Sontak Sera pun terperangah. Matanya pun membelak terkejut. Apakah ia tak salah dengar? Maksud pria ini, dia ingin berdansa dengannya? Pikirannya seketika berkecamuk.

Tatapannya pun kemudian beralih pada tangan yang masih mengulur dari Lucian. Ingatannya seketika terlempar pada kehidupan sebelumnya.

Di mana saat di kehidupan sebelumnya. Lucian dan dirinya tidak pernah berdansa. Karena Lucia akan selalu berdansa dengan Eva. Dan Ia pun selalu menjadi penonton setiap Lucian dan Eva berdansa. Jangankan berdansa. Mengulurkan tangannya seperti saat ini pun pria itu tidak pernah.

Tapi di kehidupan kali ini. Lagi-lagi Tindakan Lucian di luar ekspetasinya. Entah ia harus senang karena akhirnya pria itu menaruh perhatiannya pada dirinya atau membencinya karena baru saat ini dia seperti itu. Setelah ia merasakan luka yang diciptakan olehnya.

Lucian hanya mengerutkan keningnya. Saat dirinya menatap Sera yang sedang menundukkan pandangannya pada uluran tangannya.

"Sera?" Ucapnya menyadarkan gadis di depannya.

Sera sontak mengalihkan pandangannya dengan tajam pada Lucian yang memanggil namanya tanpa ada embel-embel 'Lady'. Seketika ia tersenyum sinis. Memangnya dia dan dirinya sudah sedekat itu. Lantas Sera menghela nafas sejenak.

"Mohon maaf, yang mulia. Sayangnya, saat ini kaki saya sedang sakit. Mungkin yang mulia bisa mengajak lady lain untuk menjadi partner dansa anda." Tolak Sera dengan ramah.

"Benarkah?" Lantas Lucian melirik sekilas pada kaki perempuan di depannya.

"Jika kakimu sakit. Saat ini kau pasti sudah melepaskan sepatu setinggi 9 cm itu." Sambungnya.

Lantas Lucian kembali menatap Sera. Dengan bibir yang menyeringai. "Kau tidak pandai berbohong."

Sontak Sera sedikit tersentak mendengar ucapan Lucian. Seketika salah satu tangannya terkepal dengan erat. Mencoba melampiaskan emosinya.

"Kau tahu pasti bukan, jika menolak permintaan anggota kekaisaran." Ucap Lucian sambil menyeringai.

"Anda mencoba menggunakan kekuasan anda di saat seperti ini?" Ujar Sera dengan mata menatap tajam pria di depannya.

"Kenapa tidak? Mengingat sifatmu sama persis dengan Grand Duke. Jadi, otomatis aku harus menggunakannya saat ini."

"Wah, saya tak menyangka anda seputus asa itu."

Sontak Lucian menarik uluran tangannya. Sera yang melihat Lucian menarik uluran tangan dari hadapannya kembali tersenyum sinis. Namun, siapa sangka ia kembali dikejutkan. Saat Lucian tiba-tiba langsung menarik pergelangan tangannya.

"Kau benar-benar harus ditarik paksa rupanya."

Dengan cepat, Lucian membawa Sera menuju lantai dansa. Mereka berdua melangkah memotong lalu lintas manusia yang bergerak di sekitar mereka. Begitu mereka berada di tengah-tengah lantai dansa. Sera langsung menatap tajam pria yang berdiri di hadapannya.

"Bukankah saya sudah bilang jika kaki saya sedang sakit." Ujar Sera dengan suara yang menusuk tajam.

Tanpa menunggu aba-aba. Dengan cekatan Lucian langsung melingkarkan pergelangan tangannya pada pinggang ramping milik Sera. Lalu ditariknya Sera mendekat ke arahnya. Hingga menabrak dada bidangnya.

"Sayangnya, aku tak mudah untuk di tipu." bisik Lucian di samping telinganya.

Sontak Sera menggertakan giginya dengan kesal. Ia kemudian menghela nafas pelan. Matanya tanpa sengaja mengedar menatap para tamu undang yang menatap ke arah mereka berdua. Sialan, setelah ini pasti akan ada rumor tentang dirinya dan pria ini.

Tapi saat ini ia pun tak bisa lepas darinya. Sial, mau tak mau ia harus mengikuti pria itu. Namun, seketika muncul ide licik di dalam benaknya.

Akan kubuat kau menyesal. Batinnya.

Seketika itu juga, gemuruh melodi indah memenuhi ruangan. Mengalun dengan gemulai dari panggung di ujung lantai dansa. Lucian dan Sera pun mulai menggerakan tubuh mereka selaras dengan alunan musik yang mempesona.

Langkah-langkah mereka mengalir mengikuti irama. Sontak, keindahan gerakan mereka memikat hati para tamu yang hadir dalam pesta tersebut. Sorak suara kagum bergema di antara percikan percakapan.

"Wah, Putra Mahkota berdansa dengan Lady Ravenscorft."

"Apa hubungan mereka sudah sedekat itu."

"Dari kabar yang beredar. Katanya Putra Mahkota juga pernah menjenguk Lady Ravenscorft beberapa kali."

"Apa Lady Ravenscorft akan menjadi saingannya Lady Eluned."

"Sepertinya Lady Eluned perlu berusaha lebih keras lagi."

Semua orang seakan terpaku pada dua sosok yang berdansa dengan begitu memukau. Bahkan, tidak terkecuali Vyora yang selama ini memperhatikan mereka dua dari atas podium. 

"Bukankah mereka cocok, Baginda Ratu?" Ujar pelayan yang berdiri setia di samping Vyora.

"Ya, kau benar. Aku bisa menjadikannya salah satu kandidat dari dua kandidat yang telah ditentukan sebelumya."

"Tapi, Baginda. Akankah Grand Duke Ravenscorft menyetujuinya?"

"Dia akan setuju. Karena aku akan ikut menyokongnya juga."

*****

Halo, selamat malam semuanya.

Aku mau ngucapin terima kasih sebanyak-banyak. Buat kalian yang sudah membaca dan menunggu cerita ini. Aku gak nyangka bakal sebanyak ini yang baca cerita ini. Sampe tembus 100rb yang baca. Pokoknya aku bener-bener berterima kasih sekali pada kalian semua

Oh iya, aku mau ngasih tahu juga nih. Buat yang belum tahu, aku update cerita ini hanya di hari Senin, Kamis, Jum'at dan Sabtu saja. Dan aku selalu up cerita di jam 19.30. Jadi, di tunggu terus kelanjutan ceritanya ya, teman-teman.

Terima kasih semuanya <3

Namratsr | Na

The Conqueror of Blades and HeartsWhere stories live. Discover now