18 • FULL DAY WITH HIM

53 3 0
                                    

UPDATE!!!

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN UNTUK MENGHARGAI PENULIS YAA 🥰

Untuk tokoh, kalian berhasil dapetin feel-nya, belum?

Aku berusaha semaksimal mungkin supaya kalian bisa dibuat jatuh cinta sama mereka ️❤️
So, ikuti cerita ini terus, okei?

ENJOY THIS CHAPTER

HAPPY READING <3

18 • FULL DAY WITH HIM

Sederhana saja. Dari cara dia tersenyum, aku menyukainya.

~Devael Helgi Shaidan

•••

Pagi-pagi sekali, ketika Angga menuruni anak tangga, dirinya bisa melihat dengan jelas, bahwa rumah besar miliknya itu sudah bersih. Bahkan di meja makan sudah tertata banyak sekali makanan yang siap untuk disantap. Hal itupun mengundang rasa heran baginya. Biasanya, tidak sepagi ini, jika Mbok Iroh menyiapkan makanan untuk ia serta kedua putranya.

"Pagi, Yah," sapa Deva dari belakang. Putra sulungnya itu menuruni satu per satu anak tangga.

Ditatapnya Deva, membuat kening Angga mengerut aneh. Sebab, pagi ini Deva berpenampilan tak seperti saat weekend yang biasanya mereka lalui. Lelaki itu memakai pakaian kasual. Deva yang terlihat rapi hanya dengan menggunakan celana berwarna cream serta kemeja hitam berlengan panjang, dilengkapi dengan sneakers putih. Tak lupa juga jam tangan yang melingkar apik di tangan kirinya.

"Pagi-pagi udah rapi banget. Mau kemana, Bang?" tanyanya yang kini dihampiri oleh sang putra.

Raut wajah yang nampak berseri, membuat Angga semakin dibuat heran dengan tingkah anaknya ini.

"Weekend, Yah. Biasa anak muda," celetuk Deva sembari menggulung lengan bajunya.

Angga mengangguk. "Kumpul sama teman-teman kamu?"

"Kalau dibilang teman, iya. Tapi... kalau dibilang cuma sekedar teman, menurut Deva ada yang kurang pas." Lelaki itu dengan senyuman lebar tatkala kalimat itu meluncur dari mulutnya.

Sungguh, Angga merasa bahwa pagi ini, Deva sangatlah aneh.

Tak diambil pusing, Angga menuju meja makan yang sudah tersedia banyak makanan di sana. Mengamati satu per satu makanan itu, membuat cacing-cacing di dalam perutnya kian menjadi-jadi.

Angga menarik satu kursi yang ada di sana. "Ini semua kamu yang masak, Bang?"

"Yang benar aja, Yah. Seorang Deva sanggup masak sebanyak ini?" kekehnya membalas pertanyaan dari Angga.

Angga segera mengambil peralatan makan untuk digunakan oleh mereka. Yang pastinya, semua itu sudah disiapkan oleh Mbok Iroh.

"Jangan bilang kamu nyuruh-nyuruh Mbok Iroh buat masak semua ini?" sembur Angga menjahili putranya.

Deva yang tadinya ingin mengambil nasi, kini terhenti. "Astaghfirullah, Yah. Emang Deva setega itu?" Diliriknya Sang Ayah, membuat Angga semakin tertawa dibuatnya. "Tadinya Deva ada niatan untuk masak semuanya sendiri. Eh, ternyata Deva nggak sesabar itu buat melakukan semuanya. Terus Mbok Iroh datang. Awalnya Deva nggak mau dibantu, tapi, berhubung Mbok Iroh orangnya ngeyel, ya Deva harus gimana?"

DEVAELWhere stories live. Discover now