22 • CINTA MILIK MEREKA BAGI YANG MAU

37 3 0
                                    

PA KABARR??

MAAF KARENA UPDATENYA LAMA😭

VOTE JANGAN LUPAAAA

HAPPY READING <3

•••

22 • CINTA MILIK MEREKA BAGI YANG MAU

Beberapa orang bisa saja berubah. Mungkin akan terlihat biasa saja pada hari ini. Dan pada hari berikutnya, bisa saja kamu terlihat penting bagi mereka

•••

Lapangan basket terdengar oleh adanya suara decitan sepatu yang saling beradu, serta teriakan-teriakan para siswi yang berada di tepi lapangan. Setelah dirasa jam olahraga telah selesai, Deva bersama dengan teman sekelasnya mengajak mereka untuk saling beradu skill bermain basket yang dimiliki.

Tepat juga saat mereka bermain basket, jam istirahat telah tiba. Awalnya yang hanya ada beberapa siswi, kini menjadi ramai sekali yang memperhatikan kegiatan mereka.

"DEVA SEMANGATT," teriak Valia—gadis yang sejak awal kelas XI IPS 2 melakukan jam olahraga, dirinya pun mengikuti kemanapun langkah Deva.

Mendengar suara yang menyebut namanya, atensi Deva pun teralihkan. Gadis itu benar-benar membuat dirinya malas. Kemanapun langkah kakinya berpijak, Deva pasti akan menemukan wajah Valia. Bahkan beberapa kali dirinya mengingatkan agar tidak sering berada di samping Deva, gadis itu semakin ngeyel.

"Disemangati tuh. Samperin dong," goda Iza dengan menyenggol lengan sahabatnya itu.

"Bukan seleranya mana mau dia," timpal Denta ikut-ikutan.

Percakapan mereka menjadi sebuah bahan candaan. Apalagi ketika Denta dan Iza melihat bahwa di sana Valia membawa satu botol air mineral yang sudah diketahui untuk siapa.

Seraya menghilangkan tetesan keringat yang memenuhi dahi, Iza membuka suara lagi. "Seleranya, kan, yang ada dipojokkan itu. Yang berdiri sambil bawa buku. Sayangnya cuma bisa lihatin aja. Tapi yang dilihatin justru ngelirik yang lain."

Ucapan itupun membuat Deva maupun Denta mencari tahu siapa yang dimaksud oleh Iza. Dipojok dekat dengan lapangan basket, tepatnya di depan perpustakaan, Candy berdiri dengan membawa beberapa buku yang mungkin mereka kira dibawanya dari perpustakaan. Gadis itu mungkin berdiri di sana sejak tadi. Namun Deva tak sadar jika Iza tidak berucap tadi.

Keduanya saling mengamati. Namun beberapa detik kemudian Deva memutuskan kontak mata mereka dan memilih untuk fokus pada yang lain. Di tengah lapangan itu, Valia berlari menghampiri Deva yang terlihat kelelahan setelah bermain basket. Gadis itu membawa air mineral, lalu disodorkan kepada Deva. Bahkan tanpa reaksi apapun, Deva menerima dan meneguknya hingga tersisa setengah saja.

"Thanks, Val," ucap Deva dengan tarikan tipis dari sudut bibirnya.

Valia membalasnya dengan senyuman dan anggukan. "Sama-sama."

Aksi itupun membuat kedua sahabatnya melotot. Begitupun dengan Candy yang melihat bagaimana Deva dengan seorang siswi yang berdiri di depan lelaki itu. Ada perasaan yang mengganjal dalam lubuk hatinya.

DEVAELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang