30. 👻 (end)

13.8K 767 70
                                    

Nathan masuk kedalam kamar setelah pulang dari rumah sakit, kamar yang dulunya menjadi kamar Laila, pria itu mendekati meja belajar milik Laila duduk di kursi, pria itu sengaja meminta agar tidak membuang satu pun barang-barang milik Laila yang ad...

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Nathan masuk kedalam kamar setelah pulang dari rumah sakit, kamar yang dulunya menjadi kamar Laila, pria itu mendekati meja belajar milik Laila duduk di kursi, pria itu sengaja meminta agar tidak membuang satu pun barang-barang milik Laila yang ada di kamar, "La, maaf", gumam pria itu membuka laci meja belajar menautkan alis melihat sebuah buku diary berwarna biru di dalam sana.

Penasaran pria itu mengambil membaca sampul tersenyum tipis, "kepunyaan Laila Tri Utami", pria itu perlahan membuka, mata Nathan membelalak melihat lembar pertama, dada pria itu bergemuruh, jantung berdetak tidak karuan, di lembar pertama ada foto Nathan tertempel di sana menggunakan seragam SMP.

Hati Nathan terasa di remas melihat lembar berikutnya ada fotonya tertempel di sana dengan tulisan indah di bawah foto.

"Cowok pertama yang membuat gue merasakan debaran berbeda".

"La", panggil Nathan lirih menahan tangisan mengusap lembut buku diary di tanganya.

Pria itu kembali membuka lembar berikutnya, seperti sebelumnya ada foto Nathan dengan tulisan di bawah.


"Sekarang gue sadar, gue jatuh cinta untuk pertama kali, pada cowok yang fotonya tertempel di atas, yang membuat gue senang dia juga punya perasaan yang sama, itu kata Daffa hehee"

Dduuuuaaaarrrrr


Jantung Nathan terasa berhenti berdetak menggelengkan kepala tidak percaya, nyatanya Laila mengungkapkan perasaanya pada Gandy tepat di hadapan Nathan dan yang lainnya, kenapa diary Laila berisi foto Nathan ?

Semua lembaran berisi foto Nathan dengan ungkapan cinta di bawah foto, air mata Nathan keluar membasahi pipi, perasaan cowok itu terbalaskan, Nathan menyeritkan dahi membaca tulisan di bawah foto di lembaran terakhir.


"Gue harus apa sekarang ? Rama, musuh Nathan mengancam gue, meminta agar gue mengungkapkan perasaan pada salah satu sahabat Nathan di hari perpisahan nanti, kalau gue tidak melakukan hal itu, Rama akan berbuat nekat di hari perpisahan, membuat Nathan celaka dan mempermalukan kedua orang tua Nathan, Rama mempunyai satu vidio yang bisa menghancurkan kehidupan Nathan dan kedua orang tuanya, gue tidak mau hal itu terjadi, tapi jika gue memgungkapkan perasaan pada sahabat Nathan sama saja menyakiti diri sendiri"


Nathan menepuk dadanya benar-benar merasa lemas, nyatanya Laila berkorban demi kehidupan Nathan namun pria itu membalas dengan sesuatu yang begitu keji, "La maaf", isak pria itu memeluk diary milik Laila, sekarang Nathan paham kenapa Laila berani mengungkapkan perasaan di hadapan yang lain, ancaman Rama tidak pernah main-main, sudah berapa kali Nathan hampir celaka karena perbuatan Rama saat masih SMP dulu.

"Maafin gue La, maaf", racau Nathan benar-benar terlihat begitu hancur sekarang, perlahan pria itu berdiri keluar kamar, turun kebawah membuka pintu, angin berhembus menyambut disertai hujan yang turun begitu deras tanpa menghiraukan, Nathan mengambil motor di sana menancap gas menerobos hujan menuju pemakaman umum.

Sampai di sana Nathan masuk dengan perasaan sakit, sesekali mengusap wajah menghalau air hujan setelah sampai di depan gundukan tanah milih Laila tubuh Nathan luruh kebawah terisak tidak peduli dengan pakaiannya terkena lumpur, "La maaf, La, Laila maaf".

Nathan mengecup nisan Laila sebelum memeluk begitu erat seakan yang dia peluk itu Laila, pria itu tersentak tidak merasakan tetesan hujan lagi mendongak melihat payung berwarna hitam menaunginya, perlahan pria itu menoleh di sana seorang wanita tengah berdiri menggunakan kaca mata hitam.

Nathan berdiri lemas menautkan alis bingung, wanita itu membuka kaca mata membuat pria itu membalalak kaget wanita di hadapannya benar-benar terlihat mirip dengan Laila namun versi dewasa, Nathan menarik wanita itu kedalam pelukan sampai payung hitam jatuh kebawah membuat keduanya terkena air hujan.

"Laila", gumam Nathan, wanita itu terlihat tersenyum tipis menatap gundukan di sana.

"Maaf gue bukan Laila", ujarnya mencoba melepas pelukan, "maaf", ujar Nathan meringis melepas pelukan merasa tidak enak tiba-tiba memeluk.

"Lo Nathan kan ?", tanya wanita itu membuat pria itu menyeritkan dahi heran dari mana wanita itu mengetahui namanya.

"Kenalin gue Naura, sebelum gue datang ke sini gue sudah bertemu dengan Juwita terlebih dahulu", ujar Naura.

Nathan benar-benar bingung sekarang, "gue tahu lo sekarang kebingungan, awalnya juga gue bingung, tiga bulan terkahir ini gue sering di datangi seorang wanita dimimpi gue membawa anak kecil yang begitu tampan, wanita itu meminta gue untuk menemui orang yang bernama Nathan menjadi pengobat pelipur lara setelah 20 tahun merasakan sakit, wanita itu juga memberi tahu agar gue menceritakan mimpi gue pada Juwita".

"Mungkin lo akan mengatai gue gila hanya saja wanita itu selalu menampilkan wajah lo di dalam mimpi gue sampai akhirnya gue merasakan sesuatu yan___", Naura berhenti berbicara, pria itu tiba-tiba mendekap tubuhnya begitu erat, perlahan wanita itu membalas menatap gundukan Laila sekali lagi.

"Impian terkahir lo akan terwujud La, gue akan membahagiakan Nathan".

•••

SELESAI

Ghost Class Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin