28. Regret.

444 21 0
                                    


"Apa yang bakal kita kerjain lagi, Lisa udah tau semuanya"

"Itu karna lo yang ceroboh ngasih alkohol kadar tinggi itu ke Jennie, jadinya dia mabuk seketika"

"Lo juga tau itu buat kebutuhan gue malam itu, ini juga gara-gara Hanbin yang malah ngehampirin si lesbian itu"

"Gue ga bisa apa-apa kecuali ngasih saran, suruh Jennie dapetin hati Lisa lagi dan ancam dia gimana pun caranya"

"Permainan ini menyenangkan Suho.. sayang kalo kita berhentiin sampai disini"

▪︎


Siang hari dengan gemuruh hujan dimana-mana. Gelapnya langit seakan mengerti perasaan Jennie. Sesuatu yang membuatnya ragu, rasa bersalah dan menyesal yang menumpuk dihatinya.

Jam istirahat tiba, Jennie hanya tidur didalam kelas. Lagipula ia tak memiliki teman, semuanya menghindar karena masalah yang ia perbuat. Sendirian didalam kelas hanya mendengar suara hujan dan petir kecil yang beberapa kali terdengar.

Bayangan Lisa yang tersenyum seolah-olah merobekkan hati kecilnya. Jennie benar-benar tidak tahu harus melakukan apa. Entah berhenti meminta maaf, atau terus melakukan itu.

Hari-hari bersama Lisa yang ia inginkan sekarang, tanpa seorang peganggu, tanpa adanya masalah. Tapi ia berfikir, bukankah ia hanya menyesal? Menyesal bukan berarti mencintai, ia hanya ingin meminta maaf dan hidup bersamanya(?).

"Gue harus putus dari Tae.."

Ia terus menggumamkan kata itu dalam hatinya.

Suara hujan yang amat menenangkan membuatnya mengantuk. Dingin, tapi ia tak membawa jaket atau apapun. Hanya memeluk kedua tangannya dan menidurkan kepalanya dimeja.

"Kenapa semalam tidur di Minimarket?"

Jennie mendongakkan kepalanya saat ada yang berbicara kepadanya. Ia mengerjabkan mata kucing itu dan menatap manusia yang berbicara padanya tadi.

"Hm?" Jennie bertanya karena tak terlalu mendengar tadinya.

"Kenapa tadi malam tidur di Minimarket?"

Jennie mengucek mata, lalu memanyunkan mulutnya.

"Nungguin kamu pulang kerja" jawabnya.

Lisa menghela nafas berat lalu membuangnya.

"Tapi ga harus tidur diluar, nanti apa kata orang-orang yang ngeliat, Jennie juga ga pake jaket, angin malam itu ga baik buat kesehatan" omel Lisa.

Serasa mimpi, pertama kalinya setelah kejadian itu, Lisa mengomel seperti ini.

"A-aku cuma mau minta penjelasan.. kenapa kamu harus kerja" ucap Jennie.

"Kerja itu harus, biar mandiri" jawab Lisa hendak berbalik arah ke mejanya.

"Lisa-ya.." panggil Jennie.

Kesekian kalinya ia mendengar suara itu memanggil mamanya seperti itu.

"Apa lagi?" Tanya Lisa tanpa berbalik.

"I.. i miss you.. so bad.."

Jantung itu kembali berdetak, darah yang sempat terhenti kembali mengalir deras saat ucapan itu keluar dari mulut gadis bermata kucing.

"Jangan lagi.. kita udah selesai" ucap Lisa.

Jennie terpaku mendengarnya, apa arti dari kata selesai? Ya memang, karena kebodohan yang ia lakukan.

"Lisayaa.. kasih aku satu kesempatan lagi"

Lisa terdiam mendengarnya, satu kesempatan lagi? Tidak! Kemana saja dirinya kemarin, apa ia tak melihat banyaknya kesempatan yang ia punya. Tetapi gadis itu malah menyia-nyiakan nya.

DAYS WITH YOU [JENLISA]Where stories live. Discover now