Am I Fall In Love?

28.6K 2.1K 19
                                    

Tiga hari tanpa ancaman yang terlihat maupun tidak terlihat dari Ray Hermawan, Prilly merasa tenang. Ia sedikit bisa merasakan hari-harinya yang kemarin sempat hilang karena rasa takutnya yang luar biasa.

Dan tiga hari pula, ia tidak melihat Ali di sekolah. Meskipun ia tahu cowok itu jarang atau bahkan tidak pernah masuk kelas, Prilly tahu bahwa Ali selalu berangkat sekolah. Bisa terlihat dari meja di kantin tempat Ali dan Gabriel menghabiskan waktunya di sekolah; kali ini terlihat rapi. Tidak ada bekas bungkusan makanan dan putung rokok milik Gabriel.

Ini berarti, Ali tidak masuk sekolah. Lebih tepatnya, tidak memunculkan diri di sekolah. Hanya Mila saja yang selalu dan rajin berangkat sekolah.

"Woy! Ngelamun aja lo!" seru Mila saat mengagetkan Prilly dari belakang. Prilly tersentak. Ia mengelus dadanya, kaget dengan kehadiran Mila yang mendadak.

"Apaan sih lo ngagetin aja." sungutnya. Mila terkekeh, gadis itu duduk dan melepaskan tas punggungnya.

"Lo kenapa sih tiga hari ini gue liat diem, nggak rame kayak biasanya?" tanya Mila penasaran.

"Diem gimana? Nggak mungkin ah Prilly Natasha Andromeda diem. Gue ketemu abang Logan Lerman dah kalo gue diem!" seloroh Prilly.

Mila mendengus. "Enggak, gue ngerasain ada yang aneh sama lo. Lebih nggak hyperactive kalo dibandingin sama sebelum kejadian itu," kilah Mila.

Prilly terdiam sejenak, dalam hati membenarkan perkataan Mila. Ia juga merasakannya; lebih cenderung kalem. Tapi tetap saja cerewet.

"Stres kali ya, Mil? gue nggak tau juga sih kenapa bisa gini banget." ujar Prilly pelan.

"Ali juga gitu, Prill." kata Mila tiba-tiba yang membuat Prilly mengernyitkan dahinya. Bingung dengan arah pembicaraan Mila yang satu ini.

"Hah?"

"Dia abis makan siang atau malem lebih milih ngurung diri di kamar. Walaupun dia biasa-biasa aja keliatannya, but I did know him. Ada sesuatu yang dia tutupin dan gue nggak tau apa itu. Cuma insting saudara kembar aja sih." cerita Mila.

"Dia.... tiga hari ini nggak masuk sekolah ya Mil?" tanya Prilly hati-hati.

"Lagi jagain Mama. Mama lagi sakit di rumah, udah dipaksa juga berangkat sekolah sama Mama tetep nggak mau. Kata dia, family come first gitu." Mila mengeluarkan iPhone-nya, mulai berselancar di dunia maya.

"Yaaaa dasar dia aja yang nggak mau sekolah aja sih," kata Prilly sedikit keki.

"Eh tapi lo kenapa nanyain abang gue? Kangen ya lo? hahaha," Mila baru menyadari sesuatu; pertanyaan Prilly mengenai Ali.

Prilly membuang mukanya kearah lain, "Apaan sih, siapa juga yang kangen." Elak Prilly.

Mila tersenyum menggoda, mencolek-colek pundak gadis itu, "Kangen bilang aja kali Prill, hahaha nanti gue pulang gue sampein deh salam kangennya elo!" Mila tertawa puas dengan reaksi Prilly.

"Milaaaa ah jangan reseeeee!" keluh Prilly. Mila terbahak dengan reaksi Prilly yang seperti itu.

Prilly menyadari bahwa Mila dan Ali memang benar saudara kembar; selain dari marga, tetapi juga sifat jahil keduanya.

"Kalo lo lagi kayak gini, gue baru percaya kalo lo sodara kembarnya Ali, Mil." cibir Prilly. Mila menghentikan tawanya, minum sebentar, lanjut mengorek-ngorek Prilly.

"Lo bedua intinya sama-sama rese tau gak?" Prilly menggerutu, Mila tertawa.

"Biar lo percaya kalo gue ga boong hahahaha," Mila benar-benar puas meledeki Prilly.

Kamu dan AkuWhere stories live. Discover now