Lantas Sera mengarahkan pedangnya ke sisi kiri dari wajah pria itu. Sontak Lucian refleks menjauhkan wajahnya. Lalu kemudian menahannya dengan pedangnya.

"Karena anda, saya jadi terseret dalam peperangan politik."

"Apa?" Ucap Lucian dengan kening berkerut.

Namun, tiba-tiba Lucain melebarkan kedua bola matanya. Saat melihat pergerakan tak terduga yang dilakukan oleh Sera. Tak mau mengambil resiko. Lantas Lucian menepis pedang Sera.

Lalu mundur menjauhkan dirinya. Sesaat Sera menatap tajam pada Lucian. Dengan nafas yang terengah-engah. "Sebenarnya apa alasan anda mengajak saya berdansa di pesta kemarin?"

Lucian mengerutkan keningnya bingung. "Memangnya aku harus memiliki alasan untuk mengajakmu berdansa?"

Sontak Sera menggertakan giginya dengan kesal. Apa pria ini tidak sadar akan tindakannya kemarin di pesta. Akibat dirinya yang mengajaknya berdansa. Hal itu menarik perhatian Ratu.

Apa pria ini dungu sampai dia tak menyadari posisinya sebagai Putra Mahkota. Dimana saat berdansa dengannya akan menimbulkan rumor di kalangan kelas atas.

Kalau ia menaruh perhatian pada posisi Putri Mahkota itu. Padahal ia sama sekali tidak peduli pada posisi tersebut. Karena hal itu sudah memuakkan baginya.

Sialan, padahal niatnya di kehidupan kali ini. Ia ingin hidup dengan tenang dan menjauhi kemungkinan ia akan mati di tangan pria itu seperti sebelumnya. Kenapa rasanya sulit sekali untuk hidup tenang dan menjauh dari pria di hadapannya ini.

"Aku tak mengerti. Kenapa kau bisa semarah ini hanya karena aku mengajakmu berdansa."

"Itu karena kau seorang Putra Mahkota! Apa kau tidak sadar?! Karena kau yang mengajakku berdansa di pesta itu. Ratu pun menaruh perhatiannya padaku!" Ucap Sera dengan emosi yang meluap-luap.

"Kau tidak tahukan jika dia berniat menjadikanku sebagai salah satu kandidat untuk menjadi pendampingmu, sialan." Sambungnya.

Persetan dengan etika nona bangsawan. Saat ini ia perlu meluapkan emosinya yang telah ia tahan sejak tadi. Sontak Lucian bergeming mendengar perkataan tersebut.

Dia tak menyangka jika Ratu menaruh perhatiannya pada Sera. Tunggu. Apa itu sebabnya. Sera berada di istana saat ini. Karena sedang membicarakan masalah tersebut.

"Aku sama sekali tak tertarik pada posisi itu. Jadi jangan membuatku kembali terlibat dalam posisi tersebut."

Lantas Sera menjatuhnya pedang yang digunakannya dengan kasar. Hingga menimbulkan dentingan yang cukup keras. Lalu membalikkan badannya dengan cepat. Dan berlalu meninggalkan Lucian yang tanpa terdiam tak berkutik di tempat.

*****

Sontak Lucian membuka pintu di depannya dengan kasar. Hingga membuat para pelayan yang berada di dalam ruangan tersebut menoleh terkejut pada Lucian.

Lantas mereka langsung membungkukkan badan mereka secara serentak. Saat Lucian berjalan memasuki ruangan tersebut.

"Saya tahu. Apa yang ingin anda katakan, Yang Mulia." Ujar Vyora dengan tenang. Begitu Lucian menghampirinya.

"Sebenarnya apa yang anda inginkan?" Ucap Lucian dengan menatap tajam pada wanita yang tengah santai meminum teh tersebut.

Lantas Vyora menatap para pelayan yang berada di dalam ruangan tersebut dengan datar. Para pelayan yang mengerti tatapan tersebut. Sontak menundukkan kepalanya. Lalu berjalan keluar secara satu persatu.

Begitu pintu tersebut tertutup. Vyora kemudian mengalihkan pandangannya pada Lucian. Dengan salah satu kaki yang dia tumpangkan di kaki lainnya.

"Saya hanya menawarkannya sebagai Putri Mahkota. Apa ada yang salah?"

"Anda tak seharusnya ikut campur dalam masalah tersebut."

"Tentu saja, Saya harus ikut campur. Karena ini menyangkut penerus taktha selanjutnya. Lagi pula anda tampak menyukai Lady Ravenscorft. Jadi tidak ada yang salah bukan. Jika saya menjadikannya salah satu kandidat untuk anda?" Ucap Vyora seraya menampilkan senyumnya.

"Anda menjadikannya sebagai salah satu kandidat pada posisi tersebut demi kepentingan politik anda." Tuding Lucian.

Sontak Vyora terkekeh mendengar perkataan Lucian. "Bagaimana anda bisa mengatakan hal seperti itu, Yang mulia. Saya hanya menambahnya ke dalam kandidat tersebut demi anda dan kekaisaran ini. Bukan untuk kepentingan saya."

Lantas Lucian menatap tajam wanita yang duduk di hadapan dengan tenang tersebut. "Jika anda menjadikannya sebagai Putri Mahkota hanya untuk tujuan kepentingan politik anda. Saat itu juga saya akan memutuskan hubungan kekeluargaan ini dengan anda."

Setelah mengatakan itu. Lantas Lucian membalikkan badannya. Kemudian berlalu meninggalkan Vyora sendirian dalam ruangan tersebut. 

*****

Halo, selamat malam semua.

Terima kasih sudah tetap menunggu cerita ini. Aku juga mau berterima kasih atas kritik dan saran dari kalian semua. Aku juga lagi memperbaiki beberapa chapter yang lainnya. Kalau ada yang ke lewat. Mohon di maafkan teman-teman.

Kebetulan juga dari beberapa komentar kalian yang aku baca. Kayanya kalian kebingungan sama bahasa yang aku gunakan di beberapa chapter sebelumnya. Sebenernya bahasa aneh itu harusnya berbentuk aksara. Cuma karena di sini gak bisa dimasukin aksara seperti komik-komik manhwa.

Jadi, aku akalin buat bikin Aksara Ankarathia versi latinnya pakai bantuan AI. Makanya kenapa kalian gak akan bisa translate bahasa itu di google. Karena emang tidak ada, guys😭

Semoga penjelasan ini bisa menjawab kebingungan kalian semua selama ini. Tapi kalau kalian masih pusing bacanya. Meski ada artinya di akhir bab. Mungkin nanti aku ubah ke bahasa lain aja gimana?

Oh iya satu lagi, kenapa kalian banyak yang dukung Sera sama Ardan?

Namratsr | Na

The Conqueror of Blades and HeartsWhere stories live. Discover now