Bab 35. Menyelinap di Tengah Malam

178 55 17
                                    

-oOo-

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

-oOo-

"JADI, keadaan Jauza sekarang gimana?"

Pertanyaan Haura barusan disambut kernyitan kening dari Asalia, teman satu kelasnya yang biasanya paling tahu soal gosip-gosip hangat. Sejak tiba di sekolah beberapa menit lalu, Haura terpaksa menajamkan pendengaran demi bisa menguping apa yang sedang dibicarakan oleh seluruh teman-temannya di kelas―sebab sesuai dugaannya, mereka sungguh-sungguh heboh mengenai insiden Sirkus Sagara yang terjadi di Minggu malam kemarin.

"Lah, kok malah nanya aku? Kamu kan temannya!" Asalia memprotes sambil menatapnya dengan sorot kesal sekaligus bingung. "Justru kita semua di sini nungguin kamu buat ngasih update soal kondisi Jauza, gimana, sih?"

"Aku udah lama enggak kontakan sama dia," kata Haura. "Aku kira kamu lebih tahu, soalnya kamu kan datang ke PCT."

"Aku enggak tahu apa-apa, Ra. Sehabis insiden kemarin, semua pengunjung diarahkan untuk pulang dan penanganan medisnya dilakukan tertutup. Jadi enggak ada yang tahu gimana keadaannya."

"Gitu, ya?" Haura menggigit bibir. "Kamu lihat ada ambulans yang datang, enggak?"

Asalia menggeleng. "Kalau yang aku tahu sih enggak ada, tapi siapa tahu ambulansnya datang pas aku udah pulang. Ngomong-ngomong kamu kenapa deh enggak kontakan sama Jauza?"

Malas untuk mengungkit-ungkit alasannya, gadis itu hanya mengibaskan tangan di udara lalu kembali ke bangkunya sendiri, bahkan mengabaikan Asalia yang kebingungan memanggilnya supaya kembali. Kinanti, sementara itu, mmebuntuti Haura di belakang. Kawannya langsung ikut duduk di bangku sebelah dan mendesaknya dengan pertanyaan sama, "Ra, maneh masih berantem sama Jauza?"

"Iya, dan jangan tanya kenapa aku bisa berantem sama dia," kata Haura, lelah. "Aku cuma pengin tahu apa dia selamat dari kecalakaan atau enggak, itu aja."

"Berarti maneh masih khawatir sama Jauza. Nanyain langsung atuh, Ra?"

"Enggak, ah."

"Ye, gengsi."

"Kalau kamu enggak tahu alasannya, seenggaknya jangan judging yang bukan-bukan," Haura membalas pelan, dan Kinanti jadi tidak enak sendiri menilai ekspresi Haura yang seperti menahan marah.

Lalu gadis itu berkata ragu, "Kalau ... dia enggak selamat gimana?"

Haura merasakan dentum samar di jantung, tapi dia berusaha tenang.

"Ya udah ... emang takdir kali."

Kinanti hanya bisa melongo mendengar jawaban ketus itu. Dia ingin bertanya lebih jauh mengenai masalah sebenarnya yang menimpa kawannya, tapi urung. Sebagai gantinya, Kinanti menyarankan sesuatu, "Kalau kamu penasaran, kenapa enggak coba periksa rumah sakit satu per satu, Ra? Namanya Jauza pasti didaftarkan di dekat-dekat sini."

𝐀𝐍𝐆𝐄𝐋'𝐒 𝐂𝐈𝐑𝐂𝐔𝐒 (𝐀𝐊𝐀𝐍 𝐓𝐄𝐑𝐁𝐈𝐓) حيث تعيش القصص. اكتشف الآن