Chapter 11

82.1K 5.4K 643
                                    

P E M B U K A

Sebelum baca, kasih emot dulu buat chapter ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sebelum baca, kasih emot dulu buat chapter ini

***

Manggala cengo.
Sulit untuknya percaya dengan apa yang terjadi di hadapannya sekarang. Seorang Kala Renjana si pemalas, tengah melakukan pekerjaan rumah tanpa diperintah. Biasanya, diperintah pun belum tentu mau. Manggala sering berakhir melakukan apa-apa sendiri karena perintahnya selalu saja diabaikan. Saking tidak percayanya, pria itu sampai meminta dicubit oleh bocah yang sedang digendong. Baru setelah merasakan sakit karena cubitan kecil penuh tenaga dari Askara, Manggala percaya kalau ini bukan bagian dari mimpi.

"Kala?" panggilnya menginterupsi kegiatan remaja yang sedang berjinjit, berusaha membersihkan ujung lemari dengan kemoceng di tangan kanan diiringi suara gerutuan tidak jelas.

Yang dipanggil menoleh dan langsung mengerang kesal melihat kondisi lantai yang baru saja dibersihkan.
"Papi! Itu belum kering, kenapa diinjek sih? Tuh, kan, kotor lagi! Susah banget loh ngepelnya dari tadi nggak bersih-bersih. Ada aja yang kotor," keluh Kala sudah sangat lelah dengan pekerjaan yang dibebankan oleh pengasuh rasa nyonya besar di rumah ini. Kalau bukan karena ancaman sialan, Kala tidak sudi diperbudak perempuan menyebalkan itu. Padahal agenda pagi hari saat libur adalah bermalas-malasan. Bukan malah cosplay menjadi pembantu begini.
Ingatkan Kala untuk membalas perbuatan Viola dengan cara paling keji. "Kalau kotor lagi, aku yang dihujat sama Tante Viola, Pi," sambungnya dengan nada frustrasi.

"Viola yang nyuruh kamu ngepel?"

"Iya! Asal Papi tau, Tante Viola nggak cuma nyuruh aku ngepel sama beresin ruangan ini. Sebelumnya aku udah nyapu semua ruangan, beresin kamar adek, buang sampah ke depan, sama nyuci baju. Papi juga harus tau kalau semalem aku nginep di rumah Tante Viola dan paginya dibangunin jam setengah lima. Bayangin! Lagi enak-enaknya tidur malah disuruh bangun. Emang udah gila tuh orang! Papi aja nggak pernah gitu."

"Kamu kenapa mau disuruh-suruh?" selidik Manggala curiga ada sesuatu. Seorang Kala tidak mungkin sepatuh ini tanpa sebab. Terlebih pada Viola yang hanya sebatas pengasuh.  "Biasanya juga nolak atau bilang nggak bisa kalau disuruh sama Papi."

"Aku udah nolak, tapi dipaksa bahkan sampe diancem." Kala tidak sepenuhnya berbohong, kan?
"Aku juga udah bilang kalau nggak bisa ngepel dan lain-lain, eh malah tetep dipaksa. Diajarin dulu sampe bisa. Mana cara ngajarinnya nyeremin banget kayak latihan militer. Huaaa Papi! Aku nggak suka sama Tante Viola! Tante Viola kejam banget."

Kemoceng di tangan dan kain yang tersampir di bahu kiri, Kala banting ke lantai dengan kasar lalu diinjak-injak untuk menyalurkan kekesalan. "Aku nggak mau---"

"Ekhem."

Kontan tubuh Kala berhenti bergerak, mematung hanya karena mendengar deheman Viola. Dengan gerakan pelan, remaja itu menoleh. Mendapati seringai iblis dan isyarat yang Viola berikan, Kala cepat-cepat memungut kemoceng dan kain lalu melanjutkan pekerjaan kembali. "I-ni bentar lagi selesai. Habis ini ngapain, Tante?"

Naughty NannyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang