10. Become Family of 6💝

11.6K 508 1
                                    

Tubuh kecil Viona menggeliat sebentar sebelum akhirnya kedua mata bulat dengan 2 biji mata seperti anggur hitam itu terbuka lebar. Wajah mungilnya memandang langit-langit kamar bergambar awan dengan bingung, bingung karena langit-langitnya berbeda dengan yang semalam.

"Ung-ah!" Gadis itu meliuk-liukan tubuh kecilnya sebelum akhirnya berhasil bangun dan duduk di atas tempat tidur empuknya.

Gadis mungil itu menoleh ke samping saat merasakan sesuatu menahan kaki kecilnya.

"A~ba!" Serunya sambil tertawa.

Viona yang mengenali sosok kecil di sampingnya itu pun menepuk-nepuk kepala berbulu hitam itu dengan kepalan tangan kecilnya.

"A~ba!" Panggilnya lagi seolah ingin mengajak abang pertamanya bermain seperti kemarin.

Radit yang merasa kepalanya ditepuk pun langsung terbangun. Bocah laki-laki itu menyipitkan matanya sejenak sebelum akhirnya membukanya lebih lebar. Setelah melihat "pelaku kecil" yang membangunkannya dari tidur nyenyak, seulas senyum dengan tatapan tidak berdaya terbentuk di bibirnya.

Ditangkapnya "kepalan tangan nakal" yang terus menepuk kepalanya. "Adek udah bangun ya? Pinter banget sih bangunin abangnya?" Ucap bocah itu sambil meremas tangan kecil Viona.

"U~ba!" Sahut Viona yang berpikir bahwa sang abang akhirnya mau bermain dengannya.

Suara melengking Viona berhasil membangunkan Rian yang tidur bersama Rendi di kasur atas. Bocah itu menguap sambil mengucek matanya sebelum bangun dan duduk. Kemudian dia menjulurkan kepala kecilnya ke bawah untuk melihat sang abang pertama dan adik bungsunya yang tidur di ranjang bawah.

"Abang sama adek bangunnya kok cepet banget?" Tanya Rian dengan suara mengantuk.

"Iya nih, abang dibangunin adek tadi," jawab Radit sambil menundukkan Viona di pangkuannya.

"Rendi masih tidur?" Tanya Radit kemudian.

"Iya bang," jawab Rian dan kemudian turun ke bawah menemui Radit dan Viona.

"Selamat pagi adek," sapa Rian sambil mengambil alih Viona dari pelukan Radit dan kemudian dipeluknya di depan tubuh kecilnya.

Rian sangat senang karena berhasil memeluk "bantal squishy berbau susu" di pelukannya itu.

"Gi~gi a~ba!" Jawab gadis kecil itu sambil tertawa.

Rian dan Radit sontak tertawa karena tingkah lucu Viona.

"Yan, kamu bawa adek sikat gigi ya? Abang mau bangunin Rendi," ujar Radit kepada Rian.

"Oke abang," sahut Rian seraya menuntun Viona menuju kamar mandi di kamar itu.

Rian kemudian menggendong Viona hingga ke depan wastafel dengan cermin besar di belakang.

Setelah itu, Rian pun naik bangku kecil sebelum meletakkan Viona di atas keramik wastafel. Bocah kecil itu kemudian mengambil sikat gigi kecil dengan gagang kelinci yang diberikan Selina tadi malam. Setelah itu, dioleskan nya sedikit pasta gigi rasa strawberry di atas bulu sikat.

"A~," ujar Rian sambil membuka mulutnya lebar-lebar kepada Viona.

Viona pun membuka mulutnya mengikuti Rian. "A~," ujarnya dengan mencoba mengikuti suara Rian.

Rian tertekekeh pelan saat melihat tingkah menggemaskan Viona dengan mulut kecil yang berusaha dibuka lebar-lebar. Bocah kecil itu kemudia menyikat pelan 2 gigi depan Viona.

Setelah selesai menyikat gigi-gigi kecil Viona, Rian pun menyikat giginya dengan sebelah tangan memeluk Viona di atas wastafel.

Selesai menyikat gigi mereka, Rian menggendong Viona keluar dari kamar mandi.

Di luar kamar mandi, Radit sudah berhasil membangunkan Rendi dan akan membawa adik kecilnya menyikat gigi.

Saat sedang menunggu, Viona dan Rian pun akhirnya keluar.

"A~ba! A!" Seru Viona ke arah Radit dan Rendi sambil membuka mulut kecilnya lebar-lebar, bermaksud membiarkan kedua bersaudara itu melihat gigi-gigi kecilnya yang sudah bersih dan wangi.

Radit, Rian, dan Rendi tertawa geli karena tingkah Viona. Namun, mereka tetap bekerja sama dengan mendekati gadis kecil itu dan menghirup nafas yang keluar dari mulut kecilnya.

"Adek wangi strawberry," ujar Rendi pura-pura kaget.

"Um, wangi~" sahut Radit sambil mengecup pipi gembul adiknya.

Mendapat tanggapan yang sesuai keinginannya dari abang-abang, Viona pun tertawa girang hingga menepuk-nepuk kedua tangan kecilnya.

Tingkah lucu Viona itu berhasil membuat abang-abangnya tertawa dan merasa bahagia, menjadikan pagi mereka penuh warna dan semangat.

"Seneng banget dek," ujar Rian dan kemudian mengecup pipi Viona.

***

Setelah semua selesai menyikat gigi dan mencuci muka, Radit mengajak ketiga adiknya untuk sarapan.

Saat mereka sudah sampai di dapur, hal pertama yang mereka lihat adalah Adit yang sedang memeluk pinggang Selina dari belakang di depan meja makan. Radit sontak menutup mata Viona dan matanya sendiri, sedangkan Rian dan Rendi bergegas menutup mata mereka masing-masing.

"A!" Keluh Viona yang tiba-tiba matanya gelap.

Adit dan Selina yang sedang bermesraan di meja makan, atau lebih tepatnya Adit yang memaksa memeluk pinggang wanita yang sibuk mengatur sarapan itu terperanjat kaget dan bergegas melepas pelukan mereka.

Mereka kaget saat berbalik dan menemukan 8 mata kecil yang sedang menatap mereka.

Keenam pasang mata itu saling bertatap-tatapan hingga akhirnya Aditlah yang pertama kali memutuskan kesunyian itu.

"Ehm. Udah bangun kalian," sapa Adit kikuk.

"Adek~ sini sama papa!" Ujar Adit sambil mengambil alih Viona dari gendongan Radit.

"Gimana tidurnya? Nyenyak kan?" Tanya Adit sambil menggesek-gesekkan hidung mancungnya ke hidung kecil Adit.

Tindakan Adit berhasil memancing tawa Viona. Tawa yang juga berhasil mencairkan suasana canggung mereka.

Selina yang masih merasa kesal tidak bisa menahan diri untuk mecupit pinggang keras Adit.

Adit yang dicubit pun melihat ke arah sang istri tercinta, namun hanya bisa terkekeh kecil saat melihat tatapan kesal istrinya.

"Udah-udah, ayo makan. Mama udah buatin sandwich nih," ujar Selina kepada putra-putranya yang masih berdiri di tempat mereka.

"Iya ma," jawab Rendi dan berjalan terlebih dahulu menuju Selina.

"Udah pada sikat gigi kan?" Tanya wanita itu kemudian.

"Udah!" Jawab ketiga bocah itu sempak.

"A!" Sambung gadis kecil yang masih anteng di gendongan sang papa.

Akhirnya pagi itu mereka mulai dengan sarapan bersama sebelum keluar Villa untuk menikmati keindahan panorama alam salah satu desa terbaik di Swiss tersebut.

Mereka mencoba berbagai hal seperti berkuda, memancing, dan naik gunung selama beberapa hari ke depan, yang membuat mereka semua merasa bahagia dan menambah stok foto kegiatan liburan (dan bulan madu) mereka.


[Update~ don't forget to vote and comment readers-nim 🖤]

Viona (END)Where stories live. Discover now