With You

25.5K 2K 63
                                    

Ali memakirkan mobilnya di depan rumah Prilly. Sesaat, sebelum menekan bel yang ada di dekat pagar, Ali mengatur nafasnya.

Percakapannya dengan Jodi, masih terngiang-ngiang dengan jelas di kepalanya. Bagaimana dengan langsungnya, Jodi meminta pada Ali untuk menjauh dari Prilly.

Setelah merasa tenang, Ali menekan bel tersebut dua kali. Menunggu beberapa saat, kemudian pintu pagar terbuka. Ali mengernyitkan dahinya heran. Bukan Pak Jono, melainkan Pak Ujang.

"Loh, Pak Jono mana Pak?" tanya Ali bingung saat ia telah berada di dalam. Pak Ujang menutup kembali pintu gerbangnya, baru menjawab pertanyaan Ali.

"Pak Jono dipecat Den sama Bapak, baru kemarin dipecat." jawab Pak Ujang.

"Jadi nggak ada satpam di sini?" tanya Ali lagi. Pak Ujang mengangguk.

"Nggak ada, Den. Cuma saya merangkap jadi satpam juga,"

Ali diam sebentar. "Saya ke dalam dulu ya Pak," Ali menyalami Pak Ujang sopan, kemudian berjalan menuju pintu utama.

Ali menggantungkan tangannya di udara, ragu-ragu untuk mengetuknya. Bukan takut. Melainkan ragu. Bagaimana jika Jodi masih bersikap dingin padanya?

"Ali? Masuk yuk, gue lagi sarapan." Senyuman Prilly menyambut kedatangan Ali. Belum sempat pemuda itu menjawab, Prilly terlebih dahulu menggamit lengannya, membawa menggiringnya menuju ruang makan.

"Nak Ali sudah makan?" Winona bertanya saat Ali menyalaminya. Ali tersenyum lantas mengangguk.

"Udah Tan, tadi sama Mama, Mila juga." Tatapannya beralih pada Jodi, laki-laki itu tampak tenang dengan menyantap sarapannya.

"Li, mau minum apa? susu?" tanya Prilly sambil mengambil satu gelas kosong. Ali menggelengkan kepalanya. "Air putih aja,"

Prilly menuangkan air putih yang ada di teko ke gelas kosong. Meletakkannya di depan Ali. Lalu melanjutkan sarapannya.

"Sebelumnya, Om, Tante, Saya mau izin bawa pergi Prilly jalan-jalan, mungkin baru pulang besok," kata Ali ragu. Prilly menghentikan makannya, begitu juga Winona dan Jodi.

"Emang mau pergi ke mana sih Li?" tanya Prilly heran.

Ali tersenyum sekilas, kembali menatap Winona dan Jodi bergantian. Dalam hatinya, sangat berharap keduanya mengizinkan. Setidaknya, untuk saat ini.

"Anak-anak panti merindukan Prilly. Rencananya saya mau bawa Prilly menginap di Panti," jawab Ali kikuk.

Jodi menatap Ali, lalu mengangguk pelan. "Ya, boleh. Asalkan Prilly pulang dengan selamat," Ali menghela nafas lega saat Winona dan Jodi mengizinkannya. Bahkan, Jodi tersenyum saat ini.

"Berangkat sekarang?" Ali beralih pada Prilly.

Prilly mengangguk dengan semangat. "Bentar, gue ambil tas dulu!" Prilly berlari kecil menuju kamarnya yang ada di lantai dua.

"Yuk!" Sedikit bernafas lega saat Prilly turun dan menarik tangannya. Ali menyalami Jodi dan Winona. Sebagaimanapun, ia tetap menghargai keduanya sebagai orang tua Prilly.

"Jaga Prilly ya, Ali." Winona mengusap kepala Ali lembut. Ali mengangguk pasti.

"Pasti Tante. Tanpa Tante minta, Saya akan jaga Prilly."

Prilly merona saat mendengar jawaban Ali baru saja. Ia merasa dilindungi. Dan disayangi. Eh?

Setelah berpamitan, Ali dan Prilly keluar dari rumah. Ali menggandeng tangan Prilly, membukakan pintu mobilnya untuk Prilly.

"Aku gabawa baju loh Li, aku nggak tau kalo mau nginep," kata Prilly polos sebelum ia masuk ke mobil.

Ali menyeringai. "Gampang. Nanti beli," begitu setelahnya Ali menutup pintu mobilnya, berjalan memutar dan masuk ke dalam mobil. Berlalu meninggalkan rumah Prilly.

Kamu dan AkuDär berättelser lever. Upptäck nu