluan apa ya, Mas e? Tamu wajib lapor, Mas." Santri senior, dengan logat jawanya bertanya. Adim-- lelaki perawakan tinggi kurus itu menatap abang Gojek di depannya, dari atas hingga ujung kaki.

Motornya Aerox, yang dipakai dari ujung ke ujung, merk-nya Guccay. Iki niat e ngojek, opo buang-buang bensin bae?

Galuh-- abang penjaga gerbang, yang ditaksir juga oleh Hyun Ra, ia menyikut pelan temannya. Natapnya, seakan-akan presiden Korsel berubah jadi Kim Jong Un aja.

"Ngeliatnya jangan kayak gitu." Galuh berbisik pelan. Setelah itu ia tersenyum simpul, pada abang Gojek dengan helm yang kacanya menutupi seluruh wajah itu.

"Boleh scan di sini dulu Mas, kalau-kalau belum membuat janji dengan pak Kiyai. Tamu di persilahkan untuk lapor terlebih dahulu. Caranya ada di sudut kanan bawah ini ya." Galuh menunjuk sopan dengan jempolnya, banner yang terpampang jelas di dekat pos jaga. Senyumnya tampak tak surut sama sekali.

"Saya gak mau bertamu Akang-Akang. Tapi sebelumnya, ini benar pesantren Ya-Baasith Al-Mukmin kan ya?" Dua penjaga gerbang itu mengangguk, mendengar suara yang sedikit teredam di dalam helm. Heran tentu saja. Mau ngapain, kalo bukan bertamu?

Mau numpang, mangkal ojek?

"Iya Mas, benar. Tapi mau apa ya, kalau bukan bertamu? Ada hal lainnya, kah?" Adim bertanya, penasaran.

"Mau nganterin pesanan, Akang. Saya boleh masuk, kan?" Abang Gojek itu mengangkat kresek, dengan bertuliskan sebuah nama cafe.

"Oh, nganterin pesanan. Sok, biar saya aja. Atas nama siapa ya?" Galuh tersenyum ramah, menawarkan diri.

Abang Gojek itu menggeleng cepat. "COD Akang, biar saya aja."

"Gapapa Mas, nanti saya balik ke sini lagi, nganterin duitnya," sahut Galuh.

Abang Gojek itu menggeleng lagi. "Saya aja ya Akang, nanti saya kasih Kiss deh." Abang Gojek itu menyatukan kedua tangannya, seolah memohon.

Galuh sontak mundur satu langkah, dengan menyeret tangan Adim. "Astaghfirullah, aya-aya wae atuh Mas. Kumaha sih, gak boleh begitu." Galuh merinding membayangkan nya. First kiss nya ya harus sama istrinya kelak. Bukan sama abang Gojek.

"Ojo ngadi-ngadi Mas. Mboh ah," ucap Adim, bergidik. Cowok apaan emangnya dia?

"Astaghfirullah, maksudnya permen Kiss. Ini saya ada empat. Tadi beli, karena gak ada kembalian goceng. Dimakan ya. Akang nya dua. Akang nya juga dua." Abang Gojek itu merogoh sakunya, lantas memegang tangan Galuh dan Adim bergiliran, menaruh dua buah permen Kiss warna merah di sana.

The ChosenWhere stories live. Discover now