Seketika Sera melipat kedua tangannya di depan dada. Dengan pandangan datar pada seorang kesatria yang sedang berlutut di depannya. Sera bisa melihat jika sesekali pria itu mencuri pandang padanya. Namun, kembali menundukkan kepalanya. Saat mata pria itu tak sengaja bertemu dengan mata miliknya.

"Katakan padaku siapa yang menyuruhmu." Ujar Sera dingin. Dengan kedua mata yang tak lepas pada pria tersebut.

"Saya hanya seorang kesa—"

"Aku tak bertanya kau siapa." Sela Sera dengan cepat. "Aku bertanya siapa yang telah menyuruhmu." Sambungnya dengan tajam.

Sontak orang itu menelan ludahnya dengan susah. Entah kenapa aura Lady di depannya ini sangat berbeda. Dengan aura seorang Lady pada umumnya. Dia belum pernah menemukan aura dari seorang Lady yang seperti ini.

"Katakan!" Hardik Sera.

"Yang Mulia Putra Mahkota, Lady." Cetus pria tersebut tak sengaja.

Sontak dengan cepat dia menutup mulutnya. Seraya membelakkan kedua matanya. Gawat, dia tak sengaja mengatakan siapa yang menyuruhnya. Seketika matanya secara perlahan menatap Lady yang bergeming di depannya. Dengan pandangan yang tak terkejut sama sekali.

"Sejak kapan?"

Sontak dia mengerjapkan matanya berkali-kali. "Ya?"

"Sejak kapan dia menyuruhmu untuk mengikutiku?" Ulang Sera.

"S-sejak ya-yang mulia Grand Duke melarang yang mulia Putra Mahkota menjenguk anda." Ucap pria tersebut dengan terbata-bata.

Sera yang mendengar itu sontak menghembuskan nafasnya kasar. Ternyata sudah sejak lama Lucian menyuruh salah satu kesatrianya untuk menguntitnya. Sontak Sera berdecak pelan. Padahal saat itu dia selalu mengungkit jika dirinya yang menguntit. Tapi lihat kali ini siapa yang menguntit.

Sera yang hendak memasukkan kembali belatinya. Seketika terhenti saat kesatria itu memohon padanya dengan ketakutan."La-lady, sa-saya mohon, ja-jangan bunuh saya."

Sera seketika mengerutkan keningnya dengan heran. "Siapa yang mau membunuhmu."

Sontak dia menatap Sera dengan terkejut. "Lady tidak akan membunuh saya?"

"Kau mau aku membunuhmu?" Tanya Sera seraya mengangkat sebelah alisnya. "Dengan senang hati aku aka—"

"Ti-tidak Lady."

Sera seketika menatap datar kesatria yang terlihat ketakutan padanya. Lantas Sera kembali memasukkan belatinya. Lalu menyimpannya di dalam lengan bajunya.

"Siapa namamu?"

"Na-nama saya Jose, Lady."

"Katakan pada pria bedebah itu. Berhenti untuk menguntitku."

Setelah mengatakan itu Sera kemudian berniat meninggalkan kesatria itu. Namun tiba-tiba ia menghentikan langkahnya. Saat tak sengaja ia melihat seorang wanita yang sedang di tarik paksa oleh sekelompok pria ke sebuah kereta kuda berwarna coklat.

"Ada apa itu?" Tanya Sera dengan kening yang berkerut.

Jose yang masih berlutut itu sontak menggeserkan tubuhnya. Lalu sedikit menyembulkan kepalanya. Guna melihat apa yang terjadi. Sontak Jose membelakkan matanya saat melihat sekelompok pria itu.

"Itu Eclipse Syndicate."

Sontak Sera melirik pada Jose. "Es apa?"

"Eclipse Syndicate, Lady. Mereka itu sekelompok sindikat perdagangan anak-anak di bawah umur. Mereka menculik anak-anak jalanan. Lalu menjualnya ke para bangsawan dari benua lain." Ucap Jose dengan terang.

The Conqueror of Blades and HeartsWhere stories live. Discover now