Di tempat lain, Sera seketika menatap cermin di hadapannya begitu Aria selesai merias dirinya. Bahkan Aria pun memandanginya dengan tatapan penuh kagum. Dia mengagumi kecantikan nonanya yang selalu menawan setiap kali proses riasan selesai.

"Seperti biasa, Anda selalu cantik." pujinya dengan suara yang hangat.

Sontak Sera mengalihkan pandangannya pada pantulan Aria di cermin tersebut. Wajahnya yang memesona terbalut dalam senyuman tipis.

Namun, Sera seketika menoleh begitu pintu kamarnya yang terbuka secara tiba-tiba. Sontak Aria pun langsung memalingkan wajahnya ke arah pintu dengan ekspresi terkejut. Di ambang pintu, Ardan tiba-tiba muncul.

"Tuan, untuk saat ini Anda dilarang memasuki kamar Nona." Tegur Aria dengan pelan.

Ardan hanya menatap datar Aria. Sepertinya tak terpengaruh oleh teguran itu. Lalu dia beralih menatap Sera yang terdiam. Sera seketika menatap Ardan dari ujung kaki hingga kepala dengan kening berkerut.

"Kau belum bersiap?" Tanya Sera dengan heran.

Ardan tak menjawab dia hanya terdiam menatap Sera yang bertanya padanya. Seketika dia terpaku saat melihat penampilan yang berbeda dari gadis itu.

"Kau harus bersiap karena sebentar lagi kita akan pergi." Ucap Sera menyadarkan Ardan.

Seketika Ardan mengerjapkan matanya. Pandangannya pun beralih ke samping menghindari tatapan Sera. Sedangkan Sera mengangkat sebelah alisnya bingung.

"Kau tetap tak pergi untuk bersiap?" Tanya Sera sekali lagi.

Ardan seketika menoleh. "Bersiap untuk?"

Sera sontak menghela nafasnya lelah. "Bukankah kau sudah bilang setuju untuk menemaniku?"

"A-ah, iya aku baru ingat."

"Kau ini kenapa? Cepat bersiap."

Sera seketika bangkit lalu menghadap pada Aria. "Bisa kau siapkan pakaian yang pantas untuknya?"

"Tak perlu." Sahut Ardan dengan cepat.

"Apa?! Kita sudah tak ada waktu lagi."

Ardan seketika memutarkan kedua bola matanya begitu mendengar ocehan Sera. Namun, dengan gerakan malas, Ardan mengangkat tangannya dan dengan sekali jentikkan jarinya.

Seluruh penampilannya berubah secara drastis. Perubahan ini terjadi begitu cepat sehingga Sera dan Aria sama-sama terdiam dalam keterkejutan.

Rambut panjang yang sebelumnya menghiasi kepalanya. Kini sudah tidak ada dan berubah menjadi rambut seperti milik seorang pria umumnya. Baju kebesaran yang sebelumnya membalut ditubuhnya pun menghilang.

digantikan oleh pakaian yang lebih mewah tampak seperti seorang Duke. Semuanya berubah dengan begitu cepat dan begitu dramatis. Hingga membuat Sera terpaku tak mampu berkata-kata.

"Apa ini sudah cukup, Lady." Ujar Ardan dengan senyum miring di bibirnya.

*****

Seketika Ardan dengan cepat menjentikkan jarinya guna menyadarkan Sera dari lamunanya. Sera seketika mengerjapkan matanya berkali-kali. Tatapannya bergerak dari sekitarnya, mencari fokus. Lalu, pandangannya beralih pada Ardan.

"Kau melamun tak tahu tempat rupanya." sindir Ardan.

"Aku tidak melamun." elak Sera dengan cepat.

"Kau sudah terbukti. Masih saja mengelak." Ejek Ardan.

"Apa?! Aku tidak melamun kau tahu!"

"Terserah kau sajalah."

"Aish." Tahan Sera sambil mendelikkan matanya.

"Ngomong-ngomong kita kemari hanya untuk berdiam diri disini?" Tanya Ardan sambil matanya mengedar ke sekitar.

"Ah, kau benar. Hampir saja aku lupa. Kita harus menyapa baginda Ratu terlebih dahulu. Ayo, temani aku."

Lantas Sera dengan cepat menarik pergelangan tangan Ardan. Sementara itu Ardan hanya mampu menghela nafas dalam. Saat pergelangan tangannya yang ditarik oleh Sera. Dia tidak memberikan perlawanan apapun. Dia hanya bisa pasrah mengikuti gadis itu.

"Suatu kehormatan bagi saya bisa menghadiri pesta anda, Baginda Ratu. Dan terima kasih atas undangan anda." Ucap Sera sambil membungkukkan kepala serta badannya dengan rendah.

"Itu bukan apa-apa. Ini pertama kalinya anda debut di pergaulan atas bukan?" Ucap Vyora sambil menampilkan senyumnya.

"Benar ini pertama kalinya bagi saya, Baginda. Sebenarnya sudah ada beberapa undangan yang saya terima. Namun, saya tak bisa menghadirinya. Karena masih dalam tahap pemulihan saat itu." Jelas Sera.

"Ah, benar. Saya mendengar berita tentang itu. Lalu bagaimana keadaan anda saat ini?"

"Saat ini keadaan saya sudah pulih, Baginda. Itu sebabnya saya bisa menghadirinya kali ini, Baginda."

"Syukurlah."

Vyora lantas mengalihkan pandangannya pada pria yang berada di samping Sera. "Anda datang dengan siapa, Lady?"

Sera melirik sekilas pada Ardan. "Dia kerabat jauh saya, Baginda." Ujar Sera sambil tersenyum.

Ardan sontak langsung menundukkan kepalanya dengan hormat. "Saya Ardan Vaelstrum. Suatu kehormatan bisa bertemua dengan anda, Baginda Ratu."

"Setahuku Grand Duke Ravenscorft tidak memiliki kerabat jauh." Ujar Vyora dengan sedikit heran.

"Kebetulan dia kerabat jauh dari keluarga ibu saya." Dalih Sera.

Sontak Vyora seketika mengangguk mengerti. Namun, tiba-tiba seorang pelayan membungkuk dihadapan mereka. Lalu berbisik kepada Vyora. Seketika Vyora menganggukkan kepalanya pelan.

"Ah, baiklah. Anda bisa menikmati pestanya. Saya harus pergi dulu. Karena ada sesuatu yang harus saya urus."

Sera seketika menganggukkan kepalanya. Lalu Vyora berjalan meninggalkan Ardan dan Sera yang diikuti oleh pelayan yang berbisik padanya barusan. Namun, sebelum berjalan melewati mereka berdua. Sesaat Vyora melirik Ardan dari ujung kaki hingga ujung kepala. Sedangkan Ardan hanya menatap dengan datar.

*****

Halo, selamat malam semua.

Sebentar aku masih kaget. Karena tiba-tiba banyak notif yang aku dapet. Ditambah cerita ku masuk peringkat kedua di fantasi. Huhu, seneng banget. Aku mau ngucapin terima kasih banyak. Karena kalian sudah mau membaca cerita abal-abal ini.

Aku juga minta maaf untuk segala kekurangan dari cerita ini. Mungkin nanti aku bakal perbaiki beberapa kata yang typo atau yang kurang setelah ini.

Btw, aku juga mau kasih visual Ardan yang tiba-tiba berubah itu. Ini Visualnya setelah dia mengubah penampilannya, ya.

Oh iya, ditunggu kelanjutan chapter selanjutnya di hari senin nanti, ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oh iya, ditunggu kelanjutan chapter selanjutnya di hari senin nanti, ya.

Namratsr | Na

The Conqueror of Blades and HeartsWhere stories live. Discover now