Chapter 35

55.3K 3.9K 932
                                    

P E M B U K A

Kasih emot dulu buat chapter ini :))

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kasih emot dulu buat chapter ini :))

Ramein lagi, ya 🤺

***

Pada dasarnya Manggala memang bukan pria romantis. Ia hanyalah pria kaku, tak vokal mengutarakan perasaan, juga kurang ekspresif. Jangankan pada lawan jenis, pada anak-anaknya saja masih minim. Jadi, sekalipun sudah resmi menjadi sepasang kekasih, perlakuannya pada Viola tak banyak perubahan.

Selain di ranjang atau saat hanya berduaan saja, pria itu masih malu untuk menjadi pemain penyerang pertama. Selalu ragu setiap kali hendak menunjukkan perasaan secara terang-terangan. Perhatian yang diberikan pun dicicil sedikit demi sedikit. Di beberapa momen ketika memberi sesuatu, ia sampai harus melibatkan Askara. Memanfaatkan bocah itu untuk dijadikan kurir dadakan pengantar barang darinya untuk Viola.

Di depan anak-anak—terutama Kala—Manggala juga masih menjalankan peran sebagai pria baik-baik yang sangat menjaga diri. Bertingkah sok alim seolah tidak pernah menggempur kekasihnya sampai nyaris pingsan di jam 2 pagi. Lebih banyak menghindar bahkan sampai menolak melakukan kontak fisik, seperti bukan Manggala yang pernah membiarkan kejantanannya tetap berada dalam milik Viola. Digoda dengan cara apapun, pertahanannya tetap kokoh. Nawasena Manggala benar-benar andal mengontrol diri, menyembunyikan gairah yang begitu membara. Pun pandai mengatur waktu kapan mulai menunjukkan geloranya sebagai seorang pria.

Ada kalanya, Manggala dibuat kewalahan memiliki kekasih seperti Viola yang mencintainya dengan cara paling ugal-ugalan. Manggala yang pernah tak diharapkan, selalu diabaikan, jelas tak terbiasa dicintai dengan cara sebar-bar ini. Ia butuh waktu untuk beradaptasi menjalani hari-hari penuh sayang menjadi kekasih Viola. Juga untuk menghadapi keberanian, kecentilan, dan kebinalan perempuan itu yang semakin menjadi. Percayalah, sisi binal Viola saat statusnya hanya sebatas pengasuh Askara, tidak ada apa-apanya dibanding sekarang. Ada saja tingkahnya yang membuat Manggala horny.

Terlepas dari semua itu, Viola adalah pasangan yang baik—terbaik menurut versinya. Darinya, ia diajari untuk berbagi cerita. Hal yang belum pernah dilakukan selama ini. Manggala yang terbiasa diam memendam semua sendiri, perlahan mulai berani bersuara tanpa takut diabaikan karena ada telinga Viola.
Kekasihnya tak pernah keberatan, selalu mau mendengar dari cerita paling ringan sampai krusial sekalipun tanpa penghakiman. Hebatnya lagi, perempuan itu tak berubah apalagi pergi. Padahal yang diceritakan adalah bagian kekurangannya, segala keterbatasannya, serta keluhan tentang masalah yang akhir-akhir ini terjadi. Alih-alih pergi, Viola justru tunjukkan sisi peduli lebih banyak lagi. Menjadi support system nomor satu, meyakinkannya yang selalu banyak ragu, dan selalu menghargai prosesnya bahkan tak segan membantu melewati. Melibatkan diri dalam kesulitanya. Ditambah bagaimana keras usaha Viola yang berusaha ingin selalu menyenangkannya, juga ingin tahu lebih banyak lagi tentangnya. 

Naughty NannyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang