Bab 11 - Penawaran Menguntungkan

282 85 9
                                    

-oOo-

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

-oOo-

RUMAH rombongan Sirkus Sagara tampaknya lebih cocok disebut gedung angker alih-alih tempat tinggal.

Haura yakin dia memasuki sebuah bangunan terlantar yang lebih memenuhi kualifikasi untuk tempat syuting film horor dibandingkan sebuah rumah untuk tidur―begitulah yang gadis itu rasakan sebelum dia meniti tangga ke lantai dua dan menemukan ruangan yang sudah dipermak habis-habisan. Kesuraman di awal perlahan surut, digantikan kelegaan bahwa dirinya tak salah alamat, lantaran Haura melihat beberapa perabot dan perkakas rumah mengisi ruangan itu―sofa, meja panjang, bahkan ada televisi dan meja berisi perangkat komputer lengkap. Walaupun tidak bisa disebut rumah asli, karena gedung yang dipakai benar-benar masih berbantuk polesan semen. Bahkan ada bagian lain yang masih berupa rangka baja dan besi.

Haura tidak punya banyak waktu untuk berkomentar mengenai keadaan rumah―atau gedung―itu sebutan yang lebih cocok, sebab Jauza yang berdiri di belakangnya buru-buru menuntun Haura ke kamar Kenta yang terletak bersebelahan dengan bilik dapur. Dia masuk ke ruangan lain tanpa pintu dan melihat sebuah kasur pegas digelar merapat ke tembok, di samping meja dan kursi serta rak besar berisi deretan boneka ....

Oh, please jangan komentar sekarang, paksa Haura saat melihat dengan mata terpana, hampir selusin boneka ichimatsu berbagai jenis dan kostum, ditata berdempet-dempet di dalam rak. Khas Kenta sekali.

Singkat cerita, Jauza dan kawan-kawannya mendampingi Haura yang mengobati Kenta dengan telaten. Mereka sudah berada di dalam kamar selama kurang lebih setengah jam, ketika Haura baru selesai membalutkan lapisan perban terakhir ke betis Kenta.

"Sudah enggak papa?" Amari langsung bertanya selagi Haura memasukkan peralatan P3K ke dalam kotak.

"Sejauh ini baik-baik aja. Nanti setiap empat jam sekali, perbannya dilepas dan dikasih obat lagi, ya," kata Haura sambil memberitahu beberapa jenis salep dan obat yang harus diminum Kenta. Amari dan Jauza mendengarkan dengan saksama penjelasan singkat itu, sementara Ivan, yang sejak tadi sengaja berdiri agak jauh dari kamar, tak mau repot menyembunyikan ekspresi jengkel lantaran dia mengetahui kawan-kawannya secara sembrono malah menyeret Haura ke rumah mereka.

"Mas Kenta gimana keadaannya?" Haura bertanya pada Kenta yang sedang berbaring di kasur. Rautnya sudah tidak setegang dan sepucat tadi, tetapi masih ada sisa-sisa kelelahan yang terbayang.

"Sekarang jauh lebih baik," kata Kenta. "Makasih banyak, Haura."

"Kalau gitu sekarang aku ...."

"Kita buatin kamu minum dulu," Jauza tiba-tiba menyahut. Sebelum Haura sempat menjawab, Amari bertindak lebih sigap dan peka; anak itu berlari keluar kamar dan sepertinya langsung menuju dapur.

Haura menjadi tidak enak sendiri. Bukan karena dia merasa sungkan karena dibuatkan minum, tetapi karena sejak tadi gadis itu ingin sekali menyudahi pandangan menghakimi dari Ivan.

𝐀𝐍𝐆𝐄𝐋'𝐒 𝐂𝐈𝐑𝐂𝐔𝐒 (𝐒𝐔𝐃𝐀𝐇 𝐓𝐄𝐑𝐁𝐈𝐓) Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz